"SIALAN! Kepala gw napa sakit bnget anjirr"lirih Stella memegang erat kepalanya sesekali meringis Manahan sakit.
"Awsss, sakit banget gila!"
"Obat mana obat!!!"
Brak
Bruk
Awsss
"Sial!!"
"Kenapa harus kambuh skrng sih?! SIALAN!"
"Hiks hiks sa-sakit"
Akibat rasa sakit yang Stella rasakan dia pingsan, tergeletak di lantai dengan keadaan yang mengenaskan muka pucat dan dengan tangan yang menjambak rambutnya sendiri. Stella sendiri di tengah sunyinya mansion, bukan tak berpenghuni hanya saja mereka sedang melakukan tugasnya.
Selang sejam Stella pingsan di tengah dinginnya lantai, mata yang selalu memancarkan kebahagiaan dan luka yang mendalam itu mulai terbuka dengan pelan. Stella menatap sekeliling kamarnya ah tak ada yang melihatnya pingsan, syukurlah tapi rasa sakit ini kian menjadi membuatnya meringis kesakitan.
"Ada apa ini? Apa makin parah? Kenapa tak mau berhenti sakit?!"
"Sial mana obatnya tak mempan lagi, aku harus ke dokter sekarang sebelum Kak Rafa pulang"ucap Stella dan bergegas untuk ke rmh sakit untuk bertemu dokter yg merawatnya selama ini, walau susah jika dalam keadaan seperti ini tapi apa boleh buat dari pada makin parah.
Stella berngkat menggunakan taxi tak mungkin menggunakan sopir pribadinya bukan? Nanti ketahuan bisa berabe. Selang beberapa menit Stella sampai dan langsung bergegas menuju ruang dokter tersebut.
Tok tok tok
"Masuk"ucap seseorang di balik pintu.
"Permisi dokter"
"Eh, Stella silahkan masuk, ada apa ke sini? Apa kamu masih merasakan sakit?"tanyanya.
"Iyh, kepala saya tadi tiba-tiba saja sangat sakit, walau saya makan obat yang anda berikan rasa sakit itu tidak hilang bahkan tadi saya sempat pingsan"jelas Stella.
"Ah begitu yh?"gumam dokter itu.
"Baik. Mari kita periksa, berdoa saja semoga tidak semakin parah"
"Semoga saja!"
"Silahkan berbaring"
"Selesai"
"Huftt, sepertinya penyakit kamu makin parah. Apa tak mau memberi tahu suamimu? Dia berhak tahu"
"NGAK! Kak Rafa ngak boleh tau pokoknya! Aku yakin bisa sembuh kok"
"Hmm baiklah terserah kamu, dan ini resep obat yang baru jika masih sering kali sakit silahkan datang lagi"
"Ok. Kalau gitu aku permisi"
"Silahkan"
Dokter itu dan Stella tan menyadari jika ada seseorang yang mendengar pembicaraannya bahkan mengvideonya.
***
Dua minggu lagi adalah ulang tahun Barra yang ke-23 semua sudah Stella rencanakan kado spesial bakalan dia siapkan dengan sangat rahasia karena Arzan yang sangat-sangat ember. Entahlah kenapa Stella sudah merencanakannya sedemikian rupa hanya saja, dia mau menyiapkan yang paling istimewa untuk suami tercintanya itu.
Ngomong-ngomong soal Arzan, bocil itu sedang bermain ke rumah tetangga mereka yang lumayan dekat dengan Mansionnya.
Stella kini sibuk menelepon sana-sini hanya untuk ulang tahun Barra, dia yang memang turun tangan untuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stella Story [END]
General FictionRepost. Enjoy guys 💗. Ig, tiktok: @taxtr_ [VOMEN, FOLLOW, AND SHARE] ❥❥❥❥❥ Ini tentang Stella... Stella yang selalu dicaci maki, dibentak, ditendang, ditampar, bahkan dilecehkan. Jika di rumah Stella diperlakukan seperti...