part 1

8 0 0
                                    

"aku tidak suka jadi perempuan! perempuan itu lemah dan tak bisa bertarung!" diriku,yang berusia 8 tahun itu protes pada ibuku yang berusaha mendandaniku untuk sebuah perayaan.
Ibu menatapku dengan wajah terkejut dan kecewa. Beliau pun menamparku dan pergi tanpa sepatah katapun. Aku yang masih kecil menahan tangisku. Karena ada yang bilang laki-laki tak boleh menangis. Jadi aku tidak mau nangis!

Aku pun mendatangi paman Zhueng yang sedang melatih kekuatan auranya. Yahh..sejujurnya dia bukan pamanku. Dia hanya seorang pemuda asing tersesat yang diizinkan tinggal disini oleh orang tuaku karena iba melihatnya datang kemari dengan keadaan sakit dan kelelahan. Sebenarnya juga, panggilan 'paman' terlalu tua untuk pemuda itu. Tapi aku suka saja memanggilnya paman. "pamaan! aku ikut! tunggu sebentaar!" "ahh..luo!" paman Zhueng pria yang tampan.. rambut panjang hitam nya mengibas terkena angin bersamaan dengan hanfu yang ia pakai. dia mengelus kepalaku dengan lembut menyentuh rambut pendek bak laki2 ku yang berantakan. Dia tak pernah marah. berbeda dengan kedua orang tuaku. aku menyayanginya. dan dia menyayangiku.

Aku duduk menyilang disebelahnya. Seketika paman Zhueng memandang dengan ekspresi yang tidak biasa. "ada apa paman?" "Tidak apa apa..kurasa bukan waktu yang tepat untuk membicarakan ini denganmu" "kubilang, apaa paman!" aku menggoncang dirinya agar memberitahuku karena aku sangat penasaran! paman pun tertawa. "baiklah..tenanglah.." kami pun duduk berhadapan. ekspresi paman yang rileks berubah menjadi sangat serius. sorot matanya menunjukkan kalau dia akan memberitahuku sesuatu yang penting. Ia pun membuka mulutnya "kau gadis yang cantik." kemudian tersenyum sambil menyipitkan matanya. Aku mengguling2 kan tubuhku di lantai kuil yang dingin saking kesalnya. "AAARGHH! paamaan masa iya hanya itu!! kukira apa!!" "hahaha...rasanya lucu sekali melihatmu kesal." dia tertawa dengan santai dan elegan sedangkan aku disini berapi-api!!!

 "Apa yang membuat paman berpikir bahwa aku cantik?! rambutku pendek seperti laki-laki dan sangat berantakan! tidak seperti gadis pada umunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa yang membuat paman berpikir bahwa aku cantik?! rambutku pendek seperti laki-laki dan sangat berantakan! tidak seperti gadis pada umunya..dan lagi,aku benci jadi perempuan.."
aku berdiri menunduk pada lantai didepan pamanku. kini paman menatapku dengan sayu. "ada apa? mengapa kau benci jadi perempuan sementara kau sangat cantik?" wajahku memerah kesal. Aku pun berbicara dalam hati. Karena apa ya..? apa karena aku jadi tidak boleh ikut berperang? apa karena aku harus selalu menjaga kesopanan dan keanggunanku,padahal sifatku hiperaktif begini? apa karena aku yang pembangkang dan suka bergelud dengan lelaki ini harus taat dan loyal pada suamiku di masa depan? apa karena aku tidak mau merasakan sakitnya melahirkan? "ahh tidak tau pokoknya aku tak suka saja!" "kalau aku bisa jadi laki-laki...aku akan sangat menerimanya!" "aku bisa belajar berpedang, bertarung, dan menjadi lelaki tangguh seperti naga!" aku menjelaskan panjang lebar.

Awalnya ekspresi paman seperti terkejut. tapi dia mulai melihatku dengan senyum manis di wajahnya beberapa detik kemudian. lalu tertawa santai. dia mengelus kepalaku lagi. "kau tahu..tidak harus menjadi lelaki untuk menjadi tangguh dan kuat..Dan lagi....." paman berhenti mengelusku dan mendekatkan wajahnya padaku. "aku merasakan sesuatu..yang tak biasa dalam dirimu"
mataku melebar,"waah..apa itu paman?" "seperti yang kurasakan disini..kau lahir di tanggal yang tak biasa. Dan di tanggal itu banyak hal mistis. Dimana kau punya potensi spesial yang banyak orang mengincarnya." aku bengong karena tak paham apa yang dia bicarakan. "maksudnya.. apakah aku punya bakat??" aku mengepalkan kedua tanganku dan mataku berbinar-binar. "iya..tapi tolong jangan beritahu siapapun termasuk orang tuamu..kalau kau beritahu pun..orang yang tak faham akan meremehkanmu."
seketika aku tersenyum. aku tidak tahu apakah paman hanya bermaksud menghiburku atau apa. Tapi aku senang mendengarnya. Aku merasa kalau aku memang tangguh meski aku bukan lelaki dan paman mengakuinya.

Next..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The spring seedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang