15.Debaran dan keberanian

168 22 0
                                    





Asyah yang kini bersama 10 anggota lainya berada di dalam aula .
Asyah membuka bukunya melihat apa saja yang akan dia lakukan bersama teman-temannya untuk mengurus panggung .

"Tirai , apakah tirainya sudah ada ?" tanya Asyah .

"Belum , Tirai nya baru saja ada " jawab yang bernama Ali .

"Kalau lampunya udah ke pasang ?"

"Semua belum kepasang , soalnya pengurus panggung dulu melepas semua alat-alatnya " jawab yang bernama Rini .

"Kalau gitu Ali , Rini dan Ica bagian tirai " ucap Asyah dan diangguki ketiganya .

"Reno , Fatih , Dandi , dan Andi bagian lampu"

"Dan , Rafi , Safa , Salsa kalian bagian mic "

Asyah tersenyum melihat mereka dengan tegas mengangguk atas ucapannya .

"Saya akan mengurus bagian layar , jika kalian butuh bantuan , kalian bisa panggil saya " ucap Asyah .

"Tunggu , untuk kamera siapa ? "Tanya Safa .

"Iya , bukannya ini acara Live juga ?" lanjut Dandi .

"Ah iya juga , biar saya saja yang urus" ucap Asyah .

"Asyah , kameranya belum tersiapkan" ucap Ali .

"Biar aku yang ambil di ruang audio , sepertinya Kamera tersimpan di sana" ucap Asyah .

" sepertinya kita tidak akan masuk jam pertama hari ini , atau kita tidak akan masuk pelajaran , pasti lama kerjain ini apa lagi kita hanya sebelas orang " ucap Rini .

Asyah mengangguk .

"Iya , baiklah ayo kerja " ucap Asyah .






Azmi berjalan ke kantin bersama Daniel , sesampai di kantin mata Azmi mencari sosok gadis namun dia malah melihat sahabat gadis itu yang duduk sendiri dengan wajah yang khawatir .

"Loh itu Nia , ayo Gus samperin !" seru Daniel yang duluan berjalan mendekat ke Nia .

"Assalamualaikum " ucap Daniel dan Azmi .

"Waalaikumsalam kak " jawab Nia .

"Kenapa wajah kamu khawatir Nia ?" tanya Daniel .

"Gini kak , Asyah tadi malam bilang ke aku kalau dia bakal berangkat pagi-pagi buat urusin panggung untuk acara nanti . Dan tadi pagi Asyah langsung ke Aula , sampai sekarang bahkan ini sudah waktu jam istirahat namun dia belum muncul . Aku khawatirnya dia belum sarapan sampai sekarang, kalau mag nya kambuh gimana ?" ucap Nia panjang lebar .

"Suruh aja Dek Asyahnya makan dulu baru kerja "

"Masalah telfonnya gak di anggakat , kalau mau ke Aula takut nantinya malah ganggu yang lainya kerja !" Nia mengusap keningnya .

Daniel duduk berhadapan dan Nia .

"Saya gabung makan di sini yah , soalnya yang lain udah penuh" ujar Daniel .

Tiba-tiba Reyhan datang sedikit mendorong tubuh Daniel untuk bergeser dan mengambil posisi duduk Danie yang berhadapan dengan Nia tadi .

"Kak Reyhan " panggil Azmi yang masih berdiri di samping meja .

"Asyah kalau gak salah ke ruang Audio ngambil kamera , jika kamu Mau samperin aja " ucap Reyhan seakan akan tau apa yang akan dengan isi pikiran Azmi .

Azmi mengangguk , ia segera membeli Roti dan sekotak susu rasa pisang lalu menjauh dari kantin .

"Yah , saya di tinggalin Gus lagi" ucap Daniel .

Nia tertawa lucu melihat wajah sendu Daniel .

"Kak Daniel lebih baik makan dulu , baru susul kak Azmi " ujar Nia .

Reyhan yang menatap Nia dengan tatapan sulit di artikan , sedangkan Nia yang masih terkekeh melihat Daniel .


Sampainya Azmi di ruang Audio , dia melihat Asyah yang mengambil sekitar tiga kamera yang terletak di atas lemari di sana .

"Assalamualaikum "

Asyah berbalik dan tersenyum melihat sosok Azmi yang duduk di depan pintu .

"Waalaikumsalam , kak Azmi ?" Asyah berjalan mendekat ke Azmi sambil membawa Kamera di leher dan kedua tangannya .

"Mau kemana ?" tanya Azmi .

"Ini mau ke Aula lagi , tugas Asyah belum selesai " ucap Asyah .

Hendak pergi , Azmi menarik pelan kain pergelangan tangannya Asyah .
Asyah yang merasakan tarikan itu membuatnya berdebar kala melihat Azmi menuntutnya duduk di kursi yang di dalam ruang Audio .

"Makan dulu" ucap Azmi sambil membuka bungkusan roti .

"Tapi kak Asyah udah di tunggu , bentar aja ma__"

"Makan" Ucap Azmi dengan penekanan memotong ucapan Asyah .

Asyah mendengar itu tidak bisa menolak dan memakan roti pemberian Azmi dan tak lupa sebotol air mineral yang tutupnya sudah terbuka sebelum Azmi memberikan roti ke Asyah .

"Ara rindu " ucap Azmi .

"Ara ?" tanya Asyah .

"Iya "

"Dan dia ingin menemuimu " lanjutnya .

"Asyah masih sibuk hari ini , sebentar Asyah bakal beli perlengkapan panggung " ucap Asyah menunduk merasa tidak enak kepada Azmi .

"Baiklah "

"Tapi kak , Asyah bisa besok . Asyah besok pulang sekolah tidak melakukan apa-apa , soalnya besok tugas dari club penyiaran karna ulang tahun sekolah melakukan Live "

Azmi tersenyum kecil dan mengangguk mendengar ucapan Asyah .

"Besok , pulang bersamaku " ucap Azmi .

Asyah menahan rona merah di wajahhnya dan mengangguk pelan .
Hati Asyah berdebar kencang , sungguh menurutnya sangat tidak baik berada di dekat kakak kelasnya satu ini .

"Makasih banyak Kak atas makanannya , Asyah harus balik ke Aula "

"Sama-sama"

"Asyah pamit dulu , Assalamualaikum "

"Waalaikumsalam " .

Asyah meninggalkan Azmi sendiri di ruang Audio , tampa di ketahui Azmi tersenyum manis kala mengingat wajah Asyah yang merona tadi . Entah mengapa dia dapat merasakan debaran yang sangat kencang di dadanya .

"Dengan lancangnya dia membuatnya berdebar " gumam Azmi .

Azmi senang , melihat Asyah ia merasakan beban beban yang dahulu telah hilang dan tergantikan dengan debaran yang selama ini dia tutupi .

Apakah Azmi yakin atas doanya ? , apakah Allah akan menjawab doanya secepat mungkin ?.

Azmi melupan satu fakta , sekarang ini kedua pihak keluarganya telah menjodohkan dengan gadis anak Kyai yang sama dengannya .

Namun melihat Asyah , rasa keberaniannya untuk menolak muncul .

Azmi yakin saat ini sudah waktunya ia menentukan keinginannya dan kehidupannya .


















Bersambung

Assalamualaikum , alhamdulillah akhirnya bisa update .
Bosan gak bacanya ?

Semoga gak bosan baca cerita saya .
Mohon maaf bila ada kesalahan salam ketikan saya .

Jangan lupa Vote ...!


You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang