Part 7

6K 614 70
                                    

Malam tiba. Lelap memenuhi angan dari ayah dan anak yang tidur sambil berpelukan.

Berbeda lagi dengan sang pemilik mansion mewah. Johnny dan para anggota Elite masih berkumpul di ruang kerja Johnny.

"Boss, Park Chanyeol dari Phoenix akan mengadakan jamuan dan mengundangmu untuk datang ke peresmian Casinonya yang baru saja di buka. Di sana juga akan di adakan pelelangan besar-besaran" ucap Taeyong sambil membaca kembali agenda dari sang Boss.

Johnny yang mendengarkan ucapan Taeyong hanya menganggukkan kepalanya singkat.

"Bagaimana proses penjualan senjata kita?"

"Baik Boss. Sekarang bahkan naik sekitar 25% dari bulan lalu karena suksesnya pengalihan para konsumen yang sebelumnya ingin membeli dari Lee Donghae dan Lee Hyuk Jae Boss" Jungwoo menjawab dengan senyum kecil.

"Bagus. Jika seperti itu, minggu depan kita bisa meluncurkan senjata baru kita."

"Tentu Boss" Balas Jungwoo kembali.

"Tambahkan penyusup ke tempat para target kita. Aku ingin kita bergerak lebih cepat dan—"

DOR DOR DOR

Belum selesai ucapan Johnny tiba-tiba suara tembakan terdengar keras. Para anggota Elite dan Johnny langsung sigap keluar dari ruang kerja Johnny.

Para musuh yang mendatangi mansion Johnny sudah berada di tengah-tengah lantai satu. Yuta, Lucas, dan Doyoung sudah lebih dulu maju untuk memusnahkan musuh-musuh mereka yang sudah berani memasuki area mereka.

Tak ketinggalan, Taeyong, Jungwoo, dan Winwin juga ikut menyusul ke tempat para musuh berada. Suara tembakan dan teriakan kesakitan terus bergema memenuhi mansion mewah tersebut. Lantai yang semula bersih sekarang ternoda oleh banyaknya darah.

Johnny melihat keributan di lantai satu mansion mewahnya dengan pandangan datar dan dingin. Tubuh tegapnya berdiri di atas tangga dengan angkuh. Matanya terus mengawasi setiap gerakan para musuhnya sampai matanya menangkap salah satu musuhnya berhasil menaiki tangga yang Johnny pijaki.

Seringai keluar dari bibir Johnny.

Saat musuhnya sudah lebih dekat dengan Johnny, tangannya mengulurkan pistol ke arah Johnny berada. Namun, belum sempat pistolnya mengeluarkan peluru, lehernya sudah terbelah terlebih dahulu dengan pisau lipat yang di pegang oleh Johnny.

"Berani kalian membuat keributan di mansionku." Johnny menggeram rendah, saat itu pula tangannya mengambil pistol yang Ia simpan di belakang punggungnya dan langsung menembak dengan brutal para musuhnya yang masih hidup.

Tak ada yang bisa menginjakkan kakinya di lantai dua mansion mewah tersebut. Karena jika sampai maka tangan Johnny sendirilah yang akan membunuhnya.

Jaehyun yang awalnya tertidur lelap mulai merasa terganggu dengan tidurnya, rasa kantuk menyelimutinya namun suara tembakan yang terdengar keras kembali membuat Jaehyun bangun dari tidurnya dan langsung terduduk dengan shock.

Menengok ke arah sampingnya, Jaehyun masih menemukan anaknya yang tertidur dengan lelap. Jaehyun menyelimuti tubuh Mark sampai leher dan dengan perlahan menurunkan kakinya dari kasur untuk beranjak menuju pintu kamar. Jaehyun ingin memastikan sesuatu.

Dengan langkah pelan, tangan yang bergetar dan muka yang ketakutan, Jaehyun berkali-kali menolehkan kepalanya ke arah Mark dan juga pintu kamar. Jaehyun takut jika suara-suara berisik yang mengerikan di luar kamar menganggu tidur lelap anaknya.

Perlahan tangan Jaehyun memegang kenop pintu dan menekannya sambil memeramkan matanya takut. Ketika akan mendorong pintu agar terbuka, Jaehyun membuka kembali matanya. Mencoba kembali menekan dan mendorong pintu dengan sekuat tenaga yang hasilnya nihil.

FIREFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang