34. Minggu Harian Abang

249 29 12
                                    

Perlahan pintu itu terbuka, sebisa mungkin untuk tidak membuat kegaduhan atas kedatangannya sambil berusaha menahan tawa, Seok Hoon berjalan mengendap-endap masuk kedalam kamar Seok Kyung yang masih nyaman bergelung diatas tempat tidur.

Tanpa pikir dua kali, Seok Hoon lompat keatas disamping Seok Kyung hingga membuat getaran hebat pada ranjang milik gadis itu. Tapi apa yang terjadi selanjutnya, Seok Kyung tetap diam tanpa pergerakan.

Membuat Seok Hoon menghela nafas panjang dan menyibak selimut Seok Kyung kasar.

"Adek! Bangun!"

Seok Kyung dengan mata terpejam melenguh lalu mengerang. "Abang! Ini hari minggu, adek mau tidur lagi." Ujarnya sambil berusaha mendorong Seok Hoon agar menjauh darinya.

"Udah siang, adek." Tidak menyerah, Seok Hoon kembali menyibak selimut warna abu-abu ketika Seok Kyung menariknya untuk menutupi seluruh tubuh milik gadis itu.

Seok Hoon langsung menarik sang adik hingga Seok Kyung terduduk, dengan mata yang masih setia terpejam. "Adek buka matanya!" seru Seok Hoon dengan tawa diakhir sembari mengguncang tubuh Seok Kyung kuat.

"ABANG!"

"Makanya bangun. Kalo nggak bangun, kari ayamnya abang habisin." Ancamnya dan langsung turun untuk meninggalkan Seok Kyung yang mengomel sambil tertawa puas.

Berjalan menuruni tangga, begitu sampai diujung Seok Hoon berjalan cepat saat mendengar kegaduhan disana. Dirinya dibuat terkikik saat melihat sang ibu dan sang kakak yang dengan kompaknya bernyanyi-nyanyi dengan sangat bahagianya sambil menyiapkan sarapan pagi ini.

Tidak mau mengganggu keduanya, Seok Hoon duduk dimeja makan dengan tenang dan tak lupa mengarahkan fokus lensanya kearah wanita dan gadis disana yang berdiri membelakanginya, momen yang sangat langka menurutnya, meskipun terlihat sedikit tidak rasional.

"Dubab dubab dubab dubab dubab dubab dubab. Time time time yoo time, secret time, time time time yoo time, secret time."

"You're my shy shy shy boy, o oh my boy." Suryeon melantunkannya dengan spatula kayu yang digunakan sebagai mic-nya, seedangkan Song Ah mengangguk-anggukan kepala menikmati irama lagu.

"Ohh ouuh ouhh oo," Giliran Song Ah dengan kepalan tangannya sebagai ­mic,"Come on everybody, Shim Suryeon time."

"You're—"

Suryeon lantas melambaikan tangannya begitu membalikan tubuh disusul Song Ah yang ikut melambaikan tangannya ketika mendapati Seok Hoon yang tersenyum sambil memegang kamera berwarna hitam.

"Hallo, morning everybody." Sapa Suryeon riang.

"Selamat pagi. Bunda, kakak." Balas Seok Hoon tak kalah riangnya. Lantas banguan dari kursi, menghampiri kedepan konter.

"Bunda sama kakak lagi buat apa?"

"Hayo... apa?" goda Song Ah, membuka lalu menutup kembali penutup wadah begitu meletakannya kemeja.

"Baunya kayak..." Seok Hoon menjeda kalimatnya. Terdiam sejenak, memikirkan jawaban yang tepat.

"Kari?"

"Teng! Salah!" Song Ah membuka penutupnya. "Tada! Sup rumput laut."

Seok Hoon lantas menelengkan kepalanya bingung. "Hari ini ada yang ulang tahun?"

Song Ah dan Suryeon dengan kompak menggeleng. "Nggak ada. Bunda juga bingung, ayahmu kerasukan apa pengin sarapan sama sup rumput laut." Ujar Suryeon masil menggeleng tak percaya.

"Emangnya makan sup rumput, cuman pas acara ulang tahun doang." Komentar Dantae yang tiba-tiba muncul entah dari arah mana.

"Oh, udah on cam ya. Ayah terlambat." Seok Hoon segera mengarahkan kamera pada Dantae yang sedang merapikan penampilan lalu melambaikan tangannya kecil sambil tersenyum lebar.

"Seperti biasa, kita bertemu lagi dengan Joo Dantae yang..."

"Jelek!" potong Seok Kyung, berjalan cepat menghampiri mereka semua lalu mengambil alih posisi sang ayah dengan mendorong pria itu sampai berpindah tempat. "Kuno banget ayah, masa iya selalu begitu gayanya." Cibir Seok Kyung, tersenyum miring kearah Dantae. Bermaksud menghina.

Dantae yang sudah duduk tenang didepan meja, menoleh kearah Seok Kyung dengan tatapan remeh. Pria itu merutuk berulang kali.

"Morning all, Disini ada tuan putri Seok Kyung..."

"Ganas!" balas Dantae, memotong ucapan Seok Kyung. Berjalan mendekat, lalu mengapit hidung sang anak lumayan lama.

"Dasar, ratu narsis!" olok Dantae tak mau kalah.

"AYAH!" teriak Seok Kyung, melihat Dantae yang langsung berlari keruang tengah, sambil menjulurkan lidah. Sangat menyebalkan.

"Sarapan dulu, habis itu boleh dilanjutin lagi war-nya." Lerai Suryeon tenang. Padahla rasanya ingin meledakan tawa sedari tadi. Memang setiap perkelahian Dantae Seok Kyung, adalah sebuah kesenangan tersendiri untuknya. Apalagi melihat Dantae jika sudah ditindas dan dihina oleh bungsu mereka.

Seok Hoon segera mematikan kameranya setelah berhasil menyimpan video barusan. Ya, inilah kebiasannya dihari minggu. Selalu merekam momen-momen seharian penuh, setelah itu memindahkan dan menyimpannya disebuah hard disk, jika sewaktu-waktu ingin menontonnya kembali. Ini adalah file pribadi keluarganya.



| WELCOME TO OUR LIFE |





Abang adalah pelengkap mereka berdua 😍😇

Abang adalah pelengkap mereka berdua 😍😇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abang Is The Best 💞💞💞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abang Is The Best 💞💞💞




Note 👇

Oh ya, sebelum lupa.

Mau nanya, dicerita ini mendingan kasih love line nggak ya buat anak-anak??? 🙄

Terima kasih semua... Love You.... 

Happy Reading ^^

Welcome To Our Life  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang