Bagian 89 dan Bagian 90

894 130 17
                                    

BAGIAN 89 It’s A Mistake

Untuk seseorang yang bahkan tidak pernah mengambil inisiatif mendekati orang lain, membujuk seorang laki-laki dewasa lainnya adalah kesulitan terbesar. Bukan karena tidak bisa mengatakan beberapa kata manis, faktanya Ayunga adalah seorang penulis yang kaya akan kosakata, tetapi perasaan canggung ketika mengatakannya bukanlah hal sederhana.

Bagi Ayunga tindakan bujuk-membujuk hanya dilakukan kepada anak kecil. Jadi, agak sulit diterima bahwa dirinya telah diancam oleh seorang wanita untuk berteman dengan seorang laki-laki yang tidak menarik minatnya. Bagaimana cara membujuk? Ayunga tidak tahu cara normalnya, tetapi dia tahu bagaimana seorang psikopat membujuk. Tinggal buat orang itu terdesak, lalu beri pilihan tanpa jalan keluar.

Sayang, ini adalah dunia nyata, tidak mungkin dia bertindak seperti karakter di dalam ceritanya. Ayunga menghela napas panjang, menatap memelas pada sosok galak di ambang pintu, memohon ampunan. Namun, Cecile tidak merasa iba bahkan memelotot tajam dan memaksanya menyelesaikan hukuman. 

Masalah kemarin, tentang ketidaksopanan Ayunga ketika mengunjungi rumah Xiao Zhan, entah bagaimana bisa diketahui oleh gadis itu. Setelah mengetahui duduk permasalahan, bahkan tanpa bertanya terlebih dahulu kepada Ayunga, Cecile menyuruhnya untuk meminta maaf dan menjalin pertemanan. Tidak peduli apa dan bagaimana caranya, Ayunga harus bisa mendapatkan kepercayaan Xiao Zhan.

Gadis itu terlalu kejam, lebih kejam karena dia memiliki pemahaman mendalam mengenai karakter seseorang. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Ayunga selain menuruti keinginan Cecile.

Menatap penuh arti ke arah Xiao Zhan yang mengabaikannya, kembali mengulurkan tas kertas, dan berkata, “Kamu menyukainya, ‘kan? Buku ini hanya dicetak sedikit, akan sulit untuk mendapatkannya mengingat kepopuleranku.”

Karena tidak pernah digubris, terpaksa Ayunga menarik salah satu tangan laki-laki itu dan menyerahkan tas kertas dengan paksa. “Sudah diputuskan, kita berteman.”

Tindakan itu jelas memberi gangguan terhadap Xiao Zhan, baik kegiatan dan suasana hatinya. Sejak awal dia memang kurang menyukai Ayunga, tetapi tidak sampai titik ekstrem. Mau tidak mau dia melirik laki-laki di sampingnya. Ketika melihat ekspresi rumit di wajah Ayunga, Xiao Zhan tidak tahu harus tertawa harus menangis melihatnya.

Bagaimanapun, dari sorot mata dan ekspresi wajahnya, tampak bahwa Ayunga mengalami kesulitan membujuknya. Laki-laki itu terlihat tidak pernah melakukan hal-hal merepotkan seperti ini, dia mungkin tidak memiliki banyak teman dan tidak berniat memilikinya. Melihat hal itu, sudah pasti ada dua kemungkinan Ayunga melakukan sesuatu yang tidak disukai. Pertama dia memiliki keperluan atau kebutuhan kepada Xiao Zhan, kedua dia dipaksa.

Opsi kedua adalah yang paling mungkin, karena tidak mungkin laki-laki seperti Ayunga yang bisa melakukan apa pun sendiri dan mengurus diri dengan baik tiba-tiba membutuhkan bantuan orang lain.

Tanpa sadar Xiao zhan melirik ke arah pintu, dia tidak melihat siapa pun ada di sana, tetapi tampak memiliki bayangan di dinding luar. Bagian kecil dari rambut seorang wanita terlihat dari ambang pintu. Xiao Zhan mengehela napas pasrah dan menerima pemberian Ayunga.

“Lain kali, jika kamu tidak suka melakukan ini, jangan lakukan sekalipun dipaksa seseorang.”

The Cold Season ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang