Warn: toxicity
.
Kageyama mengerjapkan mata pelan, berusaha menyesuaikan sinar dari lentera dan lilin yang ada di dalam kamar.
Di luar, tampak hari kembali berganti malam. Lelaki itu meremat kepalanya yang pening dan merasakan perutnya mulai bergemuruh. Untuk sesaat, Kageyama terdiam bingung mendapati dirinya telah utuh berpakaian.
"Saatnya berkumpul dibawah.."
Sebuah suara asing menyita perhatian si raven. Belum tuntas Kageyama berkedip, sang vampir sudah duduk persis di hadapannya.
"Siapa namamu?"
"Shinsuke" Sang vampir mengulurkan tangannya.
"Aku tidak punya tenaga menggerakkan kakiku untuk jalan, Shinsuke" Kageyama memandang ke ubin, menghindari kontak mata langsung dengan sang vampir.
Shinsuke pun menggendong Kageyama dan berjalan ke ruang bawah.
.
.
.Kageyama di dudukan di sebuah ruang makan ala restoran mewah pada jaman itu. Dengan meja panjang besar dan segala jamuan diatasnya. Belum lagi musik klasik yang sedari tadi menggema entah dari mana. Kageyama masih tak percaya ini nyata.
"Aku boleh memakannya?"
"Ya tentu saja.. Kau harus makan agar kami bisa memakanmu" Atsumu tersenyum enteng sedang Kageyama yang baru menyuap satu potong daging jadi membeku.
Lelaki itu menatap pada Atsumu. "Apa maksudmu?"
Belum Atsumu menjawab, kawanan vampir yang lain lebih dulu datang dan duduk di kursi mereka masing-masing. Kageyama lagi-lagi membeku.
"Selamat datang.. " Ujar vampir wanita yang terlihat lebih dewasa dari yang lain, dengan bibir gelap berwarna merah sangat kontras dengan kulit putih pucatnya. "Kau sudah berkenalan dengan keenam putraku?"
Kageyama menggeleng.
"Cepat atau lambat kalian akan saling mengenal, jadi aku langsung ke pembahasan utama saja.. Berhubung Atsumu membawamu kemari, dimana sebenarnya tempat ini sangat rahasia dan tidak boleh ada manusia yang tahu.. Itu berarti kau akan tinggal disini selamanya, sebagai mempelai vampir"
Suara garpu yang jatuh dari tangan Kageyama memecah keheningan di ruang itu. Semua mata terkunci padanya, menatapnya datar namun dengan pikiran memenuhi benak masing-masing.
"A-apa maksudnya itu?" Kageyama terbata dan mulai merasakan jantungnya melambat. Firasatnya mengatakan ini akan buruk.
Sang vampir wanita tersenyum seraya mengelus surai Kageyama. "Kau akan menjadi pengantin bagi putra-putraku, mereka akan menghisap darahmu, memakanmu, sampai kau meneteskan darah terakhir lalu mereka akan mencari pengantin yang baru"
Mata Kageyama bergetar dan mulutnya terbuka, ketakutan seketika menyelimuti seluruh tubuh dan perasaannya. Jadi dia hanya dipakai sampai mati lalu dikubur begitu saja?
Tubuhnya reflek mencoba kabur. Namun apa daya ia tak punya cukup kekuatan untuk sekedar bangkit berdiri. Lelaki itu merangkak, dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya.
Seharusnya dia tidak disini, seharusnya dia mendengarkan Hinata, seharusnya dia menurut ucapan orang tuanya yang melarang dia keluar rumah.
Hanya penyesalan yang ada diotak dan batin Kageyama sekarang sambil terus sekuat tenaga berusaha merangkak keluar.
Krak
"AHKK!!!" Tangis Kageyama pecah saat merasakan pergelangan kakinya diinjak keras. Ia bisa merasakan tulang-tulangnya gemeretak di dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kageyama Harem Short Stories
Historia CortaBerisi kumpulan cerita Kageyama sebagai uke. Pair: Kageyama uke x All seme (hinata, tsukishima, sugawara, kuroo, kenma, lev, bokuto, akaashi, oikawa, ushijima, tendo, atsumu, osamu, kitashin, suna, sakusa, semi, shirabu) Rate: T-M Genre: fluff, soft...