MONOPOLY||14

131 113 240
                                    

14. Win or Not

•••

Lorong itu seakan sangat panjang dan tidak ada ujungnya. Deru nafas mereka semakin terdengar, Kenzo mulai memperlambat laju larinya.

"Gue gak kuat, udah lari bawa beban lagi," ucapnya dengan nafas tersengal.

Kenzo merasa kakinya sangat berat, dari dulu memang dia yang paling payah dalam hal olahraga, ia lebih memilih menggunakan otaknya dari pada fisiknya. Olahraga lari memang salah satu hal yang paling ia hindari.

"Ayo Zo, sekarang lo gak bisa menghindar lagi. Lo harus lari!!" ucap Shaka.

"Lo tau dari kecil gue gak suka olahraga!" Kenzo mengeraskan suaranya.

"Kita udah sahabatan lebih dari 10 tahun, dan lo tahu gue paling gak suka yang namanya lari!" lanjut Kenzo.

Tania, Lea, dan Rissa cukup terkejut melihat emosi yang dilontarkan oleh Kenzo. Sejak pertama mereka bertemu hanya Kenzo yang memiliki wajah kalem, seperti tidak ada beban dan selalu tersenyum.

BRAK BRAK

Terdengar suara dari ujung lorong, suara itu menghentikan perdebatan antara Kenzo dan Shaka. Shaka berjongkok di depan Kenzo dan melempar tas yang dibawa Kenzo pada Gibran.

"Cepat naik, jangan lama-lama, kalian lari duluan biar Kenzo gue bantu," Kenzo merasa sedikit bersalah namun bagaimana lagi, jantungnya memang tidak sekuat kedua sahabatnya.

"Ayo! Jangan ngelamun!" Bentakan itu menyadarkan Kenzo, ia segera naik ke punggung Shaka. Jika dilihat seksama badan Kenzo memang besar, tapi berat badannya sangat tidak sebanding.

"Sorry, gue tambah berat ya?" Tanya Kenzo pelan, namun dapat didengar jelas oleh Shaka.

"Lo bawa obat ga?" Shaka dapat merasakan anggukan dari orang yang ada di belakangnya.

Jika kalian ingat di sebelumnya, saat Kenzo di kejar monster bentuk ular. Dia masih kuat berlari karena energinya masih full setelah makan dan minum obat, sekarang energinya berkurang banyak karena lari tadi.

Lea berhenti membuat semuanya juga berhenti, Kita naik tangga. Cuma tangga ini yang menghubungkan ke lantai 4"

"Ga ada lift gitu?"

"Lo kira ini hotel?" Lea menatap nyalang Gibran.

"Ayo cepet, keburu tuh goriu datang!!"

"Lah apaan Goriu?" Tanya Shaka

"Yang tadi kalian gak lihat tubuhnya kayak gorila tapi kepalanya hiu," mereka hanya mengangguk saja tidak ingin mengulur waktu.

Lantai 2

Lantai 3

Lantai 3 kurang 5 tangga lantai 4

Lantai 4

"Hah capek gue sumpah, Zo turun bentar," Shaka menoleh, tidak ada orang yang ia gendong.

"Lah lo turun dari kapan?"

"Dari lantai 2 gue turun, lo gak akan kuat gendong gue sampai sini, thanks broo," Kenzo menepuk pundak Shaka pelan.

"Sekarang apa yang kita lakuin?" Tanya Rissa.

"Kita udah ada di lantai teratas, dan arah panah tadi dari rooftop sekolah. Kita bakalan ke sana," ujar Lea. Semuanya mengangguk setuju dengan apa yang di katakan Lea.

MONOPOLY [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang