Tentang Ikhlas itu Anugrah (20)

0 0 0
                                    

Rezeki, jodoh, dan maut sudah tertulis di Lauhul Mahfudz. Kita tinggal meluruskan niat, ikhtiar maksimal, doa, puasa, sedekah, dan rida akan takdir Allah.

Kita tidak bisa membuat semua orang menyukai diri kita. Namun yang terpenting kita sendiri menyukai diri kita.

Kita tidak bisa mengubah kebencian orang walaupun dengan kebenaran, dan biarkan saja dia dengan keyakinannya sendiri.

Ali bin Abu Thalib radhiyallahu 'anhu berkata,
"Tidak perlu menjelaskan apapun karena yang menyukaimu tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu."

Hukum alam semesta memiliki mekanisme yang sangat adil dan teliti, maka yang terpenting adalah memperbaiki diri dan berbuat baik.

Urusan kita adalah bagaimana amalan kita. Kuatkanlah benteng keimanan dengan sunnah-sunnah Rasul. Semoga dengan itu, Allah tolong kita.

Allah Ta'ala berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. An-Nahl [16]: 97)

99 Catatan IlmaWhere stories live. Discover now