SATU

1.6K 124 16
                                    

◻◻ Selamat Membaca ◻◻

Beberapa kali ketukan terdengar dari luar kamar seorang perempuan yang masih nyenyak dalam tidurnya. Tetapi kebisingan itu tak membuat perempuan itu terusik sedikit pun.

Seseorang yang mengetuk pintu kamar itu tidak menyerah, ia langsung membuka kamar itu dan membuatnya menghela nafas melihat banyaknya kertas berserakan di dekat meja itu.

Setelah membereskan kekacauan itu, seseorang itu membangunkan perempuan itu hanya dengan beberapa kali tepukan di pipi.

"Erghhh... apaan sih. Masih malem tau." igaunya sambil menepis tangan yang menepuk pipinya.

"Adohh... sakit woy!" teriak perempuan itu karena pipinya dicubit meski pelan tapi rasa sakitnya seperti berbekas.

"Pagi adik bidadari yang cantik!" gombal perempuan itu pada adik perempuannya yang duduk di kasurnya.

"Segeralah mandi. Ci Celine, Papa dan Mama sudah menunggu kakak di bawah untuk sarapan." perintahnya dalam sebuah tulisan di buku kecil itu.

"Iya bawel!" serunya langsung bergegas berlari ke kamar mandi sebelum adiknya menjadi marah karena ucapannya.

◻◻◻◻

"Pagi everybody!!" seru perempuan itu saat sudah sampai di meja makan dan melihat semua keluarganya sudah berkumpul.

"Shani...."

"Kak Shani..."

"Hehe..." Shani yang mendengar seruan namanya hanya menyengir tanpa dosa.

"Duduk lalu sarapan dengan tenang." perintah seorang perempuan paruh baya yang berada didepan Shani.

"Iya ma iya." ucap Shani pasrah.

Setelah selesai sarapan, Shani membereskan meja dan mencuci piring keluarganya karena hari ini adalah jadwalnya.

Keluarganya memang tak memiliki ART, membuat anggota keluarga itu saling membantu mengurus rumah.

"Shani, Papa nggak melarang kamu bekerja apapun yang kamu suka. Tapi hidup kamu juga harus teratur." ucap Papa Shani - Nabil Oktavius Allegra.

"Papa tau kan pekerjaan aku emang menuntut aku seperti itu, dan aku masih menikmatinya." balas Shani santai.

"Terserah kamu deh. Papa kalah buat debat sama kamu." ucap Papa Shani hanya bisa menggeleng pasrah.

"Padahal Papa kan Dosen Hukum masa kalah debat sama anaknya." ledek Shani pada Papanya tanpa takut kena damprat.

"Pa, aku berangkat dinas dulu." sela seseorang yang kini bersebelahan dengan Shani.

"Berapa lama?"

" 1 bulan Pa." jawabnya.

"Hati - hati ya. Papa cuma mau kamu pulang dengan selamat bukan pulang tinggal nama aja!" pinta Nabil kepada putrinya.

"Siap Bapak Nabil Oktavius Allegra! Letda Celine Evania Allegra akan hati - hati dan segera kembali!" canda Celine hormat pada Papanya layaknya hormat kepada Jenderal di institusi TNI.

Sementara Shani yang berada di sebelahnya menahan tawanya agar tak merusak comedy yang dibuat kembarannya.

"Kak Shani aku duluan." ucap Celine lalu berpelukan sebentar sebelum berpisah. Ini menjadi adat keluarga Allegra setiap akan pergi.

"Jaga kesehatan disana!" balas Shani ketika Celine melangkah pergi dan selalu menatap Celine yang tak hanya cantik tapi juga berwibawa saat berpenampilan dengan pakaian dinasnya.

Sementara itu kini seorang perempuan lain yang dibawah beberapa tahun dari Shani kini berada disamping Shani.

"Papa, aku boleh minta sesuatu?" tanyanya lewat sebuah tulisan.

"Apa?" balas Nabil dengan bahasa isyarat.

"Aku ingin sekolah umum. Aku ingin punya teman seperti Kak Shani yang bekerja dengan teman - temannya." pintanya dalam sebuah tulisan.

"Fiony, sekolah umum itu belum tentu bisa menerima kamu sebaik kami menerima kamu sayang." balas Nabil dengan isyarat.

Fiony yang mendengar jawaban penolakan tak tersirat dari Papanya menjadikan ia murung lalu berlari ke kamarnya.

"Udah Papa berangkat aja, nanti biar Mama dan kakak yang bujuk Fiony biar gak sedih." timpal wanita paruh baya itu yang bernama Gaby Hazkia, Mama dari Shani, Celine dan Fiony.

"Gab, aku ingin putriku tidak tersakiti oleh siapapun terutama Fiony. Kita semua selalu berusaha menjaganya selama 16 tahun apa itu tetap tak membuatnya nyaman?" tanya Nabil sedikit lesu.

"Kamu tetap Papa terbaik anak - anak kita. Hanya saja mereka tak semuanya dapat menangkap maksud keinginan kita." balas Gaby dengan tenang. Ia membesarkan hati suaminya agar tak perlu menyalahkan dirinya sendiri.

◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻

"Pergi ke alam terus, bolos, selalu masuk BK, kapan kamu mau serius sama pendidikan kamu?"

"Papi juga gak pernah serius selama nikah sama Mami!"

"Jaga omongan kamu ya! Papi dan Mami berpisah karena kita tak lagi cocok. Urusan dewasa kamu tak akan paham!"

"Keluarga aku hancur karena wanita sialan itu!"

Plakk

"Dia bunda kamu sekarang! Jadi hormati dia seperti kamu menghormati Mami kamu!"

"Ibu saya dan Kakak hanya satu dan itu Mami!" bantah anak laki - laki itu lalu mengambil kasar tas sekolahnya dan berlalu pergi.

◻◻◻◻◻

"Sayang Mami ada acara fashion diluar kota selama semingguan, nggak papa ya kamu sendiri di rumah?" tanya Mami pada putrinya yang sedang sarapan.

"Terserah Mami." balasnya acuh.

"Kalau butuh uang atau apapun tinggal telpon Kak Rachel asistennya Mami ya. Mami berangkat dulu ya Gre, semangat sekolahnya. Mami sayang Gre selalu!" ucap Mami lalu mencium kening putrinya sebelum beranjak pergi.

"Kapan aku bisa mengobrol lagi dengan Mami tanpa harus minta sesuatu?" tanya Gracia lirih ketika menatap kepergian Maminya yang tak menatapnya lagi setelah mencium keningnya.

TBC

◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻

Gimana dengan cerita baru ini? Ditunggu ya vote dan komentarnya

VOID - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang