BAB [02] KETAKUTAN RUBY 🦖

5.8K 120 67
                                    


  🦖Jangan lupa vote and comen sesuai batasan jangan yang bikin saya badmood 💗

"Mungkin ini sangat lah keterlaluan dan Membuatmu ketakutan. Tapi percayalah aku melakukan ini karena aku cemburu dan membuatmu sedikit mengerti bahwa kamu adalah milikku, Ruby. Mie Rey!"

~Mariel Lintang Semesta~

oOo
 

"Aaaaa!!" teriak Ruby terkejut spontan membuangnya kasar saat melihat isi dari kotak misterius yang sangat mengerikan baginya.

Potongan tangan berlumuran darah yang masih segar,


   Gila!

Mariel yang baru saja memanjat jendela kamar milik Ruby, gadisnya. Mendengar teriakan gadisnya, cowok itu spontan berlari keluar kamar mencari sumber suara Ruby dengan raut wajah khawatir sekaligus takut terjadi apa apa.

"Ay––" ujar Mariel terpotong.

"Mariel," gumam Ruby terisak pelan seraya memeluknya erat. Gadis itu menggelamkan kepalanya di dada bidang milik Mariel.

Mariel yang mendapatkan pelukan secara tiba tiba sedikit terkejut. Kerutan halus terukir di dahi Mariel. Cowok itu hanya terdiam untuk memberi ruang, membiarkannya sesekali mengusap pelan punggung Ruby yang terisak seolah olah memberikan ketenangan. ia tak perduli dengan kaos putih nantinya akan basah.

"Kamu kenapa hmm?" tanya Mariel  melepaskan pelukannya seraya menangkup kedua pipi Ruby, gadisnya.

"I-itu d-dalam kotak," ujar Ruby ketakutan seraya menunjuk kotak misterius yang terjatuh di lantai dengan tangan gemetaran.

Mariel menoleh mengikuti arah tunjuk Ruby. Melirik sekilas lalu mengangguk paham.

"Shhh gapapa, jangan takut. Aku anterin ke kamar kamu ya? biar nanti aku yang beresin kotak itu hmm,"  ujar Mariel lembut seraya mengusap lembut pipi Ruby yang terdapat bekas air mata yang sudah mengering karena ulahnya.

 Mariel diam diam menghela napasnya. Cowok itu meruntuki kebodohannya karena telah membuat gadisnya menangis padahal ia sudah berjanji tidak akan membuatnya menangis selain kebahagiannya. Mau bagaimana lagi, Mariel melakukan ini karena ingin memberikan sedikit pelajaran tapi sepertinya ia terlalu emosi hingga tak memikirkan akibatnya.

Mariel menuntun Ruby masuk ke kamar dan mendudukkan ke tepi kasur milik Ruby. Cowok itu mengambil air putih yang terdapat di nakas lalu sedikit berjongkok menyodorkan ke arah Ruby yang langsung di terima dan di minum sampai tak tersisa dan menyerahkan kembali gelas itu.

Mariel terkekeh kecil seraya menerima gelas kosong itu." Haus banget ya, Ay!"

Ruby meringis kecil, ia tersenyum malu dengan sedikit semburat merah jambu di kedua pipinya. Astaga!

Mariel yang mencoba menahan tawa akhirnya tertawa pecah saat melihat wajah malu gadisnya yang menurutnya terkesan lucu.

"Apaansih ga lucu tau ga!" dengus Ruby kesal seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Ga!" seru Mariel santai sambil menggeleng polos dan membuat Ruby lagi lagi hanya mendengus.

"Ay, marah ya?"  tanya Mariel seraya terkekeh kecil melihat wajah marah gadisnya yang menurutnya lucu di matanya.

  "Siapa ya marah? ga ada tuh!" ketus Ruby sambil memalingkan wajahnya.

Mariel hanya menghela napasnya lalu beranjak berdiri seraya ingin membalikkan badannya namun Ruby yang sedang menyerit heran lebih dulu mencegahnya dengan mencekal tangan kanannya.

MARIEL : BAYI BESARKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang