Chapture 28

922 124 14
                                    

Di sebuah bangunan di daerah perumahan kumuh. Wilayah itu entah bagaimana sepi dan senyap, seperti tak berpenghuni. Semua penduduknya sudah terlelap dalam tidur mereka, tak menyadari pelenyapan satu keluarga di salah satu gedung di wilayah kumuh itu.

🍁🍁🍁

Darah, air mata dan ketakutan. Tiga hal tersebut sangat lah kentara di dalam bangunan itu. Ada beberapa mayat yg sudah tergeletak mengenaskan, dengan berbagai keadaan dan penyebab. Keracunan,sebagian tubuh membusuk dengan cepat(sampai,entah bagaimana ada yg sampai jadi makanan serangga atau berulat tubuh nya), penembakan, penebasan. bahkan ada yg anggota badannya sudah terlepas(terpisah dari tubuh mayat-mayat itu),entah itu tangan atau jari-jari yg sudah terpotong, maupun bola mata yg sudah tak berada lagi di tempat seharusnya, malah tergeletak sembarangan di lantai atau bergelinding entah kemana. Entah itu mayat orang dewasa atau anak-anak semua ke 5 mayat itu di habisi,dimutilasa, bahkan dijadikan eksperimen dari ramuan, atau cairan-cairan kimia yg baru dibuat, di temukan, penemuan terbaru. Sungguh pembunuhan gila yg sadis namun sangat teliti, jenius dan tepat sasaran.

Kelima mayat itu : 3 anak kecil dibawah usia 7 tahun, seorang pria 30-an tahun dan seorang wanita paruh baya. Hanya menyisakan seorang wanita yg sangat ketakutan, merangkak mundur kebelakang, kaki wanita itu sudah tak berfungsi, kaki kiri terpotong, kanan... Entah bagaimana bisa lumpuh. Mungkin karena pelaku utama yg berdiri tepat di depan nya, tertutupi bayangan. Hanya memperlihatkan matanya, terutama matanya yg memiliki mata yg terdapat lambang,simbol aneh yg bercahaya ungu, bersinar Ungu. Siapa lagi kalau bukan pewaris sekaligus kepala keluarga Phantomhive, Sebastian atau yg sekarang kita panggil ciel, Ciel Zoldick pandora Phantomhive.

Berdiri dengan tenang, tanpa ekpresi, namun tatapan nya sangat dingin dan menakutkan. Di belakang nya terdapat 4 orang yg jauh lebih besar dan dewasa darinya, Sama-sama tersembunyi di balik bayangan. Menyaksikan dengan tenang apa yg akan dilakukan ciel, Phantomhive satu-satunya yg tersisa, anak dari sahabat mereka yg tersisa.

"To... Tolong selamatkan aku... Ampuni aku... Atau salah, tolong maafkan aku. " Ujar wanita itu dengan nada gemetara, mengiba dan ketakutan. Wajahnya menunjukkan ketakutan.

"Ampuni?maaf? " Ujar ciel monoton, dingin datar. Layaknya iblis pencabut nyawa yg bosan.

"Tidak lucu. Menjadi bodoh dan idiot itu juga ada batas nya. Hewan saja tau balas budi dan berterimakasih. Makhluk seperti mu, rendahan! yg sudah banyak kami tolong! malah mengkhianati yg memberimu makan. Makhluk seperti mu.... Jangan kan surga! Neraka saja tak layak untuk mu. Jadilah roh yg tersiksa! " Lanjut ciel. Mengangkat pistol nya.
Menembak bertubi-tubi wanita itu... Mantan pelayan, maid di kediaman nya dulu, dan pengkhianatan yg terlibat dalam pembunuhan orang tua dan saudara nya. Dannke lima mayat tadi adalah keluarga si wanita itu, suami anak-anak dan ibu si wanita.

Terus menebak, tanpa ekspresi apapun di wajah dan matanya. Tidak ada empati dan emosi apapun.

🌀🌀🌀

Duduk, bersandar, melihat pemandangan diluar melalui jendela kereta kuda nya. Menatap langit yg hanya dihiasi oleh bulan saja.

'Hhhh.... William, Louis, aku ingin bertemu. ' pikir Sebastian memejamkan matanya.

Ke 4 orang tadi dudukndi dalam satu kereta dengan Sebastian, hanya menatap Sebastian.

🌀🌀🌀

Disinilah Sebastian sekarang, berdiri

tempat dimana kedua sahabatnya berada. tak lagi memakai pakaian-pakaian anak laki-laki bangsawan yang sudah ia kenakan sejak ia bertemu dengan ke 4 orang kepercayaan mendiang orang tuanya, yg sekarang menjadi orang yg lumayan ia percayai. Lumayan, yg paling bisa ia percayai saat ini hanya dirinya sendiri. pakaian Ciel ZP(zoldyck pandora )Phanthamhive . melainkan pakaian Sebastian, pakaian anak-anak kalangan bawah,pekerja.

melangkah dengan tenang memasuki sebuah bangunan tua yg sudah terbengkalai, toko buku yg sudah terbengkalai. Dimana tempat tersebut menjadi tempat William dan Louis berada.

Setelah banyak pelatihan dan 'pemburuan' yang ia lakukan selama seminggu lebih setelah perpisahan nya dengan kedua sahabatnya, William dan louis. Akhirnya dia bisa kembali berkumpul dengan kedua sahabat nya itu. Hanya tinggal beberapa buruan lagi yg harus ia musnahkan, namun ia akan menunda dulu berburunya, biarkan buruan itu merumput dengan tenang hingga membuat buruan itu lengah, baru dia akan langsung memusnahkan mereka semua tanpa sisa.

'itu mungkin akan semakin menyenangkan, entahlah...'' pikir Sebastian.

jadi untuk sementara, dia akan menjadi Sebastian, seorang anak jenius dari kalangan biasa,sahabat dari dua anak bermata merah yg meski dari kalangan biasa, nemun kecerdasan mereka tak bisa diragukan.

'ah! itu dia mereka!' batin Sebastian saat melihat kedua sahabatnya itu, yang sedang duduk sambil membaca buku. Tanpa ia sadari, kedua ujung bibirnya sama-sama melengkung keatas, tersenyum senang, bahagia.

"Hai liam! lou!" sapa Sebastian langsung merangkul bahu kedua sahabatnya itu, ya g tampaknya menyadari keberadaannya, tau dia akan dating dan merangkul keduanya seperti sekarang ini. dan kedua bersaudara beriris merah itu juga tampak sangat senang akhirnya bisa bertemu sahabat yang entah bagaimana sudah seperti saudara keduanya sendiri. adik dan kembaran mereka sendiri. Sebastian seumuran dengan louis, hanya louis lebih tua beberapa hari dari Sebastian, yang otomatis membuat sebastian menjadi si kecil diantara mereka bertiga(di cerita ini). selama seminggu lebih ketiganya berpisah, ketiga bersahabt ini hanya bisa berkomunikasi melalui surat-menyurat saja.

"Sebastian!" ujara William dan louis bersamaan, sangat senang akhirnya bisa bertemu Sebastian, terlihat dari senyum dan ekpresi kebahagian yang tidak bisa keduanya tutupi.

✨  Edelweiss  ✨[Moriarty the patriot & OC] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang