Bagian 1: What's Happen?

2.7K 220 46
                                    

Cyanide: After Story

Bagian 1: Apa yang terjadi?

Cerita ini hanya fiktif belaka. Keseluruhan hak cipta mulai dari nama-nama karakter, lokasi, setting dan lain sebagainya adalah milik WeTv Original Sianida (Sianida The Series). This story is made by fans of Cyanide The Series, hope you enjoy it dan jangan lupa tetap nonton Sianida di We Tv & Iflix!

Author: Floredeus
Foto di Cover: @aghninyhaque & @jihanealmira

===

Semilir angin sedikit demi sedikit menghamburkan pasir-pasir di pantai itu, langkah kaki Jenny tetap melangkah dengan pasti meskipun terkadang butiran pasir menganggu pengelihatannya. Raut wajah Jenny jelas menggambarkan kesedihan yang sangat dalam, dengan pasti ia masih berjalan seolah-olah ingin menaklukan pantai. Dari kejauhan, terlihat mobil Lamborghini berwarna orange cerah menunggunya. Angin sekali lagi menghamburkan butiran pasir, membuat Jenny memakai kacamata hitam yang memang sudah sengaja ia siapkan, samar-samar ia menyeringai. Tatapannya begitu pasti, Jenny tanpa ragu masuk kedalam lamborghini itu. Tak ada lagi raut wajah sedih, Jenny tersenyum penuh arti pada pengemudi lamborghini, sesaat kemudian kendaraan mewah itu perlahan-lahan meninggalkan pantai.

1 hari sebelumnya..

Setelah Robert resmi menjadi tersangka, tuduhan atas Jenny pun hilang sehingga ia sudah seharusnya bebas dari penjara. Dengan ditemani Ibunya, Pak Hasan, Laura dan Sari, akhirnya Jenny benar-benar menghirup udara segar diluar penjara. Baru saja merasakan udara segar, tiba-tiba mereka dihampiri para wartawan yang ingin mewawancarai Jenny namun pak Hasan pasang badan sehingga rombongan Jenny bisa pulang. Saat tengah berjalan, Dita memanggil Jenny.

"Mbak Jenny!" Panggil Dita. Jenny menoleh. Dita memberikan guci berisi abu Amelia padanya. Jenny memandang guci itu dengan sendu. Ibu Jenny mengelus pundak Jenny pelan.

"Makasih, mbak. Makasih, mas." Ungkap Jenny pada Dita dan Irham, ia pun berlalu. Dita dan Irham berpandangan dengan lega, akhirnya kasus yang sulit ini selesai juga, begitulah benak mereka.

Sesampainya di rumah setelah perjalanan yang cukup panjang, Jenny langsung buru-buru merobohkan diri di kasur kesayangan yang sudah sangat lama sekali tidak ia gunakan. Ibu Jenny membantu membereskan pakaian Jenny.

"Jen, mama masak dulu ya. Kamu istirahat aja." Ucap Vania sambil mengelus rambut Jenny, Jenny mengangguk pasti. Vania segera menuju dapur sedangkan Jenny berusaha memejamkan mata, karena akhir-akhir ini hidupnya sangat melelahkan sekali.

Baru saja 10 menit memejamkan mata, dering handphone Jenny berbunyi dengan sangat keras. Dengan enggan, Jenny mengambil handphonenya lalu memastikan siapa yang menganggu tidur nya ini.

"Nomor tidak dikenal?" Jenny sangat bingung ketika tahu bahwa yang menelponnya ternyata nomor pribadi, bahkan nomornya tidak terlihat. Dengan ragu-ragu Jenny mengangkat panggilan telepon itu.

"Halo.."

"Jen.."

Mata Jenny terbelalak. Dengan cepat, ia mengubah posisi yang sebelumnya rebah menjadi duduk. Ia sangat kaget sekali.

"Halo.. Siapa?!" Jelas sekali Jenny ingin memastikan kembali bahwa pendengarannya tidak salah.

"Jen.. ini aku, Amelia."

Jenny membatu. Sangat jelas bahwa suara ini adalah suara Amel, seseorang yang sangat Jenny cintai. Gejolak kerinduan tiba-tiba mendesak dada Jenny. Tapi kenyataan seolah menamparnya, karena Amelia itu sudah tiada. Jenny terdiam, berharap mimpi ini segera usai dan ia terbangun.

Cyanide: After StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang