Makan malam telah usai. Setelah mengalami kebingungan untuk memasak karena bahan yang tidak lengkap, akhirnya Minhyun menang dengan sarannya untuk memesan makanan. Yah.. Walaupun Baekho awalnya sangat menentangnya karena menganggap masakan rumah lebih aman.
Pizza, Minhyun memesan pizza dengan ukuran yang besar untuk mereka berdua. Tanpa terkecuali coca-cola zero kesukaan Baekho menjadi pendampingnya.
'Baekho.. '
"Hm?"
'Ingin tidur bersama?'
"Tidur... Bersama...???"
Baekho membeku dan pipinya memerah. Bagaimana bisa ketika dia baru saja memantapkan diri untuk melangkah, Minhyun mengajaknya untuk berlari?
"Minhyun.. Bukankah itu terlalu cepat?"
'Apa yang kamu pikirkan? Maksudku tidur bersama adalah tidur bersama, benar-benar hanya tidur berdampingan'
"Oh?! Uh.. Maaf.. "
'Wahh.. Kamu juga mesum bukan?'
"Apa?! Bicaramu yang tidak jelas!"
'Nyenyenye terserah'
Baekho terkekeh. Rasanya seperti dejavu.
"Kalau begitu tunggu aku di kamar, aku akan mencuci piringnya terlebih dahulu"
'Baik'
Minhyun tanpa ragu melangkah masuk ke dalam kamar Baekho. Kamar Baekho sangat luas, kasurnya memiliki ukuran Raja tapi semuanya tetap sederhana.
Aroma di dalam kamarnya pun sangat Baekho. Minhyun tak henti-hentinya tersenyum membayangkan dia dan Baekho akan tidur bersama malam ini.
Minhyun berkeliling sedikit dan tidak menemukan barang apapun bekas miliknya. Semuanya bersih dan tertata rapi. Tentu saja Minhyun menyukai itu, walaupun dengan hati yang agak berat karena sekarang harus memulai semuanya dari awal lagi.
Pintu terbuka dan Baekho masuk dengan senyumnya yang masih agak canggung.
"Kamu melihat-lihat? Apa saja yang sudah kamu lihat?"
'Tidak ada. Kamarmu hanya.. Sangat bersih'
"Minhyun.. Sebelumnya aku ingin meminta maaf tapi aku akan memeriksa berkas terlebih dahulu dengan laptopku. Tidak apa-apa kan?"
'Tentu'
Baekho duduk di ranjangnya dengan laptop di pangkuannya. Awalnya Minhyun juga hanya duduk dan melihat Baekho yang bekerja, sama persis ketika sedang berada di kantor. Tapi malam ini Baekho melakukan sesuatu yang lain.
Tangan kanan Baekho masih memegang kursor laptop tapi tangan kiri Baekho memegang tangan Minhyun.
Minhyun sedikit tersentak. Petir menyambar hatinya. Baekho selalu senyaman ini tapi.. Tapi... Ini benar-benar mendebarkan dan cukup untuk membuatnya berteriak.
Entah Baekho tidak sadar atau memang sudah terlanjur nyaman. Baekho dengan tenangnya mengangkat tangan Minhyun yang dia genggam dan menciumnya. Pandangannya masih pada laptop dan tangan kanannya masih terfokus pada kursor. Tapi.. Tangannya..
'Baekho..'
"Hm?"
Minhyun diam. Baekho akhirnya menoleh untuk melihat wajah Minhyun yang telah berubah menjadi tomat segar dan matang.
"Kamu baik-baik saja?"
'Oh.. Uh.. Iyah..'
"Aku terlalu lama yah? Baik, aku akan berhenti sekarang. Waktunya tidur"
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Me ; BaekMin
FanfictionSeorang anak berseragam yang selalu mengikuti CEO sukses kemanapun dia pergi. "aku akan pergi kemanapun kamu pergi, karena aku tidak ingin kamu pergi untuk yang kedua kali"