Rasa penasaran Calvin semakin bertambah. Hari ini hujan turun saat jam pelajaran terakhir berlangsung. Seketika Calvin teringat pada gadis itu, ia berniat untuk bicara pada gadis itu untuk mengobati rasa penasarannya. Tapi kemudian ia juga teringat pada Alicia yang juga menimbulkan rasa penasaran bagi Calvin karena selalu sengaja tidak membawa payung. Umumnya pasti orang akan selalu membawa payung saat musim hujan, tapi Alicia justru malah sebaliknya. Jadi ia harus bertanya pada Alicia atau gadis itu?
Setelah pelajaran berakhir Calvin buru-buru membereskan bukunya. Sepertinya ia harus menunda rencananya bertanya pada Alicia karena Alicia sudah pulang lebih dulu. Calvin pulang melewati jalan yang sama yang dilewatinya pada hari-hari sebelumnya. Sesuai dugaan, gadis itu ada disana. Duduk di ayunan yang sama seperti sebelumnya.
Calvin berhenti sejenak di depan pintu taman tersebut. Setelah berpikir beberapa saat, ia memutuskan untuk menghampiri gadis itu.
Kini Calvin sudah berada di depan gadis itu, "Hei", panggilnya.
Sontak si gadis pun mengangkat kepalanya dan menatap Calvin dengan tatapan kosong.
"Siapa namamu?", tanya Calvin pada gadis yang tengah menatapnya itu.
Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali menunduk tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Calvin yang merasa bingung mencoba menanyakan pertanyaan lain.
"Dimana rumahmu?", lagi-lagi hanya gelengan yang ia dapat sebagai jawaban.
"Apa yang kau lakukan disini sendirian?", gadis itu tak merespon.
Setelah beberapa saat hening tanpa suara, gadis itu menggumamkan sebuah kalimat. Calvin tidak dapat mendengarnya dengan jelas karena suara hujan. Yang ia dengar hanya tiga kata, Alexa, Cia, dan payung.
Suasana kembali hening, Calvin tak menanyakan pertanyaan apapun lagi. Ia memilih diam dan mencoba mencerna maksud dari tiga kata tersebut. Setelah cukup lama berpikir Calvin memutuskan untuk kembali ke rumah karena hujan yang semakin deras.
Saat di rumah, Calvin masih mencoba untuk memahami tiga kata yang ia dengar dari gadis itu. Seberapa keras pun ia berusaha ia tetap tidak bisa memahami maksud dari kata-kata itu. Namun, satu hal yang bisa ia pastikan, Alexa dan Cia adalah sebuah nama. Yang masih menjadi pertanyaan adalah kata 'payung', apa yang dimaksud gadis itu dengan menyebut kata 'payung'?
…
Esok harinya, cuaca nampaknya tidak terlalu bersahabat. Hujan deras turun sejak pagi buta. Calvin berdiri di teras rumahnya, berharap hujan sedikit mereda agar ia bisa berangkat ke sekolah. Sepuluh menit ia menunggu namun hujan tak kunjung reda. Calvin mengambil payungnya lalu berangkat ke sekolah meski sedang hujan deras, setidaknya bukunya tidak basah karena ia menggunakan payung.
Saat sampai di sekolah, Calvin melihat Alicia yang sedang duduk di salah satu bangku yang ada di taman sekolah. Gadis itu menengadahkan kepalanya sambil memejamkan mata seolah sedang menikmati setiap tetesan air hujan yang mengenai dirinya.
Calvin menghampiri Alicia lalu memayunginya, "Hei, apa yang kau lakukan? Kau nanti masih harus masuk kelas dan sekarang seragammu basah kuyup", ucapnya.
Alicia membuka matanya saat merasa tetesan air hujan berhenti mengenainya. "Bodoh, tidak ada gunanya juga kau memayungiku, seragamku sudah basah dan sekarang seragammu juga basah", kata Alicia dengan sedikit tersenyum. Senyuman tipis yang nyaris tak terlihat.
"Yah....tak apa aku punya seragam cadangan di tas", Calvin ikut duduk di samping Alicia.
"Maka aku juga sama".
Hening sesaat, keduanya sama-sama diam dengan pikirannya masing-masing.
"Alicia", Calvin duluan yang membuka suara memangil gadis yang duduk di sampingnya itu.
"Apa?", tanya Alicia
"Apa kau.... begitu menyukai hujan? Sampai-sampai kau tidak pernah menggunakan payung".
Alicia tersenyum, tapi dalam senyum itu tersirat sebuah kesedihan, "Aku menyukainya, tapi disaat yang sama aku juga membencinya, hujan telah mengambil 'dia' dariku".
Calvin merasa Alicia yang bersamanya sekarang berbeda dengan Alicia yang biasanya. Alicia yang bersamanya saat ini tidak begitu dingin seperti biasanya. Mungkinkah ini adalah sisi lain dari Alicia?
"Dia sangat menyukai hujan karena itulah aku juga menyukainya, tapi setelah hujan membawanya pergi aku mulai membenci hujan, yah.... setidaknya aku mencoba membencinya", air mata Alicia jatuh, namun itu tak disadari oleh Calvin karena tetesan air hujan yang masih tak kunjung reda.
Calvin hanya diam mendengarkan perkataan Alicia, ia mengerti kalau gadis itu perlu tempat untuk menumpahkan perasaannya.
"Tapi seberapa keras pun aku berusaha untuk membencinya aku tetap tidak bisa karena setelah dia pergi hanya hujan yang menemaniku saat aku kesepian", lagi, Alicia tersenyum, namun dalam senyumannya itu hanya ada kesedihan.
Setelah mengatakan semua itu, Alicia tidak mengatakan apapun lagi. Ia hanya diam menengadahkan kepalanya sambil memejamkan mata menikmati tetesan air hujan yang menyentuh kulitnya.
"Aku tau aku tidak berhak ikut campur dalam masalah pribadimu, menurutku yang kau butuhkan adalah teman, dan mulai sekarang aku akan menjadi temanmu, aku akan selalu ada untukmu, aku akan mendengarkan semua ceritamu, dan aku juga akan menghilangkan kebencianmu terhadap hujan, itu adalah janjiku", ucap Calvin dengan penuh keyakinan.
"Terimakasih, ternyata kau tidak seburuk yang lainnya apa kau mau menjadi temanku?".
"Untuk apa kau menanyakan itu, bukankah sudah kubilang kalau aku adalah temanmu, sebaiknya kau cepat mengganti seraammu sebentar lagi pelajaran akan dimulai".
"Kalau begitu kau juga harus cepat mengganti seragammu".
To be continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Hujan
Short StoryGadis misterius yang kutemui di kala hujan dan seorang gadis pendiam yang membenci dan menyukai hujan disaat yang sama. Dua gadis berbeda yang sama-sama berhubungan dengan hujan seakan mereka adalah bagian dari hujan itu sendiri. Gak tau kenapa bisa...