Bullying

1.8K 130 20
                                    

Beberapa dialog akan serupa dengan liriknya...

~♥~

Hinata Shouyo dan Kageyama Tobio adalah teman masa kecil. Mereka selalu bersama dari saat TK, SD, SMP, bahkan SMA. Mereka kini sudah duduk di bangku kelas dua SMA. Keduanya benar-benar populer dan tidak pernah sekalipun mereka terlihat berpisah, jika kau mencari Kageyama kau juga akan menemukan Shouyo, begitupun sebaliknya.

Walaupun keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang. Shouyo yang ramah dan mudah tersenyum, Kageyama yang dingin dan jarang tersenyum. Shouyo yang ceria, Kageyama yang mudah marah. Tapi mereka sangat serasi.

"are you serious? Kau seorang gay menjijikkan?"

Saat itu, Kageyama tak sengaja mendapatkan fotonya dengan tulisan 'I love you' di sudutnya. Ia menemukannya di kamar Shouyo, saat seperti biasa mereka menghabiskan waktu bersama. Shouyo terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba itu, melihat Kageyama yang bertanya dengan nada jijik dan wajah datar, serta mata biru langitnya tampak jelas menyiratkan kejijikan atas kenyataan bahwa sahabatnya sedari kecil menyukainya.

"menjauhlah dariku mulai sekarang" ucap Kageyama dengan wajah datar, sembari berlalu pergi meninggalkan Shouyo tanpa membiarkan teman masa kecilnya itu mengatakan sesuatu. Shouyo terkejut -lagi- bulir bening mulai jatuh membasahi pipinya. Kakinya berlari menyusul Kageyama, tapi tidak sempat Kageyama benar-benar pergi menjauh darinya.

Malamnya, Shouyo terus menangis seolah matanya masih belum selesai mengeluarkan muatannya. Kamar luas itu seolah terlalu sempit untuknya bernafas. Tangannya masih kuat mengangkat ponselnya menghubungi Kageyama walau tangannya bergetar. Tapi tak ada satupun panggilannya di balas oleh seberang. Shouyo menyerah, ia jatuh terlelap karena lelah menangis, dengan matanya yang memerah dan sedikit bengkak.

Keesokan harinya, Shouyo berangkat dekolah seperti biasa, tapi pagi ini sedikit tak biasa. Kenapa semua orang menatapnya dengan tatapan jijik? Shouyo terlalu larut dalam pikirannya, tak sadar jika sekelompok orang di hadapannya menjulurkan kakinya membuat Shouyo tersandung.

Dugh

Suara jatuh itu cukup keras, disusul dengan suara tawa dari murid-murid disekitarnya, seolah telah mendapatkan hiburan. Shouyo duduk sembari menyentuh dahinya yang menjadi pendaratan daruratnya. Sakit dan itu berdarah, walau hanya sedikit.

Shouyo berdiri sembari membenarkan tas punggungnya, ia lalu berjalan menjauh dari kerumunan para murid. Berjalan ke arah kelasnya dan berusaha mengabaikan tawa mereka yang membahana. Shouyo sudah tau apa masalahnya. Seisi sekolah sudah tau jika ia seorang gay yang bagi mereka, itu menjijikkan.

Jangan tanya darimana mereka tau, tentu saja dari Kageyama sejak kecil, Shouyo sudah mengenal bagaimana sifat Kageyama, ia orang yang suka mempersulit suasana. Walaupun ia bukan orang yang suka mencari perhatian, tapi Kageyama adalah orang yang suka berbicara tabpa di pikir dulu.

Oke baiklah, berbaikan dengan Kageyama sepertinya tidak akan terjadi.

Shouyo duduk di bangkunya dengan tenang, mengabaikan tatapan jijik dari teman sekelasnya. Mata madunya tak lepas dari mejanya, lebih tepatnya pada apa yang tertulis disana. Semua berisi hinaan dan ejekan. Tanpa mempedulikannya, Shouyo mengambil sapu tangannya dan membasahinya dengan air minum, menggosok meja tersebut. Beruntung mereka menulisnya tidak menggunakan spidol permanen.

Oneshoot/twoshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang