blue diary : 07

9 3 0
                                    

Aku berdiri di depan kamar mandi laki laki sambil mondar mandir menunggu jungwon keluar

walaupun di cap mesum oleh beberapa murid laki laki yang kaget dengan keberadaan ku di depan kamar mandi, tetap saja aku bersikeras menunggu jungwon.

"eh udah?"

akhirnya, setelah hampir setengah jam mondar mandir ga jelas, jungwon keluar dari kamar mandi dan menatap ku kaget

"lo ngapain kesini? nungguin gua?" tanya jungwon sambil menukikkan alis nya

aku mengangguk "iya, gua takut sesuatu terjadi sama lo, makanya gua udah siap siaga disini"

jungwon tersenyum miring lalu menatapku curiga "lo cewe mesum ya?"

Aku melotot tak terima, dengan refleks aku memukul bahu jungwon dengan keras
"mata Lo!"

jungwon terkekeh lalu memandang ku
"gua bukan anak kecil kali, tenang aja"

"tetep aja- gua khawatir"

jungwon menggindikan bahu nya acuh lalu berjalan meninggalkan ku

"tunggu dong!!" teriak ku lalu berlari mengejar jungwon

langkah kaki nya yang besar tak sebanding dengan langkah ku yang kecil, maka dari itu aku harus sedikit berlari untuk menghampiri jungwon.

"lo aneh ya, gua ga tau kalo cewe cewe aneh dalam drama yang gua tonton itu ternyata beneran ada"

terserah apa kata mu, yang terpenting sekarang aku harus ada di sisi mu terus menerus.

aku tak boleh lengah, dan aku harus segera tau penyakit apa yang kau derita hingga membuat mu merenggut nyawa saat itu

"kok belok? lo ga mau balik ke kelas?" tanya ku heran

bukannya berjalan lurus ke arah kelas, jungwon malah membelokkan kaki nya ke arah gerbang belakang sekolah yang masih tertutup rapat

"lo balik aja, gua mau pergi bentar"

"Bolos?" tanya ku yang tak jungwon balas

jungwon melompat melewati pagar lalu berjalan entah kemana

aku yang hanya melihat itu dari sela sela gerbang langsung menghela nafas pasrah

"Gagal lagi?"

aku mengusap wajah ku kasar lalu kembali menoleh ke arah gerbang yang tiba tiba saja terbuka lebar.

menatap kaget dan bingung ke arah jungwon yang sudah siap dengan sepeda ontel nya,
"Ayo, lo mau ikut ga?"

aku langsung tersenyum girang dan naik ke atas sepeda jungwon dengan semangat

"tutup dulu gerbangnya bego" ucap jungwon ngegas sambil menyikut lengan ku

"Iya iya"

Dengan berhati hati aku kembali menutup gerbang sekolah agar tak menimbulkan suara, lalu kembali naik ke boncengan belakang sepeda jungwon

"let's go!"

jungwon mulai menggoes sepeda nya pelan lalu kami pergi dari sekolah entah mau kemana,

dulu jungwon juga suka membolos seperti ini, tapi aku tak tau dia kemana
karena saat itu kami belum dekat dan tak peduli satu sama lain

tapi karena sekarang aku sudah tau segalanya di masa yang akan datang, aku akan berhati hati setiap mengambil langkah di masa lalu ini

aku takut mengubah sesuatu lagi.

jungwon dan aku berhenti di depan sebuah toko peralatan tulis yang bisa di bilang kecil dan tak terlalu lengkap isinya

"toko alat tulis lilian's" gumang ku membaca papan nama yang berada di atap toko tulis ini

aku turun dan memperhatikan jungwon yang masuk ke dalam toko itu sambil tersenyum ramah ke arah penjual peralatan tulis

aku ikut masuk dan tersenyum seraya menunduk sopan

aku mengikuti langkah jungwon yang tengah memilih buku buku diary di bagian pojok toko

karena merasa bosan, aku memilih berjalan ke arah etalase depan kasir dan melihat lihat berbagai macam pulpen

"senang bisa bertemu dengan mu lagi" ucap kakek penjaga toko peralatan tulis ini

"ha? ah iya senang bisa bertemu dengan mu juga" balas ku canggung

"kembali ke masa lalu ya? Kamari, aku ingin memberikan mu sesuatu untuk menjadi bekal bila kembali lagi ke sini" ucap kakek itu aneh

walaupun merasa aneh, aku tetap mendekatkan diri ke arah kakek itu

"Kemarikan tangan mu" suruhnya

Aku mengulurkan tangan ku dengan ragu, setelah nya kakek itu memasangkan sebuah gelang berwarna hitam tanpa hiasan apapun di tangan ku

"untuk apa?" tanya ku spontan

"jika halaman buku mu habis dan kau masih ingin kemari, kau bisa menggunakan gelang ini sebagai ganti nya"

ha? yang benar saja?

"mau beli pulpen?" tanya jungwon yang membuat ku tersadar dari lamunan

"o-oh enggak"

jungwon mengangguk lalu menyuruh ku untuk menunggu di depan karena dia mau membayar buku yang ia ambil

tak berselang lama, jungwon menghampiri ku dan memberikan ku sebuah buku diary yang sama persis seperti milik ku di masa depan

"gua bingung mau beliin lo apa, jadi semoga Lo suka"

Aku tersenyum tipis lalu memeluk buku diary yang jungwon berikan
"apapun yang lo kasih gua suka kok, makasih ya!"

jungwon mengangguk lalu naik ke sepeda nya, setelahnya kami pergi dari hadapan toko peralatan tulis tadi dan kembali ke sekolah

"oh iya won, kok lo beli buku disana? emang di koperasi ga ada?" tanya ku kepo

"ada, cuman di sana istimewa, ada suatu keajaiban yang ga di miliki oleh toko toko lain" jawab jungwon sambil tersenyum

- TBC -

- TBC -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




























tetaplah update dengan semangat walaupun ga ada yang baca, wkwkwk

Blue diary - yang jungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang