Part 25

1.2K 55 0
                                    

Maaf typonya bertebaran (

Saat sampai dirooftof saga berhenti didepan tembok pembatas, ia berbalik menatap alinka dengan lekat.

*Huupp..

Alinka tersentak, saat saga memeluknya tiba tiba.

"Nangis alinka!", fathan, rangga, rafael, dan maya, fina yamg melihat itu saling mengode untuk keluar membiarkan alinka dan saga untuk waktu berdua.

"Gue tau lo lemah, nangis alinka!", alinka menggeleng kuat menahan air mata yang berada dipelupuk matanya.

"Gue bilang nangis!!!",

"Hiikss... Hikkss.. Hiikss..", akhirnya pertahanan alinka runtuh. Tanpa sadar saga menitikan air matanya, entah kenapa ia seperti merasakan apa yang dirasakan alinka.

"Ke kenapa dunia seakan hikss ngga mau a aku bbahagia saga? Hikss..", alinka memeluk saga dengan erat sambil mengepalkan tangannya.

"Itu cara buat tuhan mengajari lo untuk lebih kuat lagi",

"Me mereka bbbhakan hikss menyayangi dan menerima orang lain hiikkss dengan bbegitu mudah",

"Mereka hikss mereka selalu anggap aku ini pembawa sial, hikkss mereka selalu nyalahin aku atas kematian bunda hikss.. Yang bahkan aku belum pernah sekali hikss be bertemu sa sama bunda hikss..",

"Lo tau mereka bakalan menderita setelah mereka sadar, mereka bakal nyesak gue jamin itu, mereka dewasa tapi pikiran mereka stuck dikekanakan, alinka dengerin gue mulai sekarang lo harus belajar untuk lebih kuat, gue disini, gue ada kalau lo butuh gue, gue siap buat jadi sandaran lo, ketika semua orang bahkan keluarga lo nggak nganggep lo ada". Alinka semakin terisak mendengar ucapan saga yang menghangatkannya, alinka melepaskan pelukannya.

"Hikss.. Sa saga ak aku-",

"Shhtt... Jangan ngomong, abisin dulu tangisan lo abis itu lo gak boleh nangis lagi, lo boleh capek lo boleh gak kuat, tapi lo gak boleh nyerah, lo harus bikin mereka sadar, lo harus bikin mereka menyesal oke". Alinka mengangguk membuat saga tersenyum tipis, saga menghapus sisa sisa air mata alinka dipipinya.

"Ma makasih saga, aku cengeng banget hehe... Aku janji aku bakal kuat kok, aku ngga bakal nyerah, apalagi aku juga harus bongkar kebusukan mama tiri aku". Dahi saga mengernyit, alinka yang paham dengan ekspresi saga menjelaskan semuanya.

"Udah nangisnya? Sekarang lo harus kuat lagi hm percaya sama gue". Alinka tersenyum lembut, membuat saga ikut tersenyum.

"Yaudah sekarang lo gak usah masuk kelas dulu",

"Tapi-",

"Lo ngga maukan kembali ke kelas dengan wajah sembab gitu hah? Ntar dikira digigit lebah lagi". Bibir alinka berkedut mendengar ucapan saga, saga mundur dua langkah ia menatap alinka dengan datar.

"Ada yang lucu?", alinka menggeleng sambil tersenyum lebar membuat saga memutar bola mata malas.

"Tadi aja sweet banget, sekarang dingin lagi". Saga yang melihat kesamping menoleh pada alinka,

"Suka suka gue", alinka terkekeh membuat sudut bibit saga terangkat.

"Dasar kulkas berjalan", gumamnya.

"Apa lo bilang?", alinka membulatkan matanya lalau menggeleng.

"nggak kok, saga ganteng". Ucap alinka, membuat telinga saga memerah.

"Gue emang ganteng kali dari lahir",

"Dih pede banget kamu hhh,". Saga berjalan kearah sofa yang berada disana, lalu duduk disana.

ALINKA (END) {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang