1

13 2 0
                                    


Aqilla Rainaya Kamal atau biasa dipanggil Naya oleh orang terdekatnya, perempuan 23 tahun ini baru saja diberitahu oleh pihak rumah sakit tempat ia bekerja bahwa ia dikirim untuk menjadi relawan di daerah pedalaman Kalimantan Selatan. Saat ini Naya merasa sangat sakit kepala pasalnya bukan dia tidak ingin dikirim namun mengapa harus daerah pedalaman dan lagi itu sangat jauh dari daerah tempatnya tinggal sekarang, Jakarta.

"Nay.. kenapasih lo hela nafas mulu?" tanya sherin yang baru datang dari kantin pada Naya diruang kerjanya.

"yaa lo pikir apa rin, kenapa mesti gue sih astaga" seru naya dengan mengusap wajah lelahnya saat ini.

"oalah, santai aja kali nay kan gk lo sendiri, nih minum dulu thai tea lo" jawab sherin dengan santai sambil menyodorkan minuman yang ada ditangannya pada naya

Naya mengambil minuman yang ada ditangan sherin lalu berterimakasih dan mulai meminum minumannya dengan maksud meredakan stress nya saat ini.

"gue yakin sih ini ulah ibu Nida itu, kan dia kesel banget sama gue entah apa yang dia keselin ke gue" ucap Naya sambil mengaduk sedotan di thai teanya.

Sherin meng-anggukan kepalanya "lo aja sih baru sadar, dia kan selama ini suka sama Pak Novan, ya lo pikir sendiri kenapa dia kesel sama lo"

"huh.." lagi-lagi Naya menghela nafasnya berat.

Fyi Muhammad Novan Judith atau biasa naya panggil Kak Novan adalah seniornya di kampus sekaligus ketua atau kepala divisi bagian administrasi tempat naya bekerja. Dan juga berstatus sebagai pacar Naya setahun belakangan ini, tidak heran banyak yang iri terhadap naya yang bisa mendapatkan Novan yang penuh dengan kesempurnaan itu.

Tok. Tok. Tok. Ketukan dipintu membuat mereka menoleh. Baru saja dibicarakan masuklah Novan dengan seragam jas nya.

"Siang.. Nay Rin" sapanya pada dua orang yang sedang melihatnya saat ini.

"Siang pak Novan" sapa sherin sambil sedikit menundukkan kepalanya. Melihat itu naya tertawa "lo apaan sih rin santai aja kali formal banget". "yaa gk papa kali itu tandanya gue menghormati dia sebagai atasan gue" "hedeh.. serah lo deh".

Novan yang melihat itu hanya tertawa dan mulai mendekat ke samping kanan Naya.

"udah-udah jadi pada ngapain malah ngumpul disini bukannya makan siang dikantin" tanya novan.

"tanya sendiri deh sama pacar lo kenapa dia gk mau ke kantin sampe harus nitip gue buat beliin thai tea, bye gue cabut" ucap sherin sambil berdiri meninggalkan ruangan kerja Naya, meninggalkan dua insan itu daripada jadi nyamuk mending dia pergi kan pikirnya.

Naya mendengus pelan akibat ucapan sherin dan melirik ke arah Novan yang mulai duduk dihadapannya saat ini.

"Kenapa hmm.. aku udah bilang jangan minum es dulu sayang kalau belum makan nasi" tanya Novan sekaligus mengkhawatirkan kesehatan Naya saat ini yang mengidap penyakit maagh akut.

"kakak pasti udah tau kan.. jangan pura-pura gak tau gitu deh kak"

"tau apa sayang?"

"udah deh males sama kakak, dan aku tadi sebelum minum thai tea udah makan bekal roti yang aku bawa" melihat itu novan tertawa sambil mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala naya.

"maaf sayang, iya kakak udah tau kok dan keputusan ini gak bisa kakak ubah karna yang merekomendasikan nama-namanya langsung dari direktur rumah sakit ini"

"bukan kak tapi ibu Nida tuh kata sherin dia cemburu sama aku yang bisa dapetin kakak, lagian aneh-aneh aja udah tua juga udah punya suami masih aja ganjen" Mendengar itu lagi Novan tertawa lebih kencang dari yang sebelumnya.

"apasih ketawa mulu, kakak mau ngapain kesini, kalau gak ngapa-ngapain sana balik keruangan kakak" ucap naya kesal.

"dih masa jenguk pacar sendiri gak boleh sih"ucap novan dan dibalas naya dengan senyum mengejek.

"udah-udah ngambeknya, kakamau ngebahas yang relawan itu" naya memperbaiki duduknya dan melihat intenskearah novan, novan yang melihat itu hanya tersenyum.

"sebelumnya kakak mintamaaf gak ngasih tau deluan kekamu, tapi jujur kaka juga baru tau itu pagi inidari sekertaris direktur dan udah difixkan." Lagi naya yang mendengar hanyabisa menghela nafasnya.

"tenang sayang cuman 3 bulan, dan aku juga pasti bakalbolak-balik kesana, inget ini tugas/amanah yang bisa bermanfaat buat banyakorang disana" Novan berusaha untuk meyakinkan naya.

"iyaa aku paham tapi kenapa mesti daerah sana"

"karna memangdaerah sana yang sangat membutuhkan bantuan kita dan disana juga lagi prosespembangunan rumah sakit"

"okee.. trus aku bakal tinggal dimana di penginapan?" novan tertawa

"ya manada penginapan lah sayang, kamu bakal tinggaldisalah satu rumah warga disana"

"huhh.. baiklah" akhirnya naya mengiyakan, ya mau tidak mau ia harus berangkat ke banjarmasin.

***

Bandara Seokarno-Hatta

06.30 WIB

2 hari setelah pengumuman nama-nama yang menjadi relawan di kota Banjarmasin, tepat hari ini adalah keberangkatan Naya dan rombongan ke Bandara Syamsuddin Noor. Naya mengeluarkan 2 kopernya dan satu ransel besar dari dalam jok belakang mobil Rayhan, iya Rayhan kakak laki-lakinya yang kebetulan ada di Jakarta tentu saja untuk bekerja dan bersedia mengantarnya ke bandara. Tadinya sih novan yang mau ngantar tapi selepas sholat subuh tadi novan tiba-tiba membatalkan dan meminta maaf bilang dia hari ini ada urusan penting dan juga harus keluar kota dadakan perihal kerjaan. Naya tentu saja memaafkan padahal dia sangat dongkol sekarang apalagi ini pms hari pertama.

"dek gerak cepet napa, melamun mulu nanti abang telat" ucap Rayhan yang saat ini berjalan jauh didepan Naya yang tertinggal dibelakang sambil menatap kosong kebawah.

"sabar napa bang gue lagi pusing ni, udah lu jalan yang bener aja bang bawa dua koper gue jangan sampe lecet" ucap naya.

Memang saat ini naya merasa pusing karena belum sarapan, sebenarnya tadi pagi sudah ada sarapan dimeja makan apartemennya namun ya itu naya akan sangat tidak mood untuk makan kalau sedang PMS.

"huhh.. makanya lu tadi makan" ucap rayhan.

Mereka akhirnya sampai ditempat para relawan dari berbagai kota berkumpul, naya dan rayhan tentunya menuju tempat dimana rombongan naya berada dan naya mulai duduk disalah satu kursi. Rayhan pamit sebentar untuk ke toilet dan naya mengiyakan. Dari kejauhan terlihat seseorang melambai ke arah naya dengan memegang satu koper ditangan kirinya.

"hayy naya... jadi pergi lu" kata seorang gadis berpenampilan tomboy itu. Naya yang melihat itu hanya mengangguk malas.

"lu juga sa, gue kira gak jadi pergi habisnya lu kemaren bilang sibuk banget sih di rs pas gue nanya" ucap naya sambil menyenderkan kepalanya ke kursi yang ia duduki.

"becanda doang gue, ya gue gak bisa nolak lah kalo ada nama gue, lagiankan disana butuh banget perawat" ucap nissa sambil sedikit tertawa. "mana kakak lo perasaan tadi gue liat kak rayhan" tanya nissa sambil mengedarkan pandangannya mencari rayhan.

"toilet" singkat naya dan mulai memejamkan matanya. Nissa duduk disebelah naya dan datanglah rayhan dengan bingkisan ditangan berisi roti, air putih, obat dll. 

"ni lo makan ini buat isi perut trus minum obat" Rayhan menyerahkan bingkisan itu ke naya dan naya menerimanya sambil bilang terimakasih.

Rayhan melihat nissa dan menyapanya

" loh ada nissa, gue titip adek gue ya nis, kalo macam-macam lu bisa lapor ke gua lu dm aja gue"

"hahaha iya bang gue ikut juga, tenang aja bang gue bakal jadi mata-mata disana dan lapor semua kegiatan naya disana ke lo" tawa nissa menjawab pertanyaan rayhan.

Naya yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya.

"yaudah gue pamit yaa, hati-hati lo dek disana, dan jangan kangen sama gue ya ndak ketemu 3 bulan wkwkk" pamit rayhan.

"dih pede banget lo bang" teriak naya, dan nissa yang melihat itu hanya tertawa.

***

tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Do You Remember Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang