Asyah yang kini bersama 10 anggota lainya berada di dalam aula .
Asyah membuka bukunya melihat apa saja yang akan dia lakukan bersama teman-temannya untuk mengurus panggung ."Tirai , apakah tirainya sudah ada ?" tanya Asyah .
"Belum , Tirai nya baru saja ada " jawab yang bernama Ali .
"Kalau lampunya udah ke pasang ?"
"Semua belum kepasang , soalnya pengurus panggung dulu melepas semua alat-alatnya " jawab yang bernama Rini .
"Kalau gitu Ali , Rini dan Ica bagian tirai " ucap Asyah dan diangguki ketiganya .
"Reno , Fatih , Dandi , dan Andi bagian lampu"
"Dan , Rafi , Safa , Salsa kalian bagian mic "
Asyah tersenyum melihat mereka dengan tegas mengangguk atas ucapannya .
"Saya akan mengurus bagian layar , jika kalian butuh bantuan , kalian bisa panggil saya " ucap Asyah .
"Tunggu , untuk kamera siapa ? "Tanya Safa .
"Iya , bukannya ini acara Live juga ?" lanjut Dandi .
"Ah iya juga , biar saya saja yang urus" ucap Asyah .
"Asyah , kameranya belum tersiapkan" ucap Ali .
"Biar aku yang ambil di ruang audio , sepertinya Kamera tersimpan di sana" ucap Asyah .
" sepertinya kita tidak akan masuk jam pertama hari ini , atau kita tidak akan masuk pelajaran , pasti lama kerjain ini apa lagi kita hanya sebelas orang " ucap Rini .
Asyah mengangguk .
"Iya , baiklah ayo kerja " ucap Asyah .
Azmi berjalan ke kantin bersama Daniel , sesampai di kantin mata Azmi mencari sosok gadis namun dia malah melihat sahabat gadis itu yang duduk sendiri dengan wajah yang khawatir .
"Loh itu Nia , ayo Gus samperin !" seru Daniel yang duluan berjalan mendekat ke Nia .
"Assalamualaikum " ucap Daniel dan Azmi .
"Waalaikumsalam kak " jawab Nia .
"Kenapa wajah kamu khawatir Nia ?" tanya Daniel .
"Gini kak , Asyah tadi malam bilang ke aku kalau dia bakal berangkat pagi-pagi buat urusin panggung untuk acara nanti . Dan tadi pagi Asyah langsung ke Aula , sampai sekarang bahkan ini sudah waktu jam istirahat namun dia belum muncul . Aku khawatirnya dia belum sarapan sampai sekarang, kalau mag nya kambuh gimana ?" ucap Nia panjang lebar .
"Suruh aja Dek Asyahnya makan dulu baru kerja "
"Masalah telfonnya gak di anggakat , kalau mau ke Aula takut nantinya malah ganggu yang lainya kerja !" Nia mengusap keningnya .
Daniel duduk berhadapan dan Nia .
"Saya gabung makan di sini yah , soalnya yang lain udah penuh" ujar Daniel .
Tiba-tiba Reyhan datang sedikit mendorong tubuh Daniel untuk bergeser dan mengambil posisi duduk Danie yang berhadapan dengan Nia tadi .
"Kak Reyhan " panggil Azmi yang masih berdiri di samping meja .
"Asyah kalau gak salah ke ruang Audio ngambil kamera , jika kamu Mau samperin aja " ucap Reyhan seakan akan tau apa yang akan dengan isi pikiran Azmi .
Azmi mengangguk , ia segera membeli Roti dan sekotak susu rasa pisang lalu menjauh dari kantin .
"Yah , saya di tinggalin Gus lagi" ucap Daniel .
Nia tertawa lucu melihat wajah sendu Daniel .
"Kak Daniel lebih baik makan dulu , baru susul kak Azmi " ujar Nia .
Reyhan yang menatap Nia dengan tatapan sulit di artikan , sedangkan Nia yang masih terkekeh melihat Daniel .
Sampainya Azmi di ruang Audio , dia melihat Asyah yang mengambil sekitar tiga kamera yang terletak di atas lemari di sana .
"Assalamualaikum "
Asyah berbalik dan tersenyum melihat sosok Azmi yang duduk di depan pintu .
"Waalaikumsalam , kak Azmi ?" Asyah berjalan mendekat ke Azmi sambil membawa Kamera di leher dan kedua tangannya .
"Mau kemana ?" tanya Azmi .
"Ini mau ke Aula lagi , tugas Asyah belum selesai " ucap Asyah .
Hendak pergi , Azmi menarik pelan kain pergelangan tangannya Asyah .
Asyah yang merasakan tarikan itu membuatnya berdebar kala melihat Azmi menuntutnya duduk di kursi yang di dalam ruang Audio ."Makan dulu" ucap Azmi sambil membuka bungkusan roti .
"Tapi kak Asyah udah di tunggu , bentar aja ma__"
"Makan" Ucap Azmi dengan penekanan memotong ucapan Asyah .
Asyah mendengar itu tidak bisa menolak dan memakan roti pemberian Azmi dan tak lupa sebotol air mineral yang tutupnya sudah terbuka sebelum Azmi memberikan roti ke Asyah .
"Ara rindu " ucap Azmi .
"Ara ?" tanya Asyah .
"Iya "
"Dan dia ingin menemuimu " lanjutnya .
"Asyah masih sibuk hari ini , sebentar Asyah bakal beli perlengkapan panggung " ucap Asyah menunduk merasa tidak enak kepada Azmi .
"Baiklah "
"Tapi kak , Asyah bisa besok . Asyah besok pulang sekolah tidak melakukan apa-apa , soalnya besok tugas dari club penyiaran karna ulang tahun sekolah melakukan Live "
Azmi tersenyum kecil dan mengangguk mendengar ucapan Asyah .
"Besok , pulang bersamaku " ucap Azmi .
Asyah menahan rona merah di wajahhnya dan mengangguk pelan .
Hati Asyah berdebar kencang , sungguh menurutnya sangat tidak baik berada di dekat kakak kelasnya satu ini ."Makasih banyak Kak atas makanannya , Asyah harus balik ke Aula "
"Sama-sama"
"Asyah pamit dulu , Assalamualaikum "
"Waalaikumsalam " .
Asyah meninggalkan Azmi sendiri di ruang Audio , tampa di ketahui Azmi tersenyum manis kala mengingat wajah Asyah yang merona tadi . Entah mengapa dia dapat merasakan debaran yang sangat kencang di dadanya .
"Dengan lancangnya dia membuatnya berdebar " gumam Azmi .
Azmi senang , melihat Asyah ia merasakan beban beban yang dahulu telah hilang dan tergantikan dengan debaran yang selama ini dia tutupi .
Apakah Azmi yakin atas doanya ? , apakah Allah akan menjawab doanya secepat mungkin ?.
Azmi melupan satu fakta , sekarang ini kedua pihak keluarganya telah menjodohkan dengan gadis anak Kyai yang sama dengannya .
Namun melihat Asyah , rasa keberaniannya untuk menolak muncul .
Azmi yakin saat ini sudah waktunya ia menentukan keinginannya dan kehidupannya .
Bersambung
Assalamualaikum , alhamdulillah akhirnya bisa update .
Bosan gak bacanya ?Semoga gak bosan baca cerita saya .
Mohon maaf bila ada kesalahan salam ketikan saya .Jangan lupa Vote ...!
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me
JugendliteraturMe and you . Either can unite or not Natasyah Lailatul Asmiranda , gadis yang menginginkan kehidupan tenang seperti air mengalir . Tidak memikirkan beban dan tak merasakan sakit . Muhammad Ulul Azmi Iskandar , pemuda tampan dengan segala kesempurn...