Seisi sekolah merasa terganggu dengan suara lantang dari sang ketos. Siapa lagi kalau bukan Tresnan, salah satu murid teladan, pintar, ganteng dan idaman bagi kaum-kaum hawa di lingkungan sekolah. Walaupun sewaktu tahun kemarin Tresnan sempat terkena skandal yang sekiranya konflik tersebut terjadi salah paham dan Tresnan juga yang salah.
Dengan pergerakan langkah kaki yang cepat membuat tubuh Jennie bergemetar saat tangan Tresnan tiba-tiba mengikat pergelangan tangannya di sebuah tiang tinggi. Yang artinya Jennie harus berdiri di bawah terik panasnya matahari siang bolong menjelang sore harus hormat grak dan menyanyikan lagu kebangsaan indonesia.
Jennie yang sangat kesal ingin sekali mencaci maki manusia yang ada di sampingnya saat ini, tubuh yang begitu kekar, pandangan yang membuat cewe-cewe terpesona dan satu lagi gaya nya yang begitu keren, Habis sudah kesabaran Jennie di hari Senin. Kenapa dia terus yang kena imbasnya?
Jennie merengut sambil memanyunkan bibir dan menatap wajah Tresnan penuh amarah, sesekali ia menendang kaki Tresnan.
Tresnan yang merasa risih langsung mencegat lengan Jennie, diremasnya lengan tersebut hingga memerah.
"Sekali lagi lo ga diem. Jangan coba-coba selamat dari gua!" Ancamnya dengan bisikan maut tepat pada telinga Jennie. Tresnan pun pergi meninggalkan Jennie dan menghampiri kelas yang di tempati Jennie.
"Pak mohon maaf minta waktu sebentar. Saya menemukan Jennie di kantin saat pelajaran bapak mungkin dia membolos, jadi izinkan saya untuk menghukum murid itu Pak, supaya dia kapok." Pandangannya yang lurus menatap guru geografis pun menjadi pusat perhatian banyak murid yang berada dalam kelas.
Salah satu murid mencoba menggoda Tresnan dengan gombalan maut yang menjijikkan bagi Tresnan.
"Hai ganteng!" Godanya.
"Rere!" Seru mereka yang berada dalam kelas.
"Masih kecil udah ganjen sama laki orang lo!" Seru salah satu dari mereka semua.
"Enak aja ganjen, gini ini gua udah pasti jadi bininya Tresnan aka babu, sih lebih tepatnya."
"Ganjen..ganjen!"
"Cocok jadi babu kalo bisa jadi OB."
"Sudah-sudah kalian ini rame terus, Tresnan bilang ke Jennie jam pelajaran bapak sudah hampir selesai kalau udah bel jam kedua suruh Jennie masuk ke ruangan saya!" Pintah guru geografis tersebut dengan suara lantang yang dia tunjukkan, membuat seisi kelas pada kagum dengan guru kesayangan mereka.
"Aduh Pak ...jangan keras-keras suaranya nanti gantengnya hilang." Goda Rere kedua kalinya.
Tuk
Suara pukulan mendarat di dahi Rere.
"Sekali lagi lo ganjen sama cowo, ga segan-segan gua jatuhin lo ke jurang buaya!" Ancem Amel selaku temannya.
"Baperan, ah!"
"Baper, baper, siapa yang baper sama Rere ada emangnya?"
"Ga ada!" Teriak satu kelas seakan-akan memojokkan Rere dengan candaan mereka sendiri.
Selang beberapa menit Tresnan berada dalam kelas Jennie. Ia pun keluar dan menghampiri Jennie yang masih hormat grak menghadap bendera dengan pergelangan tangan yang sudah di lepasnya dengan sendiri membuat Tresnan bingung seketika dan berpikir sejenak.
Setahu Tresnan tangan Jennie diikat ditiang, lalu gimana cara lepasnya?
"Lo lepas ikatannya?" Tanya Tresnan di hadapan Jennie.
Jennie menganggukan kepalanya tanpa menatap wajah Tresnan di hadapannya, pandangannya benar-benar berada di bendera sangat patuh dan hormat sekali Alverana Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Je And Time [ON GOING]
Teen FictionKalo bahagiaku hanya sementara apa bedanya jika aku harus pergi dalam diam? Jujur baru kali ini kata "capek" keluar dari mulutku. Aku harus apa? Setiap masalah yang aku punya selalu jatuh pada angka 4 apa yang salah? Memangnya aku ini apa? Apa mun...