prolog

13.6K 461 3
                                    

Tubuhku masih bergelut di dalam selimut tebalku, udara disini terasa begitu dingin sehingga aku enggan untuk terbangun.

Mataku akhirnya terbuka karena jam weker sudah berbunyi berulang kali. walau enggan, aku berusaha bangun dan melihat keluar jendela, aku tidak ingin membukanya karena dingin..

Aku memang tidak suka dingin, udara dingin, cuaca dingin, air dingin, bahkan orang yang bersikap dingin pun aku tak suka.

-----

"viola, ayo dimakan sarapannya.. Nanti kakak yang nganter" ucap kak rio sambil meminum susu hangatnya, "iya" ucapku pendek lalu menghabiskan sarapanku. Setelah makan, aku dan kak rio pamit ke mama dan papa, lalu pergi.

"vio, Kok gak dipake jaketnya sih.. Ntar kalo sakit gimana?" tanya kak rio.
"ya ampun.. Kakak cerewet banget sih?" batinku.

"enggaklah kak.. Lagian aku udah SMA, masa iya kayak begini langsung sakit" belaku, "terserah kamu deh.. Kakak cuma ngingetin kalo kamu gak suka dingin loh" ucap kak rio, "iya kak" ucapku lalu aku melihat ke luar jendela.

Mungkin yang dikatakan kakak memang benar, aku benci dingin, sangat membencinya. Tapi entah mengapa aku malah ingin membiasakan diri dengan dingin, sungguh aneh tapi nyata.

"hey, mau kakak jemput gak?" tanya kak rio membuyarkan lamunanku, "enggak usah kak, vio bareng adrian" ucapku sambil memakai jaket tebalku, "oh yaudah.." ucap kak rio.

Setelah pamit ke kak rio, aku langsung berjalan ke sekolah. banyak yang menyapaku dan aku membalas sapaan tersebut dengan senyum sopan.

Hari ini adalah awal kami belajar di kelas XI, dan aku sedang mencari namaku di papan pengumuman.

Terlihat namaku berada di kelas XI 2 dan adrian berada di kelas XI 4, "kenapa harus beda kelas sih?" gumamku pelan, "kalo gak suka, ya bilang aja sana sama kepsek" ucap seseorang disebelahku, aku segera menengok ke samping. terlihat cowok tinggi, agak tampan, dan putih sedang menatapku dingin, "enggak ah, kok aku gak pernah liat kamu ya? Kamu anak baru?" tanyaku dengan nada sesopan - sopannya, cowok didepanku ini malah tersenyum mengejek ke arahku, "gak usah sok manis deh, gue gak suka tipe cewek kayak lo" ucap dia lalu pergi, "nih orang.. Udah sopan gini malah digituin, lagian siapa lagi yang suka sama dia" batinku kesal.

"kamu kenapa sih vio?" tanya adrian saat aku berada di kelas, "tadi abis ketemu cowok aneh di papan pengumuman tadi.. Udah sopan - sopan malah di bilang suka sama dia" ucapku seperti mengadu, "oh yaudah, Nanti jangan ketemu cowok itu lagi biar kamu gak kesel" ucap adrian sambil tersenyum, "okay" ucapku tersenyum manis. Setelah kami mengobrol, tak terasa bel masuk sudah berdering, adrian pun pamit untuk masuk ke kelasnya dan terlihat banyak siswa - siswi yang masuk ke dalam kelas termasuk cowok papan pengumuman menyebalkan itu.  "ngapain sih tuh cowok di kelas ini?" batinku kesal

Cowok itu berjalan menghampiriku, "eh, disini ada orangnya gak?" tanya dia datar sambil menunjuk kursi disampingku, "ada" ucapku ketus, tiba - tiba dia langsung duduk ditempat itu.
"ish, kalo gitu ngapain pake nanya segala dah" batinku kesal.

Entah mengapa baru didekatnya saja sudah membuatku naik darah seperti ini.

"nanti gue duduk sama lo sampai pergantian kelas XII" ucap dia dingin lalu membuka ponselnya, "enggak" ucapku dingin, "terserah, tapi gue bakal duduk disini" ucap dia dingin sambil fokus memainkan handphonenya, aku hanya menatap orang ini dengan tatapan tidak percaya,

Sudah di dekatnya saja membuatku naik darah, apalagi didekatnya..

Maaf banget ya, Seharusnya author ngelanjutin cerita my rival is my husband, ini malah jadi buat cerita yang baru lagi.. (soalnya lagi ada ide nih.. Gapapa kan)
Cerita ini emang aku buat lebih beda dibanding ceritaku yang sebelumnya..

So, Please give me your comment and vote ^^

Because of youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang