Chapter 20: Kejadian Tak Terduga

4 0 0
                                    

Hari ini aku kembali bekerja lagi setelah tadi pagi mampir di apartemenku. Tujuannya untuk mengganti baju dan mengambil laptop dan tasku. Akhirnya aku bisa bekerja hari ini setelah berdiskusi panjang lebar dengan ba-san dan oji-san. Untungnya ada Yona yang mendukungku.

Saat keluar dari apartemen, aku tidak melihat batang hidung senpai. Tadinya aku ingin langsung memberikan jawabanku padanya di apartemen, tapi mungkin dia sudah pergi sebelum aku selesai mengambil barangku. Yah, ini memang sudah agak siang dan aku harus berjalan dengan cepat ke stasiun supaya tidak ketinggalan kereta.

Sampai di kantor, aku akhirnya melihatnya di balik mejanya. Aku langsung menghampirinya setelah meletakkan tasku di atas kursi.

"Ohayou gozaimasu, Senpai. Bisa bicara denganmu sebentar?" sapaku ketika berada di dekat mejanya. Sekarang masih belum jam kerja kantor, jadi tidak masalah kalau aku berbicara dengannya sebentar.

"Ohayou, Sami. Boleh. Ngomong-ngomong, bagaimana keadaanmu?" jawab senpai lalu kami berjalan menuju atap.

"Sudah lebih baik, setelah istirahat seharian kemarin," balasku seperti biasanya.

"Syukurlah. Gomen ne, aku tidak menjengukmu. Saat itu, aku ke apartemenmu, tapi kamu tidak ada," kata senpai dengan mimik menyesal.

"Ah, tidak apa kok. Aku nginap di rumah oji-san waktu itu. Makanya tidak ada di apartemen," balasku dengan sebuah senyum tipis. Bukan salahnya tidak menjengukku, lagipula aku hanya sedikit sakit kepala karena ada ingatan yang berusaha masuk.

"Ooh. Jadi, bagaimana Sami?" tanyanya setelah kami sampai di atap.

"Hmm, gomen, Senpai. Ternyata, memang ada orang lain yang kusuka," kataku terus terang dan tidak ingin membuatnya menunggu terlalu lama. Aku juga sudah berlatih sejak semalam. Sebenarnya, aku ingin langsung mengatakannya kemarin setelah bertemu dengan Tsuyoshi-kun. Tapi, setelah kupikir, tidak baik kalau menolaknya dengan pesan teks atau telepon.

"Senpai, baik-baik saja kan?" lanjutku memastikan dengan wajah sedikit menyelidik.

"Tenang saja, urusan hati memang tidak bisa dipaksakan. Tapi, gomen, aku tidak bisa mendoakan kebahagiaan kalian. Eh, aku duluan ya," balasnya dengan sebuah senyum yang dipaksakan, lalu segera pergi. Aku sengaja tidak mengejarnya karena dia terlihat sangat tidak baik-baik saja meski dia berkata sebaliknya. Untuk sementara, aku akan membiarkannya sendiri dan menjaga sedikit jarak.

TTT

"Koshimizu-san, mau pulang denganku?" ajak Sato-san yang duduk di belakangku. "Kamu tinggal di dekat Harajuku kan? Aku kebetulan mau ke sana," sambungnya lagi.

"Ah, terimakasih tawarannya. Tapi, ada temanku yang akan menjemput," tolakku dengan halus padanya.

"Sou ka? Jya, aku duluan ya," balasnya lagi lalu mulai beranjak dari kursinya.

"Hai," balasku singkat dan lanjut mengemasi barangku. Setelah semuanya sudah masuk ke dalam tasku, aku langsung turun ke lantai satu, menyisakan beberapa orang yang akan lembur.

Sampai di lobi, aku langsung melihat Tsuyoshi-kun yang sedang duduk menunggu. Dia terlihat sangat fokus dengan ponselnya dan seketika aku mendapat ide untuk mengejutkannya. Aku berjalan mendekat dengan memelankan suara langkah kaki, dan begitu sampai di dekatnya...

"Asami, kenapa kamu mengendap-endap?" kata Tsuyoshi-kun tiba-tiba. Justru dia yang mengejutkanku.

"Tidak kok, aku berjalan seperti biasanya. Kamu sedang lihat apa?" balasku tidak ingin mengakui.

Your Touch in My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang