Ketika Sunghoon tiba di rumah Jungwon, ia langsung masuk begitu dibukakan pintu oleh seorang wanita parubaya yang merupakan asisten rumah tangga di sana. Sunghoon bergegas menuju ke kamar Jungwon, namun tak menemukan sosok sang sahabat di sana.
Ternyata Jungwon memilih untuk mengungsi ke kamar lain, duduk di atas kasur untuk menenangkan diri. Pemandangan yang ia lihat beberapa waktu lalu benar-benar mengganggu, membuatnya dibalut takut.
"Kenapa bangkainya belum dibersihin?" tanya Sunghoon sambil berdiri di pinggir kasur tempat Jungwon duduk.
"Nggak berani," jawab Jungwon usai meneguk segelas air putih hangat yang baru Sunghoon bawa dari bawah.
"Kenapa nggak suruh bibi buat bersihin?"
"Bibi udah tua, kasian kalo disuruh bersihin itu."
Benar, Sunghoon juga tak tega jika harus melihat asisten rumah tangga Jungwon yang sudah cukup rentan itu membersihkan bangkai tikus sendirian.
Sunghoon lantas menelfon Heeseung, memintanya datang ke rumah Jungwon dengan alasan ada sesuatu yang penting. Dan dengan rasa panik sekaligus penasaran, Heeseung datang sesuai permintaan.
"Lo nyuruh gue dateng buat bersihin bangkai tikus?" tanya Heeseung kala Sunghoon memintanya membersihkan bangkai tikus di kamar Jungwon, usai menceritakan apa yang terjadi.
Sunghoon menyengir tanpa dosa. "Lo kan paling tua."
"Korelasinya apa? Nggak usah bawa-bawa umur, kita cuma beda setahun."
Heeseung kesal, namun nyatanya ia tetap menurut dan membersihkan bangkai yang ada di kamar Jungwon, membuangnya ke tong sampah depan rumah dan mengepel lantai hingga tak lagi tercium bau darah.
Dan tak lama setelah itu, yang lain datang karena Sunghoon telah menghubungi mereka selagi Heeseung bersih-bersih.
"Lo telat nelfon mereka, gue udah selesai," protes Heeseung, kesal karena Sunghoon terlambat menghubungi yang lain sehingga dirinya harus mengurus bangkai seorang diri.
Sunghoon hanya tertawa, tak merasa berdosa dan memilih untuk kembali ke kamar Jungwon usai mengambil air minum di dapur, meninggalkan Heeseung yang sedang mencuci tangan di wastafel.
"Orang yang ngasih teror ini beneran nyari mati." Jay terlihat marah setelah tahu apa yang terjadi dari mulut Jungwon langsung. "Gue bakal laporin ke polisi."
Siapapun yang mengirim kotak berisi bangkai tikus penuh sayatan hingga badannya terbelah dan penuh darah kepada Jungwon, harus ditangkap. Jay merasa pengirimnya adalah orang yang berbahaya.
"Gimana mau ngelaporin? Barang buktinya udah nggak ada," sahut Jake, mengingatkan Jay jika bangkai yang Jungwon dapatkan telah dibuang oleh Heeseung.
Jay mengusap wajahnya kasar, baru sadar jika bangkai yang menjadi barang bukti penting sudah tak ada.
"Kak!" Jay sedikit berteriak, membuat Heeseung yang baru masuk ke kamar sedikit terkejut. "Bangkai tikusnya lo buang ke mana?"
"Tong sampah depan," jawab Heeseung sambil mendekat ke yang lainnya.
"Ambilin lagi dong."
"Hah?" Heeseung menatap Jay bingung. "Maksud lo?"
"Gue mau bawa masalah ini ke polisi, jadi butuh bangkai itu buat jadi barang bukti."
"Kalo gitu ambil aja sendiri, kok nyuruh gue?" balas Heeseung, sedikit kesel karena terus disuruh-suruh.
Heeseung jadi merasa dirinya bukan yang tertua karena terus diperintah oleh yang lebih muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hypocrite | Enhypen
Fanfiction"Lo pernah denger istilah hipokrit, nggak?" •••• Katanya, tak semua hubungan persahabatan akan bersih dari pengkhianatan. Sekelompok pemuda dengan jumlah tujuh tak terlalu menghiraukan itu, karna persahabatan mereka berjalan dengan baik selama ini...