~The Storm Before The Calm?~
•
•
Bulan demi bulan berlalu. Kicau burung menyapa di pagi hari cerah. Matahari sudah mengintip. Sinarnya berlomba memasuki ventilasi-ventilasi, menghangatkan siapapun di dalamnya.
Jennie menaruh dasi hitam bermotif biru yang sudah disimpulnya diatas kasur, dengan kemeja biru yang sudah disiapkan sebelumnya. Wanita cantik itu kini berjalan, membuka semua tirai agar sinar matahari bisa masuk sepenuhnya.
"Kau tidak harus melakukan itu. Para pelayan bisa melakukannya."
Jennie menoleh. Sebuah senyum diciptakan bibir tipis itu saat melihat suaminya, sudah segar dengan handuk yang masih berada di lehernya. Langkahnya Ia bawa menghampiri Chaeyoung, mengambil handuknya dan mulai mengeringkan rambut sang suami.
"Apa aku bahkan tidak boleh mempersiapkan pagiku dan suamiku sendiri?"
Chaeyoung tertawa. "Aku hanya tidak ingin kau lelah."
"Ini sama sekali tidak melelahkan, Chaengie." balas Jennie manis.
Chaeyoung mengambil alih handuk itu dan mencuri sebuah ciuman dari bibir ranum istrinya. "Asal kamu bahagia."
"Ne." Jennie tersenyum. "Aku sangat bahagia."
Dalam gerakan cepat, Jennie mengambil kemeja yang sudah Ia siapkan dan mulai memakaikannya pada Chaeyoung. Ini sudah memasuki bulan ketiga pernikahan mereka, dan segalanya berjalan lancar. Jennie benar-benar menjadi sosok istri yang baik, Ibu Negara yang patut dicontoh.
"Kapan kau akan ke Jepang?"
"Kurasa, lusa nanti." Chaeyoung menjawab sambil memakai dasinya. "Jika aku tidak salah mendengar jadwal dari Lim."
Jennie tersenyum. "Berhati-hatilah."
"Aku banyak berutang padamu." Chaeyoung balas tersenyum. "Aku mungkin akan melewatkan sarapan lagi."
"Tidak usah dipikirkan." Jennie menepuk pundak suaminya. "Aku mengerti."
Chaeyoung tersenyum semakin lebar. Ia memakai jas dan menyambar tas kerja miliknya. "Aku pergi." Sebuah ciuman pun tak luput dihadiahkan diatas kening sang istri.
Ya, semuanya sempurna. Tak ada yang membuat Jennie tak bahagia, kecuali—
"Memasuki bulan ketiga, lapisan masyarakat mulai penasaran kapan datang kabar baik dari istana..—Seorang Putra Mahkota... —Penerus Kerajaan.."
Seluruh stasiun TV yang menayangkan hal yang sama.
Seluruh masyarakat menantikan kabar kehamilan Ratu mereka. Jennie tersenyum getir menatap tempat sampah di samping kamar mandi, tempat Ia membuang bungkusan plastik hitam berisi testpact yang bergaris tunggal.
.
.
.
Kurang dari dua puluh meter, di Taman pusat kota, seorang anak kecil tengah bermain dengan beberapa pengasuhnya. Sudah bagian dari kegiatan rutin, anak itu akan dibawa bermain, alih-alih hanya disembunyikan di rumah keluarga Wang.
Dan seminggu ini, disinilah Kai berada. Memarkir mobilnya dalam jarak yang pas, dan menikmati seluruh ekspresi dan gelak tawa anaknya, tanpa berani menghampirinya.
Kata-kata Yiren sebelumnya benar-benar membuat Kai jatuh dalam lubang penyesalan. Tapi, egonya benar-benar tinggi. Ia belum bisa kesana, menghadap keluarga Wang untuk bertanggung jawab.
Sebuah dering telepon membuyarkan pikirannya.
"Ya, Vic?" tanyanya begitu nomor cepat sekretarisnya terpampang di layar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String (Chaennie 🔞) [END]
RomanceGxG futa Topsé 🔞⚠️ area Kata orang, setiap jari manusia terdapat benang merah. Yang akan menuntun mereka pada cinta sejati. Lalu, kemanakah benang merah di jari Raja Park Chaeyoung dan Kim Jennie akan menuntun mereka? #Chaennie #Topsé #Modern-Monar...