Lupakanlah🌷

324 63 3
                                    

"Akan aku nantikan hari itu, di mana aku bangkit karena telah mampu melupakanmu, atau di saat kau terpuruk dan menyadari tak bisa melupakanku."
-Google-

🌺🌺🌺🌺🌺🌺
..
..

Happy Reading💚
.
Semakin hari hubungan gino dan haico pun semakin dekat . Gino yang selalu menghantar haico ke kampus , lalu menurunkannya di dekat warung mang ucok . Sesekali gino juga menjemput haico bekerja jika haico tak keberatan . Bukan apa-apa haico tak ingin menjadi bahan gosip dikampus . Haico pun merasa nyaman dekat dengan gino . Haico tak menyangka gino memiliki kepribadian yang cukup menyenangkan membuat pembicaraan mereka mengalir begitu saja .

"Udah sampai" sorak gino menghentikan mobilnya didekat warung mang ucok .
"Hahaha makasih gino" tawa haico yang lalu turun dari mobil gino melanjutkan perjalanannya kekampus dengan berjalan kaki .

Melangkahkan kakinya dikoridor kampus , tentu saja dengan bisikan yang sudah biasa haico dengar . Haico pun memutarkan bola mata nya malas dengan ucapan yang keluar dari mulut mahasiswa lain yang mencap dirinya sebagai wanita murahan . Apa mereka pernah melihat haico bernegoisasi mengenai tubuhnya? Apa mereka pernah memergoki haico melakukan hal yang tak pantas? Tentu saja jawabannya tidak , karna haico memang bukan seperti yang selalu mereka lontarkan selama ini .

Tinggal satu belokan lagi maka haico akan sampai dikelasnya . Namun langkah kaki itu terhenti melihat pemandangan yang begitu sesak didadanya . Ini masih pagi apakah haico harus menangis lagi? Tuhan biarkan wanita ini melewati satu hari saja tanpa ada airmata yang menemaninya .

Tubuh haico mendadak kaku dengan tangan yang memegang dadanya nyeri . Christ dan angela tengah berciuman di tangga yang sepi . Tangan christ yang menahan tengkuk angela lalu satu tangannya lagi merayap menyentuh gunung kembar milik angela . Sementara angela kedua tangannya melingkar mesra dileher christ dengan sesekali mendesah akibat remasan tangan christ didada nya . Aksi keduanya membuat mereka tak sadar akan sosok haico yang menatap nya nanar .

Christ yang mengetahui kehadiran haico pun tersenyum dengan bibir yang masih bertaut dengan bibir angela yang kenyal . Ada sesuatu yang menggelitik dihati christ melihat reaksi haico yang menahan tangisnya . Satu hal yang christ tau sekarang bahwa haico masih mencintainya . Sebuah ide pun terlintas dibenak christ dengan memperdalam tautan keduanya sengaja ingin melihat reaksi haico .

Tak berselang lama Haico pun melanjutkan langkah kakinya menuju kelas yang sempat tertunda akibat pemandangan yang menyesakkan dada nya pagi ini . Mendudukan dirinya di bangku ujung kelas , seperti biasanya menatap jendela yang menyuguhkan langit yang mendung . Ah sial , lagi dan lagi langit seolah tau apa yang dihati haico saat ini . Apa langit pernah terluka tanya haico dalam hatinya .

******

Rangga duduk dikursi kebesarannya . Lelaki yang berusia tiga puluh dua tahun itu terlihat tak fokus dengan dokumen diatas mejanya . Berkali-kali lelaki itu membolak-balikkan lembaran dokumen itu lalu melepaskan dengan frustasi . Menyandarkan tubuhnya dibelakang kursi kerjanya dengan mata yang terpejam . Ingatan itu begitu jelas terekam dibenak rangga . Setiap kali rangga berusaha untuk melupakannya justru saat itulah rangga akan mengingat kenangan pahit itu lagi .

Kreekk!

Suara pintu yang berdecitan dengan lantai membuat rangga membuka matanya perlahan dengan pandangan yang mengarah kepintu .
"Kamu kenapa?" tanya keke
"Enggak , sedikit pusing" jelas rangga meneggakkan tubuhnya kembali
"Makanya jangan cuma pacaran sama kerjaan aja , sekali-kali keluar gitu" gerutu keke menatap putranya
"Gimana kalau kamu temenin mama makan?" tawar keke dengan mata yang berbinar . Rangga nampak memikirkan tawaran keke .
"Yaudah" singkat rangga menyetujui ajakan sang mama . Berdiri lalu merapikan jas nya , berjalan menghampiri keke yang tersenyum lebar .

Air Mata Haico DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang