Helai maroon 2

150 7 2
                                    

Lanjott...


































































































"onegai" suara yaya semakin melirih

Yaya panik namun juga merasa cukup sakit mengingat keadaannya kini.  Kening yang terus mengeluarkan darah segar.  Pipi lebam,  ceceran helaian maroon yang tidak sedikit dilantai ruangan itu.

Yaya bukan memohon untuk mereka berhenti menyiksa dirinya.  Dia bahkan tetap diam bahkan ketika kepala, tangan, kaki,  seluruh anggota tubuhnya disiksa.

Yaya memohon agar mereka tidak terus membeberkan fakta bahwa orang tuanya telah meninggal.

Ya,  benar kematian orang tuanya tidak ada yang tahu hingga saat ini kecuali oleh yaya,  fang,  kaizo,  kedua orang tua kaizo,  dan empat orang yang sedari tadi mengelilingi nya.

Publik hanya tahu bahwa orang tua Yaya kini sedang menetap tanpa memberi tahukan dimana tepat mereka menetap saat ini.  Sedangkan arga,  sang adik.  Hanya tahu bahwa orang tuanya rindu mereka tapi tidak dapat menemuinya untuk saat ini.

"berhenti hh,  berbicara hh hal itu hh. "

"Kenapa hah?!  Kau takut adikmu mendengar dan dia akan merebut semua aset keluarga mu dari tangan mu,  iya?!  IYA?! "

"tidak hhh" lirih yaya

"JIKA BUKAN KARENA MU,  SAHABATKU MASIH HIDUP,  HARUSNYA MEREKA TAK USAH MEMILIKI ANAK SEPERTI MU"

"IBLIS"

"BENCANA"

Yaya yang merasa bahwa mereka semakin tidak mendengarkan nya mulai bangkit dan menarik napas untuk mengumpulkan tenaga dan suaranya.

"BERHENTI ATAU KU HANCURKAN SEMUA ASET KEKAYAAN YANG KALIAN MILIKI"

Hening.

Bungkam nya mereka diambil kesempatan oleh yaya untuk mengambil napas lebih luas dan banyak.

Manusia lain dalam ruangan itu memilih diam, mereka tertegun akan ekspresi Yaya dalam mengucap kata demi kata.

"CIH, Kau kembali mengancam kami dengan kata-kata sampah mu itu, hah?! "

"aku tidak berbohong" tegas Yaya

Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam, terkecuali Yaya tentunya.  Mereka terdiam akan sorot mata Yaya yang seakan berkata 'kau tak percaya padaku?Bodoh! '

"CIH, baik kita akan pergi,  tapi bila kau membuat arga kembali terluka,  kami akan membuat mu mengalami lebih dari ini"

Dan setelah jatuhnya ucapan itu,  derap langkah  untuk keluar dari ruang itu pun terdengar begitu jelas.  Setelah memastika 'tamu'nya sudah benar-benar pergi Yaya mulai memperbaiki penampilannya.

Kepalanya tertoleh ke arah jendela kaca hitam miliknya,  memantulkan keadaannya dirinya.  Bibir yang sobek, pergelangan tangan yang lebam karena di benturkan dengan keras ke sudut meja kerjanya oleh orang-orang tadi, pipi yang tadinya bersemu merah menjadi kehitaman,  dan yang paling parah kepalanya yang terus mengeluarkan darah karena benturan dan tarikan helai rambutnya hingga lepas begitu banyak.

Memperhatikan penampilannya dengan begitu khidmat Yaya menyadari bahwa pandangannya semakin lama semakin berkunang parah.  Dan...






.

.

.

.




























TO BE CONTINUED









HALOO EVERYBODY,  NMA HADIR LAGI NIH LANJUTIN CERITA INI YANG BIKIN KALIAN MUNGKIN DAH BOSEN NUNGGUINNYA.  BUT, KARENA KEMAREN UFAH TUU YAA ROMANTIS NYA SEKARANG NMA BAKAL LANJUTIN SEDIHNYA.

MAAF YA  KALO KALIAN KURANG NGERASA FEELNYAA, BUT I WILL TRY AGAIN,  FOR BEING BETTER.

VOTE AND KOMENT GUYSS.

To You( Yaya X...)  [pindah Akun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang