25. "Melangkah Menuju Kehidupan Baru."

397 44 30
                                    

Cahaya bulan berpedar di langit malam, bersamaan dengan turunnya salju. Iriana mulai tersadar dari pingsannya, ia melihat sekelilingnya bingung. Indonesia datang dan membatunya berdiri.

"Kau baik-baik saja?"

"Apa yang terjadi—"

Seseorang menarik perhatian Iriana, orang itu berlumuran darah dan tak sadarkan diri.

"Jokowi..."

Iriana refleks melihat Indonesia dan kembali melihat orang itu. Ia pun berlari dan memangkunya, celutukkan Indo benar, dia Jokowi.

"Mas? Mas!"

Mata Iriana berkaca-kaca, lagi-lagi ia melihat suaminya seperti ini. Rasa sedih tak terbendung, ia menangis sekencang-kencangnya untuk meluapkan semuanya.

"Mas...bangun...Mas!"

Netherlands pun datang, ia melihat Indonesia yang berkaca-kaca lalu melihat ke arah Iriana.

"Itu Jokowi?"

Indonesia diam, tak menjawab. Ia mendekati Iriana dan memeluknya.

"Maafkan aku."

Netherlands mendekati mereka berdua, melihat Jokowi terkapar lemas di pangkuan sang istri.

"Ayo, kita bawa ke rumah sakit."

Indonesia melepaskan pelukannya dan menggendong Jokowi. Iriana terdiam, ia dipangku Neth. Mereka pun menuju rumah sakit.

Rumah Sakit

Sekarang Jokowi ada di ICU. Netherlands pamit sebentar untuk melihat keadaan Maxima, Indonesia menganguk.

Iriana duduk diam di kursi yang disediakan. Indonesia mendekatinya dan duduk disebelahnya.

"Kau—"

"Kenapa ini terjadi padaku?"

Indonesia terdiam, ia melihat rambut Iriana yang acak-acakan. Ia membelai rambutnya sambil merapihkannya.

"Aku juga tak tau."

Iriana memeluk Indonesia, Indo hanya membiarkannya. Beberapa menit kemudian, suster keluar. Iriana langsung berdiri dan menanyakan keadaan Jokowi.

"Bagaimana keadaannya?"

"Dia baik-baik saja, tulangnya sama sekali tak ada yang retak. Itu aneh. Jatuh dari lantai 5 setidaknya ada satu tulang yang retak atau patah."

Indonesia mendekati Iriana, "Itu ada alasannya aku akan menjawabnya nanti."

Iriana menganguk lalu bertanya, "Bisakah aku menemuinya?"

Sang suster menganguk, "Tentu Nyonya."

Suster mengantarkan Iriana menuju ke kamar Jokowi, Indonesia mengikutinya.

-♪-

"Tuan setidaknya—"

"Tidak, jawaban saya tetap tidak."

Jokowi duduk melihat perawatnya sinis. Perawat itu menghela nafas dan menganguk. Ia pun memberikan sebuah formulir, Jokowi langsung menandatanganinya.

"Terimakasih kau boleh pergi."

Sang perawat menganguk lalu pergi. Bersamaan Iriana masuk, ia melihat Jokowi yang tak tenang. Kaki Iriana melangkah tapi dihentikan Indonesia.

"Sebentar."

Jokowi melihat jendela, "Sekarang sudah malam ya? Kejadian kemarin seperti mimpi buruk dalam hidupku. Mati rasanya begitu ya. Masalah ini benar-benar berbahaya, masalah ini bisa mengancam kedamaian. Sebaiknya aku memberitahu UN nanti."

Please, Help me...|| Countryhumans Netherlands x Indonesia [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang