20

158 30 20
                                    

PERINGATAN!!!

Cerita ini mengandung muatan dewasa dan berat seperti kekerasan, bullying, kata - kata kasar, dll. serta mengambil latar di Korea Selatan dan memuat tokoh dengan nama idol dan nama - nama orang korea, namun bukan maksud penulis untuk membuat citra buruk negara terkait di mata para pembaca.

Bagi pembaca yang belum cukup umur atau tidak nyaman dengan konten tersebut,

TIDAK DIANJURKAN UNTUK MEMBACANYA

Jadilah pembaca yang bijak dalam memilih























Setelah kepergian Tzuyu dan juga Changbin, segerombolan anak SMA itu lantas menaiki wahana permainan bernama Disco Pang Pang. Karena ada beberapa yang datang berpasangan, tentu saja mereka akan lebih memilih duduk bersama kekasih mereka dan menjaga gadisnya bagi para lelaki. 

Oleh karenanya Lisa-Bambam-Rose-Junhoe-Yugyeom-Dokyeom, duduk dalam satu sisi yang sama. Sedangkan Hyunbin-Jennie-Mingyu-dan 2 orang asing lainnya, duduk di sisi yang berlainan dengan jarak yang cukup berjauhan. Kecuali Hyunbin yang duduk dengan jarak yang cukup dekat dengan Jennie. 

"Lebih baik kau lepaskan kacamatamu daripada nanti terlempar dan hilang atau rusak," ujar Hyunbin dengan pelan dan tatapan mata yang lurus menghadap ke depan. Jennie, gadis yang duduk di samping lelaki tersebut hanya menoleh sejenak dan kembali menatap ke depan. 

"Memangnya bagaimana cara alat ini berfungsi?" tanya Jennie kepada Hyunbin. Tapi juga menarik atensi pemuda lainnya.

"Hahhhh...." "Entahlah"

Dua jawaban Jennie dapatkan. Yang satu menjawab dengan helaan nafas dan jawaban lainnya berasal dari seseorang yang sama-sama tidak tahu. 

Jennie menoleh ke sisi kanannya. Menatap presensi pemuda yang memiliki pengetahuan yang sama dengannya akan kebahagiaan semu yang ditawarkan dunia. Pemuda yang sama-sama menatapnya dengan cengiran manis karena gigi taringnya. 

"Wahana ini hanya akan berputar dan sedikit ada guncangan. Permainan anak-anak," ujar Hyunbin kemudian beranjak.

"Hyunbin-ah!! Kau mau kemana?!" tanya Yugyeom dengan teriakannya. 

"Kamar mandi!!"

Jawaban yang menimbulkan senyum miring tercetak pada wajah Jennie. Hanya sekejap lalu berubah menjadi dingin kembali. Karena gadis itu tau, apa yang pemuda itu ikuti. 

"Ya!! Kenapa anak muda tadi turun? Hei, anak laki-laki berkaos biru tua?" 

Suara rendah khas lelaki tua terdengar dari pengeras suara. Wahana bergerak sebentar dan menjadikan Mingyu serta Jennie sebagai spotlight. Kedua muda-mudi yang awam terhadap kesenangan tersebut hanya menoleh bingung. 

"Na?" tanya Mingyu mengarah kepada seorang lelaki dengan usia matang yang memegang mikrofon dan dihadapkan mesin operasional. 

"Iya, tentu saja. Apa yang kau lakukan pada pemuda tadi? Apa kalian saling merebutkan gadis cantik itu? Atau gadis itu memiliki dua kekasih?" 

Pertanyaan tersebut dilontarkan sembari memberikan goncangan pada sisi yang dimana Jennie-Mingyu berada. Tentu saja hal tersebut membuat Jennie tersentak dan langsung mencari pegangan. Tangan kirinya memegang erat jeruji besi di belakangnya dan tangan satunya lagi sudah menggenggam erat kaos pemuda di sisi kanannya. 

Mingyu yang sama terkejutnya pun lantas menggenggam erat tangan mungil yang berada di depan perutnya dengan salah satu tangannya. "A-aniyo, tuan. Dia hanya temanku," jawab Mingyu masih tak sadar dengan apa yang ia lakukan. 

The UndergroundWhere stories live. Discover now