Perempuan kelas 11 SMA bernama Ayaka berjalan sendirian di koridor menuju ke lapangan indoor, menghampiri teman-temannya yang sudah ada di sana untuk menonton pertandingan basket antar kelas. Sambil berjalan, ia membalas pesan dari Haru—teman dekatnya sekaligus tetangga yang bersekolah di tempat yang berbeda.
Saat hendak membalas pesan sambil tertawa karena isi pesannya yang lucu, tiba-tiba entah dari mana datangnya seorang laki-laki muncul dihadapannya dan menarik tangan Ayaka menuju sebuah gudang kosong tak jauh dari sana.
Begitu sampai di dalam, laki-laki itu mengunci pintu dan mendorong Ayaka hingga membentur ke lemari kayu yang berdebu. Refleks, Ayaka memejamkan mata menahan rasa sakit.
"Akh..." rintihnya pelan.
Ketika ia masi mengerang kesakitan, tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang asing dan kenyal menempel di bibirnya. Dengan cepat, Ayaka membuka matanya dan terkejut melihat seorang pria berambut pirang sedang menciumnya!
Awalnya, ciuman itu terasa pelan dan lembut namun tak lama berubah menjadi kasar. Setiap lumatan pria itu disertai gigitan di bibirnya—memaksa mulut Ayaka terbuka. Panik karena mulai kehabisan napas, Ayaka memberontak dan memukul dada pria itu berulang kali.
Namun tubuhnya kembali didorong, kali ini lebih keras —hingga terdengar suara benturan antara tubuhnya dengan lemari. Rasa sakit membuat bahunya berdenyut hebat. Dalam kondisi lemah, pria itu mengangkat kedua tangan Ayaka—menguncinya lalu mencengkeramnya di atas kepala Ayaka membuatnya tak berdaya. Ciuman itu semakin menjadi-jadi, sementara Ayaka mulai menangis ketakutan.
Setelah beberapa saat, pria itu akhirnya melepaskan ciumannya. Ayaka langsung menunduk—mengatur napas yang tersengal-sengal.
"Noa... but you can call me yours now," ucap pria itu dengan nada meremehkan. "Do you get it?"
Noa mendekatkan wajahnya ke arah Ayaka. Saking dekatnya, Ayaka menoleh ke kanan berusaha menghindari tatapannya yang membuatnya risih.
Noa menyeringai, lalu mengapit pipi Ayaka dan memaksa wajahnya kembali menghadapnya. "Miss Nishimura do you get it?"
Tatapan mata Noa tajam, penuh peringatan. "Sekarang kamu milikku. Jadi kamu nggak boleh dekat sama cowok lain. Don't even try to smile like that. Got it?!"
Ayaka hanya bisa terdiam dengan napas memburu, ketakutan. Noa tersenyum tipis, berbeda dengan seringai mengerikannya tadi. Senyuman itu tampak tampan, ironisnya, di tengah situasi yang begitu mencekam.
"I got it..." lirih Ayaka, pasrah. Yang ia inginkan saat ini hanyalah pergi dari tempat itu secepat mungkin.
To be continued
🦋 © crxdiaCerita ini murni dari fiksi penulis yang halu tengah malem karna ga bisa tidur. Jika Nama, tempat, alur dan waktu hanya ketidak sengajaan.
Diharap untuk pembaca tidak membawa cerita ini ke official artis atau pun lapak orang lain.
Series pertama dari The Hardith!!
please give me support your by commenting and voting for this story and if you like follow this account too.
Thank you!!

KAMU SEDANG MEMBACA
NOA'S OBSESSION [1] REVISI
Fanfiction(sedang di revisi sampai waktu yang belum di tentukan) Nyatanya disukai laki laki populer, tampan, keren itu tidak seperti yang dibayangkan para perempuan di sekolah. Entah bagaimana Ayaka malah terlibat dengan Noa si cowo populer seperti kriteria...