Sana kini menatap nanar recorder ditangannya. Jadi Dahyun juga mencintainya? Cintanya tidak bertepuk sebelah tangan? Chaeyoung hanya menatap Sana menunggu Sana mengeluarkan suaranya.
Sana menghela nafas kasar, memberikan recorder itu pada Chaeyoung lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Setetes air mata sudah keluar, baru saja ingin mengusapnya tetapi butiran air mata lainnya mulai keluar membuat hujan kecil diwajah Sana.
Ia menyesal. Jika saja saat itu Sana menemui Dahyun ditaman, pasti kini mereka sudah menjadi sepasang kekasih yang romantis dan sempurna. Sana tidak peduli jika hubungan mereka hanya sebentar, yang penting dirinya ada disaat-saat terakhir Dahyun.
Tapi kenapa Dahyun merelakan dirinya pada Chaeyoung? Tidak bisakah Dahyun bertahan untuk Sana? Ya melawan penyakit memanglah bukan hal yang mudah, tapi setidaknya bertahan untuk Sana. Berikan Sana waktu untuk menikmati hubungan mereka.
Sana memberhentikan tangisannya, menenangkan dirinya lalu menatap Chaeyoung yang kini sedang menatapnya balik. Sanapun membuka percakapan,
"Kau mencintaiku? Kenapa?" Tanya Sana.
"Saat dimana nenekku meninggal, aku menangis di halaman belakang sekolah. Beberapa orang mungkin melihatku menangis tapi mereka memilih untuk menghiraukanku. Berbeda denganmu yang menghiburku, memberikanku permen lollipop untuk menaikan moodku. Mengajakku berteman hingga melupakan kerumitan hidupku" Jawab Chaeyoung.
"Kau yakin kau mencintaiku? Atau hanya rasa kagum saja?" Tanya Sana memastikan.
"Aku yakin, setiap aku melihatmu dengan Dahyun aku merasa hatiku patah. Maaf San, jika aku merusak hubunganmu dengan Dahyun tapi aku sangat mencintaimu" Ujar Chaeyoung.
"Tapi aku sangat mencintai Dahyun!" Tegas Sana.
Chaeyoung hanya menatap Sana dengan tangan yang terkepal. Entah kenapa emosinya mulai menguasai dirinya.
"Kenapa? Kenapa Dahyun? Dahyun sakit San, dan kamu tau itu! Bahkan Dahyun sudah mengatakan bahwa hidupnya tinggal beberapa hari lagi, kenapa kamu masih menginginkan Dahyun?! Dia hanya akan meninggalkan luka untukmu Sana!" Marah Chaeyoung.
"Biarlah jika dirinyua meninggalkan luka untukku, itu urusanku bukan urusanmu! Jadi tolong mundur, biarkan aku bersama Dahyun!" Sentak Sana.
"Aku cinta sama kamu! Aku peduli sama kamu, aku tidak mau kamu terluka. Kenapa kamu tidak bisa membuka hatimu untukku? Kenapa selalu Dahyun? Sedari kecil hidup Dahyun sangat sempurna, apapun dia miliki. Keluarga yang hangat, saudara yang peduli padanya, otak yang pintar, dan sekarang dia mendapatkan cintamu! Kenapa hidup ini tidak adil? Kenapa hidupku hanya merasakan penderitaan saja?" Ujar Chaeyoung sembari menangis.
Sana hanya menatap Chaeyoung yang kini sedang menangis, ia merasa tak tega pada Chaeyoung tapi dirinya tak mau memberikan harapan palsu pada Chaeyoung.
"Kamu hanya iri Chaeyoung! Kau terlalu iri sehingga lupa cara bersyukur! Pernahkah kamu bersyukur karena tidak sakit parah seperti Dahyun? Jangan menyalahkan takdir maupun Tuhan, setiap orang punya lukanya sendiri! Maaf Chaeyoung, aku tidak bisa bersamamu, aku tidak mau memberikan harapan palsu padamu" Ujar Sana sembari meninggalkan Chaeyoung.
Chaeyoung hanya menatap nanar kepergian Sana. Rasanya sangat menyakitkan, mencintai selama 2 tahun tetapi saat menyatakan perasaanya dirinya malah ditolak karena orang itu mencintai sahabatmu yang bahkan baru beberapa minggu bertemu dengannya.
Rasanya seperti usaha 2 tahunmu dikalahkan dengan usaha 2 minggu sahabatmu. Tidak adil bukan? Tapi itulah cinta, datang kapan saja tanpa memandang seberapa lama kamu berusaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monochrome [√]
RomanceHidupku bagaikan lembaran monokrom hitam putih sebelum adanya dirimu yang mampu memberikan berbagai warna berharga dalam hidupku.