〖Bagian Kesembilan Belas〗

18.9K 1.5K 174
                                    

Jujur aku gatel banget pengen up cepet dan tentunya kalian pasti seneng aku cepet up.

dan di chp ini sedih nya mungkin sedikit, tapi buat jaga" inget stok tissue ya^^

.

.

.

Happy Reading...

Haechan memandang ayahnya begitupun sebaliknya. Dapat Haechan lihat bahwa ayahnya tengah tersenyum padanya, senyum tulus seorang ayah yang sudah lama tak Haechan lihat. Bahkan ia lupa kapan terakhir kali ayahnya tersenyum.

"Ayah.." lirih nya lagi

"Ayah disini nak, sebentar lagi dokter akan memeriksa mu" balas Johnny. Matanya masih mengeluarkan cairan bening.

Haechan mengangkat sebelah tangannya yang terbebas untuk mengusap air mata sang ayah. Tersenyum samar membuat Johnny semakin merasakan nyeri pada hatinya.

"Ayah.. Jangan menangis.. Ayah H-haechan kuat.. Jangan menangis ya ayah.." Haechan berusaha berbicara walaupun terhalang masker oksigen.

Bukannya berhenti menangis Johnny malah semakin sesenggukan, ia langsung memeluk tubuh lemah putranya dan menangis di perpotongan leher Haechan.

"Maafkan ayah.. Ayah bersalah, harusnya ayah tidak menambah penderitaan mu, harusnya ayah tahu dari awal. Ayah mohon maafkan ayah" ucap Johnny, tangis nya pecah begitu saja.

Dengan perlahan Haechan mengelus punggung Johnny yang bergetar hebat, senyuman masih terpatri di bibir pucat nya.

"A-ayah tidak salah.. Ini sudah takdir ku.." balas Haechan

Johnny melepaskan pelukan nya dan menatap putra satu-satunya dengan senyum tulus. Tak lama Doyoung datang dengan seorang perawat. Ia pun mulai memeriksa keadaan Haechan.

"Keadaannya masih belum stabil tapi dia sudah melewati masa kritisnya. Jika keadaan Haechan sudah mulai stabil maka Haechan bisa di pindahkan ke ruang rawat biasa" jelas Doyoung pada Johnny

"Terimakasih Doyoung" ucap Johnny

"Sama-sama paman, kalau begitu aku permisi dulu" pamit Doyoung lalu pergi dari ruangan ICU

"Ayah.." panggil Haechan

"Iya nak? Kau perlu sesuatu? Biar ayah ambilkan" ucap Johnny

"Air.. Haechan haus" pinta Haechan.

Johnny bergegas mengambilkan air yang ada di atas laci dekat ranjang Haechan. Lalu Johnny membantu Haechan dengan perlahan, Johnny menurunkan masker oksigen tersebut lalu menyodorkan bibir gelas dengan bibir pucat Haechan. Setelah di rasa tenggorokannya tidak kering lagi, Johnny kembali membaringkan Haechan dan memasang kembali masker oksigen itu.

Haechan kini merasakan bagaimana rasanya di sayang oleh satu-satunya keluarga yang ia miliki. Ayah yang dulu selalu menyiksa nya kini kembali menyayangi dirinya.

.

.

.

PERFECT 〖MarkHyuck〗✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang