"Mual?" tanya Hyeri saat menyendok suapan kedua untuk Tzuyu. Gadis itu mengangguk kemudian menghela napas. Ia cukup lelah dengan rasa mual itu. Masalahnya, dalam otak ia membayangkan banyak makanan. Namun, semuanya percuma. Ia tetap hanya merasakan bubur di lidahnya.
Hyeri meletakkan mangkuk itu. Ia sebenarnya sedih melihat Tzuyu yang biasanya tak bisa diam, kini harus duduk di atas ranjang dengan wajah yang pucat. Suaranya juga terdengar parau. "Kau harus makan lalu minum obat."
"Mungkin akan berbeda jika Jungkook Oppa yang menyuapiku."
Hyeri memutar malas matanya. "Bukankah kau yang bilang ingin berpura-pura? Jika dia kemari, dia akan tahu jika kau adalah tuan putri."
Tzuyu mengerucutkan bibir. Ucapan Hyeri ada benarnya. Namun, ia sungguh ingin bertemu lelaki itu. Mungkin ... Kondisinya akan sedikit membaik. Ia rela menahan mual jika Jungkook menyuapinya. Namun, ia merasa itu cukup mustahil. Apalagi, ia sudah bertekad merahasiakan identitasnya.
"Kau punya halusinasi tinggi 'kan? Bayangkan saja pria itu ada di sini."
"Tidak bisa ...."
Hyeri terkekeh kemudian kembali meraih mangkuk itu. "Kau harus makan agar bisa bertemu dengannya. Saat kau kembali sehat, kau bisa ke sana."
"Tidak. Rasanya sangat mual."
Hyeri menghela napas. Haruskah ia pergi ke sana, bertemu dengan Jungkook lalu memintanya untuk membuatkan bubur? Tidak, bukan? Namun, jika terus seperti ini, ia tak yakin Tzuyu akan makan.
"Apa Jisoo tahu kau sakit?"
Tzuyu menggeleng. Lagi pula, untuk apa ia memberitahu Jisoo? Lagi pula, hari ini sekolah libur. Jisoo tidak akan menghubunginya dan tentu saja tidak akan tahu jika ia sedang sakit. "Sebaiknya jangan. Dia sama sepertimu jika aku sakit. Dia akan membuat keributan. Baiklah, aku akan makan."
"Biar kuingatkan lagi. Kau tidak boleh berusaha terlalu keras. Kau mungkin bisa sakit secara fisik seperti ini dan sakit hati. Cintai dia sewajarnya."
"Kau belum pernah jatuh cinta sepertinya. Cobalah jatuh cinta, maka kau akan mengerti apa yang kurasakan," ujar Tzuyu. Ia sebenarnya cukup kesal karena Hyeri tidak mendukungnya. Ia tahu, semuanya akan rumit. Namun, selama ia bisa mengatur segalanya dengan baik, tak akan ada masalah. Soal restu, ia akan pikirkan nanti. Yang jelas, ia akan mendapatkan hati Jungkook bagaimana pun caranya.
"Kau saja sudah membuatku pusing, Tzuyu. Bagaimana aku bisa bertemu pria lalu berkencan? Ayo, makan lagi."
"Ah, Eonni ... Jangan memaksa. Kau bilang satu suap lagi."
"Dikali sepuluh. Ayo buka mulutmu."
💎💎💎
Jungkook nampak memeriksa balai desa. Ia mengerutkan dahi saat mendpaati tempat itu sepi. Padahal, biasanya akan ada pembelajaran dan tentunya Tzuyu. Namun, kali ini tidak ada.
Lelaki itu kemudian menghentikan seorang anak laki-laki yang sedang membawa layangan. "Apa tidak ada sekolah hari ini?"
"Hari ini libur."
Dari kejauhan, Jisoo tersenyum. Ia merasa cukup bangga karena Tzuyu ternyata mampu meluluhkan hati Jungkook yang sekeras batu. Ini sungguh kali pertamanya melihat Jungkook seperti merindukan seseorang. Biasanya, lelaki itu akan bersikap biasa saja meski tak dikejar oleh gadis-gadis itu. Namun, nampaknya untuk Tzuyu, itu merupakan kasus khusus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You? [End]✅
FanfikceAn original Wattpad story by shine_Janie. Read on WATTPAD SITE! Cinta memang selalu datang dan pergi semaunya. Bahkan ia juga bisa berlabuh di situasi dan kondisi yang benar-benar tak memungkinkan. Seperti yang dirasakan Jeon Jungkook. Ia tak menya...