Part 18🤡

1 1 0
                                    

Double up!😊

selamat membaca guys😗

***

Jendela kayu yang berada di kamar Varlega mendadak berbunyi dengan begitu berisik sehingga membuat seorang gadis dalam kamar tersebut langsung terbangun dari tidur lelap.

"Siapa yang berani membangunkan singa di pagi hari?" Varlega mengusap mata dengan kepalan tangan kanan lalu menatap jendela itu dengan perasaan geram.

Varlega bersikap seperti sudah sangat malas membuka jendela karena hafal betul oleh siapa jendela diketuk dengan suara nyaring.

Tanpa banyak bicara, Varlega langsung menatap seorang gadis dari balik jendela yang kini telah terbuka. Dia menatap Clara yang sedang mengemut sebuah permen dengan perasaan geram.

"Berisik!" Varlega meninggikan nadanya dibandingkan hari-hari biasa.

Clara tersenyum dengan begitu usil, tangan kanannya meraih beberapa krikil dari tanah kemudian dilempar melewati jendela kamar Varlega.

"Woy, kebo!" sapa Clara.

Sebuah kerikil kembali melesat dari tangan Clara. Yah, semua ini merupakan kebiasaan Clara di pagi hari yaitu membangunkan Varlega dengan cara melempar banyak krikil setelah jendela kamar terbuka.

Tuk!

Dahi mulus Varlega akhirnya terkena lemparan kerikil dari Clara, mata Varlega mendadak melotot seram karena merasa emosi dalam hatinya memuncak kembali.

Varlega menatap tangannya yang masih menyisakan luka bakar, emosi dalam hati Varlega mendadak menggebu-gebu dan sangat ingin tersalurkan.

Sebuah pisau yang terbiasa hadir dibalik bantal segera Varlega ambil dengan begitu cepat kemudian menggenggamnya sejajar dengan telinga.

"Pergi atau pisau ini melesat ke arah mata kamu!" ancam Varlega.

Mata Clara terbelalak, dia tidak dapat mempercayai ucapan Varlega dan juga tidak akan berdiam diri saja di depan seorang anak perempuan nekad yang tengah mengamuk.

Perasaan panik dalam hatinya menuntun kaki Clara untuk segera pergi dari hadapan Varlega yang masih mengancamnya dengan pisau tajam.

Clara lari dengan begitu terbirit-birit dan membuat Varlega yakin bahwa Clara sangat ketakutan padanya, dia tersenyum devil dan merasa bangga telah berhasil menakut-nakuti Clara.

Varlega meraih sebuah handuk yang sudah jarang dicuci kemudian menuju kamar mandi dan melakukan hal yang paling favorit, tetapi sangat menyeramkan yaitu bernyanyi.

"Ibliiis, tolong akuu, toolong akuuu."

Entah sejak kapan lagu itu dinyanyikan oleh Varlega. Namun, lagu tersebut berhasil membuat Varlega senang dan juga bahagia.

Varlega menutup mata dan menikmati setiap lirik mengerikan keluar dari mulutnya, dia membuka mata dan menatap sebuah laba-laba kecil.

Laba-laba itu diraih kemudian dimasukan menuju sebuah ember berisi air penuh, kaki laba-laba itu seperti mengerang kesakitan, tetapi Varlega tidak memberi laba-laba itu kesempatan untuk hidup.

"Aku ingin kamu mati," gumam Varlega.

Laba-laba yang ditenggelamkan oleh Varlega akhirnya mati karena berada di dalam air dengan jangka waktu terlalu lama.

Varlega menyudahkan acara mandinya kemudian memakai seragam sekolah dengan begitu rapi sehingga membuat kesan cantik serta anggun untuk semua orang yang menatap Varlega secara sekilas.

Varlega tidak lupa memakai sebuah jaket kulit berwarna hitam serta kalung yang terbuat dari kain di lehernya. Di depan cermin, Varlega berucap, "Cantik sekali."

Varlega, A Little PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang