Kakashi menyempatkan diri menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Naruto sebelum berangkat ke Gedung Hokage.
Namun, hingga sarapan yang sudah dibuat oleh Kakashi selesai dan dihidangkan di atas meja, Naruto tidak kunjung menampakkan batang hidungnya.
Pemuda kuning yang tidak kunjung menyahut ketika dipanggil oleh Kakashi, membuat kening Kakashi mengerut. Dia yakin bahwa dirinya pasti membuat kesalahan besar semalam.
"Naru-" panggilan Kakashi terhenti seketika ketika pintu rumahnya diketuk dengan sangat tidak sabar.
Tidak lama kemudian, suara malas Shikamaru terdengar, Kakashi yang ingin bangun untuk membuka pintu mengurungkan niat. Karena dia tahu, bocah itu pasti membawakannya pekerjaan.
Namun matanya membelalak kaget ketika melihat Naruto keluar kamar terburu-buru, dan tanpa menyapanya terlebih dahulu, bahkan sarapan pun tidak, hanya untuk membukakan pintu untuk Shikamaru.
Sungguh, dia geram.
"Naruto!" Panggil Kakashi dengan suara kuat dari ruang makan. Naruto tidak berpaling, dia malah menutup pintu dan berlalu pergi.
Kini Kakashi benar-benar geram.
Setelah melihat Naruto dengan Sasuke semalam, dia masih merasa panas hingga saat ini, dan kini ditambah Shikamaru? Sungguh, otak Kakashi rasanya ingin meledak.
Yah, tapi di sisi lain, dia masih ingat dengan apa yang dirinya katakan semalam soal keinginannya agar Naruto bahagia dan soal dirinya yang siap melepas Naruto. Kakashi terdiam seketika ketika memorinya mulai kembali.
Kejadian semalam sedikit demi sedikit menjamah otaknya. Dimulai dari Naruto yang bertanya, dirinya yang tidak bisa menjawab pertanyaan Naruto, dan Sasuke. Kakashi berpikir sebentar.
"Apa aku mengatakan hal itu pada Naruto?" tanya Kakashi pada dirinya sendiri.
"Ahhh, aku bodoh sekali," ucap Kakashi sambil mengacak rambutnya. Dia menatap kosong ke arah sajian yang sudah dia siapkan.
Tidak lama, dia memilih untuk meninggalkan makanan-makanan dan sebuah kertas kecil di atas meja tanpa disentuh sedikitpun.
Dia pergi ke Gedung Hokage.
[9. PRIDE]
Kakashi membaca satu persatu berkas di atas meja dengan teliti, benar apa yang dikatakan oleh Might Guy, banyak sekali warga desa yang menyetujui undang-undang baru miliknya. Jika begini, mungkin para tetua tidak akan bisa menolaknya.
Kakashi tersenyum kecil di balik maskernya sebelum Shikamaru masuk ke dalam ruangannya. Raut wajah Kakashi berubah total. Ia masih geram dengan kejadian pagi tadi.
"Kakashi sensei, bisakah aku bertanya?" tanya Shikamaru memulai pembicaraan, tidak lupa pula dia menutup pintu sebelum melangkah ke dekat Kakashi, Kakashi mengangguk namun wajahnya tidak menunjukkan sikap ramah sama sekali.
"Apa yang anda lakukan pada Naruto?" tanya Shikamaru, Kakashi diam sejenak, telinganya terbuka lebar untuk pembicaraan ini. Karena ini semua tentang Naruto, kekasihnya.
"Apa maksudmu?" tanya Kakashi.
"Aku hanya ingin berkata, jika anda memang tidak serius dengan hubungan anda dan Naruto, lebih baik anda lepaskan saja dia. Biarkan dia bebas," ucap Shikamaru.
Kakashi menatap mata Shikamaru, "Hubunganku dengan Naruto bukanlah urusanmu," ucapan Kakashi membuat Shikamaru tergelak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEIRD SENSEI 2 √
Fanfiction[BL] [Sequel Weird Sensei] Selepas hubungan diputuskan sepihak oleh Naruto, Kakashi yang telah menjadi seorang Hokage, kini mencoba meraih kembali Naruto miliknya. Biarpun Narutonya telah dimiliki orang lain.