The Wedding of Destiny 1

402 35 34
                                    

🍀

🍀

Lukisan karya seni ternama sekelas Picasso hingga Van Gough masa kini berjajar memenuhi ruangan berdinding putih beratap kubah yang beraksen ornamen gaya barat. Seorang wanita paruh baya berjalan menapaki museum of art terbesar di Seoul dengan percaya diri setegas bunyi ketukan sepatu stillettonya yang menggaung di seisi ruangan. Nyonya Han, pemimpin sekaligus penggalang dana terbesar museum sedang melintas.

" Kalian tahu dimana kurator kita sekarang??" Tanyanya pada beberapa pegawai yang tidak menyadari kedatangan nyonya Han. Sontak tiga orang wanita yang sebelumnya begitu larut bergosip serta- merta terdiam gugup. Nyonya Han tidak akan membiarkan mereka lolos kali ini, pikir ketiganya.

" Kurator Bae sedang di ruang penyimpanan nyonya Han. Dia sudah dua hari tidak keluar dari sana!!" Jawab salah seorang dari ketiga pegawainya.

" Apa??" Nyonya Han yang terkejut sontak menggeleng.  Wanita berambut pendek ini kembali berjalan menuju lantai dua di sebelah ruang perawatan, yaitu ruang penyimpanan.

Bae Suzy sang kurator terlihat sangat serius mengerjakan tugasnya. Namun yang menarik perhatian adalah bertumpuk- tumpuk bungkus permen juga coklat yang menggunung di dekatnya, dimana kurator Bae sedang duduk di lantai sambil menopang siku pada salah satu lututnya.

" OMO... nyonya Han, kapan Anda datang....." Suzy buru- buru menyembunyikan toples berisi permennya di belakang punggung sebelum nyonya Han melihat lalu merampasnya.

" Bae Suzy, sudah berapa kali aku bilang jangan sampai lembur berhari- hari di sini. Kau butuh hidup normal, aku sangat berterima kasih atas kerja kerasmu, tapi aku juga tidak ingin dicap sebagai atasan yang memperbudak pegawainya. " Nyonya Han menggeleng melihat perilaku Suzy yang tidak biasa. Biasanya kurator akan memperhatikan sikap dan kesopanannya tapi gadis ini mencuri perhatian dengan sikap sembrononya yang tidak biasa.

Ditegur malah cengengesan, itu yang Suzy ekspresikan pada atasannya, " Maaf nyonya Han, tinggal sedikit lagi semua artikel yang akan diterbitkan dua hari lagi selesai. Saya mengejar waktu sebelum pameran The Heart of Art dilaksanakan minggu depan. Ada beberapa karya pelukis kenamaan yang masih berusaha saya lobi...." Jelas Suzy, dia bila telah terjun dalam sebuah penyelenggaraan pameran akan fokus hanya pada sukses dan tercapainya target pameran.

" Apa kau sudah makan dengan benar?? Tumpukan gula itu tidak akan membuatmu kenyang kurator Bae. Daripada kau bantah, lebih baik sekarang temui seorang pengusaha dari China. Dia adalah salah satu penyumbang lukisan tetap di museum ini dan akan mengadakan kerja sama juga. Cepat pulang, benahi dirimu, dan jemput klien kita di bandara."

" Kenapa mendadak sekali nyonya Han??" Suzy masih sempat- sempatnya memasang wajah memelas.

" Tidak mendadak, aku bahkan sudah menaruh memo di mejamu kemarin. Kau pasti belum membacanya...?"

Suzy buru- buru mencari memo yang dimaksud dengan meraba mejanya dari bawah.

Jemput Mr. Lin Yi besok di bandara.

Pukul 3 sore....

_________________

Bae Suzy

Kulangkahkan kakiku dengan sedikit tergesa menuju kerumunan, membelah lautan manusia yang memadati bandara sekali lagi kulirik arlojiku. Kurang lima belas menit dari waktu landing pesawat membuatku semakin mempercepat tungkaiku untuk berlari, sial... kenapa harus aku sih. Bukannya masih banyak pegawai museum yang lain. Kenapa harus kuratornya sendiri yang turun tangan. Sepenting apa Mr. Lin Yi ini?

Fanfict of NamZyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang