part 2 || William

18 4 0
                                    



Flashback sebelum kejadian bunuh diri

POV Willy Putra Pratama.

"Pah Willy bisa kok menang dipertandingan Basket minggu depan" Ucap Willy masih menahan air matanya.

Tak ada jawaban dari sang lawan bicara,sekarang Willy sedang berada di ruangan kerja Wahyu~Papanya sendiri.

Yang sebelumnya ruangan rapi dengan rak-rak buku di dinding,sekarang berantakan akibat kemarahan sang Papa.

"Pah,papah ngertiin Willy dong,Willy kan anak papa juga" Pintanya sambil menatap lekat papanya.

Brugh

Wahyu mendorong Willy hingga tersungkur di lantai,emosinya sudah tak stabil.

"Pembunuh!! Anak saya tidak ada yang pembunuh!!" Bentak Wahyu sembari menarik kerah baju Willy.

Willy tak mengerti apa yang papanya katakan,tapi yang jelas ia tahu kalau papanya sangat benci padanya sejak kematian Kak Elang~kakak dari Willy juga Carin.

"Ma-maksud papa apa?" Dengan suara gemetar Willy berusaha tersenyum.

Wahyu menepis kasar Willy,emosinya semakin menjadi-jadi melihat Willy tersenyum tak berdosa seperti itu.

"Kamu!yang buat Elang meninggal!!" Bentaknya dengan melempar buku kearah Willy.

Degg

Willy seketika menjatuhkan air matanya,mengingat kejadian Elang meninggal.

"Papah,Willy kan udah jelasin pah,Willy kebawa emosi waktu itu" Willy mencoba menjelaskan pada pria yang sudah emosi itu.

Wahyu tertawa sembari bertepuk tangan
"Hebat kamu ya,udah pembunuh,gak guna,hanya AIB kamu di keluarga ini!" Wahyu menekan setiap kata katanya sambil memperhatikan mata tajamnya.

Wahyu mendekat ke arah Willy yang masih duduk di lantai,dengan penuh emosi Wahyu menarik paksa tangan Willy.

"Keluar kamu!kamu gak pantes ada disini!"

"Pah maafin Willy pah" Willy berusaha menahan langkahan Wahyu.

Sampai di halaman rumah Wahyu masih menarik Willy hingga pergelangan tangan Willy memerah.

Bugh

Pukulan keras berhasil mendarat tepat di ujung bibir Willy,membuat darah kental keluar dari sana.

"Mati aja kamu sana!gak guna tau!" Bentak Wahyu.

Willy mengalah karena sudah tak tahan dengan sikap Wahyu,Badan Willy sudah tak kuat menopang tubuhnya,ia menjatuhkan diri tepat di depan gerbang rumah.

"Pah,Willy berusaha berubah pah" perkataan Willy terhenti karena isak tangisnya.

"Kak Elang,maaf,gua waktu itu emosi,sekarang gua udah berubah kok kak gua udah bisa kontrol emosi gua" Lanjut Willy masih dengan tangisnya.

Tak lama Willy baru saja ingat akan janjinya dengan Vera,Willy mencari sesuatu dalam sakunya,terdapat sebuah kotak merah berbentuk hati.

"Ra,kayaknya gua gak bisa jadi suami lo,gua takut kejadian Elang terulang,gua takut gak bisa kontrol emosi gua ke lo" Ucap Willy sembari membuka kotak hati yang berisi cincin itu.

Willi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang