"Apa!" Teriakan Sasuke membuat Ino terkejut dan terbangun dari tidurnya.
Ino membenarkan posisinya yang tertidur di paha Sasuke menjadi duduk disampingnya.
"Kenapa?" Tanyanya penasaran, pasalnya wajah Sasuke tampak kacau, keringat membanjiri keningnya serta nafasnya tersengal tak beraturan.
Sasuke menundukkan wajahnya seraya mengacak-acak rambutnya frustasi, bahunya mulai bergetar. Handphone yang tadinya ada dalam genggaman Sasuke, meluncur jatuh kelantai.
"Sakura, pesawatnya jatuh." Lirih Sasuke.
Ino menutup mulutnya tak percaya "Lalu bagaimana?"
Sasuke menggeleng lemah. Ino mengelus bahunya lembut, mencoba menenangkannya. Tak ada kata-kata penghiburan yang bisa Ino berikan karena dia bukanlah tipe orang yang pandai merangkai kata-kata. Jadi yang mampu dia berikan hanyalah pelukan hangatnya.
"Mau kemana?" Kaget Ino melihat Sasuke yang tiba-tiba berdiri menyambar jaket dan kunci mobilnya.
"Mau jemput Saki, pasti sekarang dia udah nunggu aku disana." Ucap Sasuke sambil memakai jaketnya.
Ino ikut berdiri dan menarik paksa jaket Sasuke "Gak, kamu gak boleh kemana-mana."
"Cuma sebentar, Saki pasti marah kalau aku telat jemput dia. Kamu tau sendiri kan kalau dia sudah ngambek gimana, bakal hancur apa yang ada didepan matanya."
"Kamu ngomong apa sih Sas? Kamu ngelantur deh."
"Ah, atau dia udah nangis sekarang, mana ini sudah malam pasti dia ketakutan ngira ada hantu dibelakangnya. Aduh, tadi kan hujan dia gak bisa kena air hujan, langsung demam nanti. Dia pakai jaket gak ya? Itu anak memang teledor banget, sudah berapa kali diingatkan kalau mau kemana-mana harus bawa perlengkapan yang lengkap tapi gak pernah dengerin. Sekali sakit bikin heboh semua orang, Huh.. Dasar Saki."
Sasuke terus merancau tak jelas sesekali disertai kekehan membuat Ino menatap heran tunangannya itu. Hingga lama-kelamaan kekehan itu perlahan menjadi tangisan.
Sasuke terus menyugar rambutnya kasar. Ingin rasanya ia teriak sekeras mungkin, namun ini bukan tempat yang tepat. Alhasil ia menutup rapat mulutnya dan meninju tembok sebagai pelampiasannya.
Ino menatap Sasuke dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia hanya diam melihat Sasuke yang meraung dalam diam.
Pagi kembali datang, namun keadaan masih tetap sama bahkan bisa dikatakan semakin buruk. Begitu banyak masalah yang datang padahal masalah yang kemarin belum terselesaikan.
Begitulah yang dirasakan Sasuke. Kabar duka semalam terus menghantui pikirannya, semalaman penuh ia tidak memejamkan matanya yang sangat berat dan perih.
Ia terus menatap kosong kedepan. Kacau, keadaannya tak jauh beda kacaunya dengan hatinya.
Rasa takut mendominasi nya saat ini. Pikirannya terus menerka-nerka apa yang terjadi kedepannya. Bagaimana jika tidak ada korban yang selamat? Bagaimana jika Sakura benar-benar meninggalkannya? Bagaimana cara dia hidup tanpa ada Sakura yang selalu mengusili nya? Bagaimana bisa semua ini terjadi?
Semua pertanyaan itu rasanya akan membuat Sasuke menjadi gila.
Selain ketakutan, rasa penyesalan juga menampar keras dirinya. Andai saja waktu bisa terputar kembali, maka dia tidak akan memilih untuk pergi meninggalkan Sakura meski gadis keras kepala itu menggunakan pedang untuk mengusirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone (SasuSaku Version) *END*
ФанфикCinta pertama atau persahabatan yang telah lama?