22. Merry Christmas

2.8K 454 72
                                    

"GRAAAAAAAAAAA" seru Mitsuya yang bertarung melawan Taiju.

"Takashi no baka... Padahal Taiju jauh lebih kuat darinya.. Dia keras kepala sekali ingin bertarung melawannya" ujar (Name) yang bahkan tak bisa menggerakkan tubuhnya dan terbaring di atas bangku sambil melihat pertarungan itu.

"Kau tak pantas mengatakan itu, (Name). Lihatlah dirimu" ujar Chifuyu yang baru saja lepas dari ikatan Hanma dan Kisaki.

"(Name)-chan" panggil Takemichi sambil mendekati (Name). Gadis itu merespon dengan gumaman.

Bugh

"-?!! Oi Takemitchi! Apa yang kau lakukan?!" seru Chifuyu kala melihat Takemichi memukul kepala (Name).

"Ahahahahahahahahahaha" Chifuyu mengernyit heran kala mendengar gadis yang dipukul itu malah tertawa.

"Begitu ya. Aku sudah keterlaluan ya? Arigatou na, Takemitchi" ujar (Name). Tak lama kemudian, ia pun pingsan tak sadarkan diri.

. . . . .

. . . . .

'Selama ini aku selalu berpikiran bahwa, jika ingin melindungi seseorang, cara apapun di perbolehkan. Karena itu, aku selalu menawarkan diriku untuk membunuh seseorang yang ingin dibunuh oleh orang yang kusayangi. Aku berpikir, tak apa aku membunuh, asalkan tangan orang yang kusayangi tidak terkotori. Ternyata selama ini aku salah' batin (Name).

"Tentu saja, baka(Name)" ujar seseorang.

"Baji? Lagi-lagi kau muncul..." gumam (Name).

"(Name)" panggil seseorang yang lain lagi.

"Shin-nii?? Eh? Apa aku sudah mati?" tanya (Name).

"Tidak, (Name). Kau belum mati" ujar Shinichiro.

"(Name), walaupun kau ingin mengotori tanganmu sendiri untuk menggantikan seseorang, kau takkan bisa. Karena, ada banyak orang yang akan menggantikan mu untuk melakukan itu. Mereka menganggap mu istimewa sebagaimana kau menganggap mereka juga istimewa sebelumnya, (Name)" Lanjut Shinichiro.

"Teiuka, apa kau memiliki waktu untuk tidur di saat-saat seperti ini? Cepatlah bangun dan kembali pada mereka, baka" ujar Baji sambil tersenyum.

"Haha, Shin-nii dan Keisuke sangat menyebalkan ya" ujar (Name) sambil tertawa renyah.

"Kau itu kuat, (Name). Kau bisa mengalahkannya tanpa harus membunuhnya" ujar Shinichiro.

"Pffftt-- kekuatanmu labil banget sih. Bahkan kau sendiri tidak tau kapan kekuatanmu aktif" ejek Baji.

"Urusai yo Keisuke! Tck, bahkan setelah mati pun kau masih sama saja" ujar (Name) dan menyunggingkan senyumnya.

. . . . .

"Takemitchi, Chifuyu, dengarkan baik-baik. Situasinya makin memburuk. Taiju benar-benar buas dan kemungkinan kedua lainnya juga kuat" ujar Mitsuya sambil sedikit melirik ke arah Koko dan Inui yang berada di samping Taiju.

"Tapi jika kita kalah disini, kemungkinan (Name) dan Yuzuha akan dibunuh" ujar Mitsuya sambil menatap (Name) yang tak sadarkan diri di dekatnya.

(Name) mengerjapkan matanya, kesadarannya mulai kembali. "Sial, akhirnya aku bisa bangun juga" ujar (Name) begitu ia sadarkan diri.

"Jangan paksakan dirimu, (Name)" ujar Mitsuya pada (Name) yang berusaha mengangkat tubuhnya sendiri untuk bangkit.

"Hakkai, bantulah aku. Agar kita bisa menyelamatkan (Name) dan Yuzuha. Aku tau Taiju sangat mengerikan, dan aku tau kau tak bisa melawan balik. Tapi, kau sudah berusaha, melindungi mereka berdua selama ini" ujar Mitsuya pada Hakkai. Lelaki berambut lilac itu pun berdiri di samping Hakkai yang membelakangi Taiju.

Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang