#22 Haruskah Kuteruskan?

249 65 7
                                    

Jungkook mengembuskan napas saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Ia kemudian meletakkan ponselnya, beranjak lalu membuka jendela. Ia tersenyum saat mengingat senyum juga tingkah aneh Tzuyu yang sudah tak ia lihat akhir-akhir ini. Jika boleh jujur, ia mulai merindukan sikap awal gadis itu.

Cinta karena terbiasa nampaknya memang benar adanya. Jungkook sempat tak percaya, merasa ucapan Tzuyu hanya omong kosong belaka. Kenyataannya tidak sama sekali. Namun, ia takkan mudah mengatakannya. Untuk sekarang, ia merasa lebih baik jika mereka berteman saja. Ia juga akan bertingkah seperlunya agar rasa cinta Tzuyu tak bertambah. Ia hanya ingin meminimalisir rasa sakit yang mungkin akan terjadi di kemudian hari. Terlebih, saat ini Tzuyu memang akan segera menjadi milik seseorang yang memiliki status sosial jauh di atasnya. Tentu, ia tetap akan kalah.

Dering dari ponselnya, membuat Jungkook kembali meraih benda pipih tersebut. Ia tersenyum kemudian mengangkat telepon yang baru saja masuk. Yap, dari Yena. Ia yakin, gadis itu ingin mengingatkannya agar datang ke baby shower-nya. Padahal, ia sudah merencanakan sesuatu agar tak datang. Bukan apa-apa, Jungkook merasa ia tak pantas berada di tengah-tengah pesta itu. Apalagi, suami Yena memang sangat ingin gadis itu memutus hubungan dengan keluarganya.

"Waeyo?"

"Kau akan datang 'kan? Kau tidak datang saat pernikahanku. Apa kau tidak akan datang juga kali ini?"

"Bukan tidak mau datang. Aku sibuk. Aku bisa merayakannya secara terpisah. Datanglah siang nanti."

"Baiklah, aku mengerti. Kau janji akan melakukannya?"

Jungkook tersenyum. Tentu, ia akan melakukannya. Apalagi, demi keponakannya. Ia pasti akan melakukan apa pun kecuali menginjak rumah mewah milik suaminya Yena. "Baiklah, sampai jumpa."

💎💎💎

Tzuyu menghela napas setelah melihat kalender di ponselnya. Terdapat satu tanggal yang ialingkari di sana. Namun, ia tak bisa merayakannya dengan Jungkook. Hari itu, bertepatan dengan satu bulan ia berjuang sekaligus ulang tahun pujaan hatinya. Namun, kejadian yang baru-baru ini terjadi, membuatnya tak bisa merayakannya meskipun sebagai seorang teman.

"Harusnya jadi hari paling bahagia 'kan?"

Tzuyu pernah merencanakan sebuah kejutan juga perayaan kecil di hari itu. Ia akan minta Jungkook untuk cuti lagi lalu menghabiskan waktu bersamanya selama satu hari penuh. Namun, semuanya sudah berantakan sekarang. Padahal, kemarin ia sudah merasa tinggal satu langkah lagi ia akan mendapatkan apa yang iainginkan. Tetapi, jembatan yang akan ia pijak malah terputus.

Kenapa harus bertemu? Aku tidak akan bisa melupakannya jika terus seperti ini.

Tzuyu berbalik saat melihat Jungkook. Ia akan berjalan ke mana pun yang penting tidak berpapasan dengan lelaki itu. Percuma jika terus bertemu, bukannya lupa, ia malah semakin jatuh cinta.

Jungkook tersenyum sembari mengekori gadis itu. Ia sudah tahu apa penyebab utama gadis banyak tingkah itu berubah menjadi diam. Ia tak menyangka jika Tzuyu akan memberi respon seperti itu. Lain kali ia akan mengenalkan Yena pada Tzuyu. Memang, keduanya hanya berteman. Namun, Jungkook sangat tahu perasaan Tzuyu padanya. Jadi, ia menganggap perubahan sikap Tzuyu itu cukup wajar.

Tzuyu menoleh saat merasa masih diikuti. Ia memutar malas matanya lalu berbalik. "Apa yang kau lakukan?!"

Jungkook tersentak saat gadis itu mulai berteriak. Ia bahkan sampai menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tak ada orang di sana. Akan sangat rumit jika ia dituduh melakukan pelecehan karena Tzuyu tiba-tiba berteriak. "A-aku ...."

"Apa? Kau mau melakukan sesuatu? Aku bisa mengerti isi otakmu. Dasar buaya." Tzuyu menghentakkan kaki lalu kembali melangkah. Namun, berbeda dengan Jungkook yang masih berdiri di sana, mencerna apa yang gadis itu katakan. Pasalnya, gadis itu menggunakan kata 'buaya' di dalamnya.

"Dia mengatakan, Jungkook Oppa punya kekasih. Itu sebabnya, dia berhenti karena tidak mau menjadi tokoh yang jahat."

Kalimat yang Jisoo ucap, membuat Jungkook akhirnya mengerti. Ia lantas tersenyum lalu mengekori Tzuyu. Ia malah merasa Tzuyu begitu menggemaskan dengan caranya berjalan. Seperti sedang baris berbaris.

Tzuyu, kau malah terlihat menggemaskan. Sepertinya jika diteruskan akan lebih seru. Tzuyu-ya, mianhae ... Aku ingin mengerjaimu jika melihat responmu seperti ini.

"Tzuyu, tunggu sebentar."

"Apa lagi? Aku melupakan sesuatu dan aku harus pulang."

"Kau bisa datang siang ini? Ada perayaan kehamilan di rumahku."

Ya Tuhan, apa hati hanya diciptakan untuk para wanita? Kenapa pria benar-benar tidak mengerti? Aku sudah mengatakan aku sangat mencintainya. Lalu sekarang? Dia mengundangku dalam perayaan kehamilan kekasihnya?

💎💎💎

Ruang pribadi Gunho nampaknya menjadi tempat yang cocok untuk pihak keluarga Seungho dan Tzuyu bertemu. Mereka berbincang santai, sembari memilih tanggal yang mungkin cocok untuk pertunangan putera-puteri mereka.

"Aku rasa, bulan depan akan sangat cocok," ujar Minyeon. Wanita paruh baya itu begitu tak sabar menunggu puteranya menikah dengan Tzuyu.

"Sepertinya, kita harus menunggu Tzuyu setuju." Seohyun masih ingat bagaimana puterinya melempar iPad. Tzuyu memang akan to the point dalam segala hal. Termasuk soal menolak. Ia yakin, tanpa persetujuan, pertunangan ini akan sangat berantakan. Apalagi, Tzuyu selalu memegang keputusan yang ia ambil diawal. Pasti, Tzuyu akan melakukan hal yang mungkin merusak acara itu.

Sihyun meletakkan cangkir teh itu. "Sepertinya lebih cepat lebih baik. Mereka sudah lama mengenal dan mungkin ... Tidak masalah soal perjodohan ini."

"Tzuyu masih belum setuju. Dia menolak dan marah saat membaca artikel soal pertunangan itu. Aku akan mencoba untuk membujuknya dulu. Saat dia setuju, kita bisa mulai mempersiapkan segalanya."

Sebenarnya pinangan bukan hanya datang dari keluarga Seungho. Beberapa koleganya juga sempat mengirim pinangan untuk Tzuyu. Wajar, saat ini CG contruction menjadi perusahaan paling terkemuka soal properti. Bahkan, perusahaan itu memiliki saham yang cukup stabil dan membuat banyak pengusaha mengincar kekayaan yang mungkin akan turun pada Tzuyu sebagai pewaris tunggal. Apalagi, gadis itu juga memiliki perusahaan sendiri.

"Kita akan mencoba membujuk Tzuyu. Lagi pula, mereka masih sangat muda. Terburu-buru juga bukan hal yang baik. Aku tidak mau pernikahan mereka gagal," ujar Gunho. Namun, ia masih penasaran alasan utama Tzuyu langsung menolak. Padahal, mereka berdua sudah mengenal cukup lama. Tetapi, Tzuyu sudah menolak lamaran lelaki itu selama dua kali. Ia yakin, pasti ada yang tidak beres. Entah dari sisi Seungho atau Tzuyu.

"Aku harus meeting silahkan lanjutkan." Gunho beranjak, membuat Minyeon dan Sihyun tersenyum.

"Tzuyu masih keras kepala dan kekanakan. Aku harap kalian bisa mengerti. Butuh waktu untuk membuat Tzuyu mengubah keputusannya."

"Santai saja, mereka masih muda. Masih ada banyak waktu. Aku hanya takut ada keluarga lain yang meminang Tzuyu," ujar Minyeon dengan nada gurauan. Namun, ia cukup yakin jika pada akhirnya, Tzuyu akan menikahi Seungho, sang putera.

💎💎💎💎💎

18 Okt 2021

Can I Love You? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang