#34

2.2K 133 107
                                    

Kian Santang dan Rengganis kembali melanjutkan langkah mereka setelah bertanya kepada salah seorang rakyat kerajaan Singasari.
Seluruh rakyat memandangi Kian Santang dan Rengganis dengan tatapan aneh. Mereka memandangi keduanya seolah olah kalau keduanya adalah penyusup.

"Aku belum pernah melihat dua orang itu sebelumnya di wilayah pemukiman kita, apakah mereka seorang pengembara yang datang ke Kuta Raja untuk mengemis?"bisik salah seorang warga kepada warga yang lain di dekatnya.

"Sepertinya begitu, tapi dari pakaiannya mereka bukan seorang pengembara apalagi seorang pengemis. Aku mulai mencurigai mereka berdua"

Kian Santang dan Rengganis mengacuhkan tatapan rakyat kepada mereka dan tetap berjalan seperti biasa hingga tiba-tiba ....

"Beri jalan untuk Raden Wisnuwardhana"teriak prajurit kepada seluruh rakyat.
Seketika seluruh rakyat menundukan kepalanya saat Raden Wisnuwardhana datang dengan kudanya.

Raden Wisnuwardhana datang dengan memacu kudanya melewati pemukiman rakyatnya dengan wajah sombong dan angkuh.
Seluruh rakyat Singasari sudah mengetahui akan sifat Pangeran mereka yaitu, Arogan dan Sombong.
Tidak heran jika setiap kali Wisnuwardhana melewati pemukiman rakyat selalu memasang wajah sombongnya.

Saat Wisnuwardhana sedang memacu kudanya, ia tidak sengaja menabrak Rengganis hingga terjatuh.
Ia menarik tali kekang kudanya untuk berhenti lalu ia menatap Rengganis dengan tatapan tajam.

"Apakah kau tidak bisa melihat hah?"teriak Wisnuwardhana kepada Rengganis.

Kian Santang berdiri di depan Rengganis menutup pandangan Wisnuwardhana yang sedang memaki Rengganis.
Ia berdiri menatap Wisnuwardhana, "Apakah raden tidak bisa bersikap sopan kepada seorang perempuan?"

Wisnuwardhana tersenyum miring, "Siapa kau berani mengajariku bersikap sopan hah, apakah kau seorang anak raja besar? Tidak kan"

Kian Santang mulai tersulut amarah dan hampir mengangkat tangannya namun ditahan oleh Rengganis. Dari belakang, Rengganis mengelus bahu Kian Santang untuk menenangkannya.

"Berhentilah berlagak layaknya putra dari raja besar. Kau tahu kalau aku adalah Wisnuwardhana putra dari Prabu Anusapati dan aku adalah putra mahkota Kerajaan Singasari. Kita berbeda, kau adalah seorang pengemis dan aku adalah seorang putra raja jadi jangan pernah mengajariku soal sopan santun, pengemis!"bentak Wisnuwardhana. Kian Santang di caci maki oleh Wisnuwardhana di depan seluruh rakyat Singasari. Rakyat yang melihatnya hanya diam, mereka tidak berani untuk berbicara.

Lalu setelah itu, Wisnuwardhana kembali memacu kudanya meninggalkan Kian Santang dan Rengganis.
Setelah Wisnuwardhana kembali pulang ke dalam Istana Singasari, Kian Santang dan Rengganis meninggalkan pemukiman warga dan kembali melanjutkan langkah mereka untuk mencari tempat tinggal karena hari mulai senja.

Tidak lama mencari mereka berdua akhirnya menemukan sebuah gubuk tak berpenghuni. 
Kian Santang dan Rengganis menggunakan gubuk itu untuk beristirahat dan menjadi tempat tinggal mereka.

Kian Santang membakar ikan di depan gubuk bersama dengan Rengganis.
Rengganis duduk di belakang menunggu bakaran ikan Kian Santang.
Kian Santang mengangkat ikan bakar tadi dari atas api unggun karena sudah matang lalu setelah itu, ia memberikannya kepada Rengganis.

"Makanlah nyimas, aku tahu kau lapar"ucap Kian Santang sembari menyodorkan ikan bakar kepada Rengganis.

"Raden, aku juga tahu kalau kau sedang lapar jadi kita akan memakan ikan ini bersama sama"jawab Rengganis. Ia menarik tangan Kian Santang untuk duduk di sebelahnya. Keduanya memakan sepotong ikan bersama sama.

Prabu Siliwangi tengah sibuk memeriksa persiapan penyambutan untuk Alfonso raja dari Portugis dan Prabu Kudungga dari Kerajaan Kutai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 3 ) | Chapter 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang