Kageyama sudah tak lagi mengingat tanggal dan hari. Entah sudah berapa malam yang ia lewati di kastil berisi para vampir keji ini. Tubuhnya semakin kurus dengan luka gigit dimana-mana. Lehernya dirantai setiap saat kecuali jika ia pindah kamar atau makan di meja besar. Itupun kalau dia makan.
"Dia tidak mau makan lagi?" Kita menyernyitkan alis melihat Atsumu kembali ke dapur dengan piring makanan yang masih penuh. Si pirang mengangguk.
Melihat itu, Tsuki berdiri, ia meraih piring berisi makanan dan melesat kembali ke kamar Kageyama.
"Makan."
Kageyama mengacuhkan sang vampir dan hanya diam meringkuk memeluk lututnya.
"Manusia memang merepotkan. Seharusnya kau bersyukur kami masih memberimu makanan."
Kageyama masih membisu seolah telinganya tuli akan perkataan mereka.
Melihat kelakuan manusia raven itu, amarah Tsuki jadi terbangun.Ia mencengkram leher Kageyama, menariknya hingga si manusia tercekik rantai. "AHK!" Kageyama memegang tangan Tsuki, menatapnya melas dan mulai menangis. "Aku mau pulang.."
"Pulang? Ini rumahmu yang baru. Berhentilah bersikap seperti bayi yang bisanya hanya menangis." Ia mendorong tubuh Kageyama hingga punggungnya terbentur kepala ranjang. "Sekarang makan."
.
.
.Saat purnama kembali nampak, ibu dari keenam vampir itu mendatangi Kageyama. Ia merasa berbelas hati melihat anak manusia yang menyedihkan itu.
Sekarang adalah saatnya makan malam, dimana semuanya harus berkumpul di meja besar. Kageyama tengah meringkuk dan menangis sampai sebuah tangan mengelus pipinya. Melihat vampir perempuan itu Kageyama sedikit terhenyak.
"Apa kau mau mati?" Sang vampir bertanya.
Kageyama menatap wajahnya kosong.
"Kenapa kau begini? Menolak makan, tidak pernah tidur.. Kau bisa mati.." Wanita itu mengelus rambut Kageyama pelan seolah si raven salah satu dari putranya.
"..." Kageyama tak merespon sama sekali.
"Aku beri tahu satu hal, jika kau cukup mampu membuat putra-putraku jatuh cinta dan percaya padamu sedikit saja.. Mereka akan menuruti segala permintaanmu.. Termasuk keluar dari kastil ini sesekali.."
Mendengar hal itu secercah harapan pun timbul. Kageyama menaruh atensi penuh pada sang vampir wanita. "Sungguh?"
Sang vampir tersenyum lebar. "Tentu"
"Apa yang harus kulakukan?"
.
Pergelangan kaki kanan Kageyama yang patah membuat lelaki itu berjalan pincang menuruni tangga.
Menuruti nasihat si vampir wanita, kali ini Kageyama merias diri dan berusaha terlihat tidak menyedihkan.
Sontak seluruh mata tertuju padanya ketika ia tiba di ruang makan. Kageyama memakan makanan dengan lahap membuat keenam vampir di ruangan itu menatapnya heran.
"Jadi kau memilih membiasakan diri tinggal disini? Menarik" Atsumu menyeringai dan matanya berkilat.
Kageyama mengangguk. Mereka berenam menanti Kageyama sampai selesai makan.
.
.
."Kageyama!!" Hinata terbangun ditengah malam. Dirinya mimpi buruk tentang Kageyama yang ditangkap vampir.
Sudah satu bulan Kageyama menghilang, penduduk desa sudah mencari lelaki manis itu kemana-mana tapi tidak pernah ditemukan.
Hinata merasa sangat bersalah, andai dia bisa meyakinkan Kageyama agar ikut pulang bersamanya, andai ia cukup kuat untuk menarik paksa lelaki raven itu kembali. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya berandai-andai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kageyama Harem Short Stories
Short StoryBerisi kumpulan cerita Kageyama sebagai uke. Pair: Kageyama uke x All seme (hinata, tsukishima, sugawara, kuroo, kenma, lev, bokuto, akaashi, oikawa, ushijima, tendo, atsumu, osamu, kitashin, suna, sakusa, semi, shirabu) Rate: T-M Genre: fluff, soft...