"Mengakhiri masalalu dengan senyuman, menjadikan kepahitan di dalamnya sebagai pelajaran hidup, mengikhlaskan dan memaafkan bisa membuat hati lebih tenang tanpa adanya rasa kebencian."
-Agaraya-
Bintang dan Raya masih ada di tepi pantai.
"Ray, elo mau eskrim ga? Gue beliin," ajak Bintang dengan lemah lembut. Entah mengapa semenjak dia dan Raya damai kini laki-laki berubah 180 derajat dari sebelumnya.
'Ga nyangka di balik sikap dinginnya, suka bikin onar, ternyata dia hangat juga' batinnya tertegun melihat perhatian dari Bintang.
"Gue eskrim vanila deh," balasnya.
Bintang hanya mengangguk kepalanya lalu menghampiri penjual eskrim yang letaknya tak jauh dari sana. Suasana masih sepi mungkin karena ini siang juga bukan hari libur.
Raya lebih memilih menaiki ayunan seperti sebelumnya, dia tak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini karena belum tentu besok dia bisa kesini lagi.
"Mang, beli eskrim vanila satu sama eskrim cokelat satu," tuturnya.
Penjual eskrim itu memberikan sekantung plastik yang berisi eskrim yang dipilihnya.
"20 ribu, Dek."
Bintang memberikan selembar uang kertas berwarna biru. "Kembaliannya ambil aja, Mang."
"Makasih, Dek."
Bintang membalasnya dengan senyuman dan menghampiri gadis itu.
"Sama-sama Mang."
"Ray, ini eskrimnya." Bintang menyodorkan eskrim vanila pada gadis itu.
"Makasih." Raya dan Bintang menikmati eskrim yang dipilihnya.
"Tang, elo tahu nggak kenapa gue suka eskrim vanila?" Raya mengajak laki-laki bicara setelah eskrim mereka habis.
"Emang kenapa?" Bintang mengangkat dagunya ke atas.
"Karena ada hal tentang diri gue yang ada dalam es krim vanila."
Gadis itu membuat Bintang bingung dengan kata-katanya. Memang sudah menjadi hobinya bikin orang harus berpikir keras agar bisa merespon pernyataan darinya.
"Maksud elo makna dalam eskrim vanila?" tanyanya yang dibalas anggukan kepala gadis itu.
"Emang makna eskrim vanila bagi elo apa?" Bintang menarik salah satu tangan gadis itu mengajaknya duduk di kursi dekat pantai.
Raya hanya mengikuti ajakan laki-laki itu, lagipula dia tidak tega membiarkannya berdiri mulu sementara dirinya bisa duduk manis di ayunan.
"Gue suka eskrim vanila karena menggambarkan kesederhanaan dan ga suka hal-hal yang ribet. Sederhana tapi tenang dan bahagia daripada mewah penuh kepalsuan dan penghianatan." Gadis itu memberikan penjelasan membuat Bintang tertegun dia tak menyangka bahwa dia bisa menjadi hangat.
Mungkin karena dulu suasana dan keadaannya tidak mendukung. Waktu itu juga mereka masih labil dan belum mengerti apa yang harus dilakukan.
Memang takdir Allah lebih indah daripada yang diminta. Allah memang tidak memberikan apa yang kita minta. Justru Allah akan memberikan yang terbaik buat kita bukan apa yang diinginkan. Sebab keinginan yang dikira baik belum tentu baik.
"Gue baru tahu ternyata maknanya sedalam itu," balasnya.
"Iya, emang yang elo tahu apa?" Goda Raya membuat Bintang ingin sekali mencubit pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agaraya [END]
Teen Fiction"𝙺𝚒𝚝𝚊 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚔𝚒𝚛 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚒 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚞𝚔𝚊." ㅡ𝙰𝚐𝚊𝚜𝚊 𝙷𝚊𝚛𝚢𝚖𝚞𝚛𝚝𝚒ㅡ Aga dan Raya tidak salah hanya ingin saling menjaga justru berujung kesalahfahaman karena yang salah adala...