******
Satu minggu berlalu begitu saja. Bila ingin mendekati Azriel, namun terhalang gengsi. Tidak mungkin setelah di sakiti, malah mendekati. Seharusnya menjauhi, bukan? Alhasil, Bila seperti saat pertama kali dijauhi, dia sendiri dan sering melamun. Berjalan juga selalu menunduk, Bila seperti tidak punya tenaga untuk datang ke sekolah. Lantaran tubuhnya terlihat lesu.
"Pagi, Bila!" sapa Amira dengan semangat. Bila terkejut, dia tidak langsung membalasnya. Terakhir kali dirinya disapa seperti ini oleh Amira, sekitar tiga bulan yang lalu.
Bila menyalakan ponselnya, dia melihat tanggal hari ini. Ternyata memang pas tiga bulan. Tidak lebih dan tidak juga kurang. Bila menatap Amira dengan senyum harunya. Ia memeluk sahabatnya, pelukannya langsung dibalas. Tanpa di sangka, Bila menangis pelan. Amira melepaskan pelukannya. Dia semakin merasa bersalah.
"Maafin gue, ya," ucap Amira membuat Bila menganggukkan kepalanya seraya berhenti menangis.
"Gue juga minta maaf udah ngomong kasar sama lo waktu itu," balas Bila merasa bersalah.
"Nggakpapa kok. Lo kan gak tau." Amira tersenyum. Dia menggeleng cepat. Bila tersenyum hangat. Ia lega karena semuanya telah berakhir.
"Gimana keadaan Rega?" tanya Bila. Dia dan Amira berjalan menuju kelas.
"Gue baik-baik aja," sahut seorang pria membuat Bila dan Amira kompak menatap ke sumber suara.
"Rega?" Bila terkejut sekaligus senang.
"Ulah kakak lo," kata Rega menunjuk lengannya yang masih di perban. Nanti siang akan dibuka.
"Gue gak tau dia bakal kejam gitu sama lo," balas Bila merasa bersalah.
"Gue juga gak tau. Soalnya tiba-tiba banget." Rega tersenyum seperti baik-baik saja.
"Maaf, ya. Lo hampir meninggal gara-gara kakak gue," ujar Bila seraya menunduk.
Bila kenal Rega karena pria itu sepupunya Amira. Rafka dan Azriel bisa mengenalnya karena Aulia teman masa kecil mereka. Sebenarnya, Aulia dan Rega itu dekat dari Sd, namun mereka sering bertengkar. Terus berpisah dan dipertemukan lagi di Sma. Rega satu kelas dengan Rafka dan Azriel.
"Gak usah minta maaf. Itung-itung pengalaman baru," balas Rega santai. Bila semakin merasa bersalah.
"Rega! Bila! Amira!" teriakan itu membuat mereka bertiga membalikkan badan, dan menatap gadis yang tersenyum lebar.
"Aulia?" Kompak mereka mengatakan itu. Dia berjalan mendekati tiga murid yang masih shock.
"Lama gak katemu," ucap Aulia tersenyum manis menatap Rega yang langsung membalas senyumannya.
"Oh, iya. Bila, kayaknya kakak lo beda deh." Aulia menatap gadis imut yang mengerutkan keningnya.
"Beda kayak gimana?" tanya Amira penasaran.
"Pas udah ngobrol sama Azriel, Arga jadi gak banyak bicara, biasanya dia suka nyuruh-nyuruh atau ngomong kasar ke gue." Mereka langsung diam mendengar penjelasan dari Aulia.
"Emangnya, Azriel ngomong apa aja ke Kak Arga?" Kini Bila yang bertanya.
"Gak terlalu nyimak," balas Aulia jujur. Bila mengangguk paham. Dia jadi penasaran.
"Mungkin udah lelah jadi orang jahat," celetuk Amira membuat Rega menatapnya dengan tatapan seolah mengatakan 'Ada Bila!'
"Eh, maaf." Amira merasa bersalah.
"Gakpapa kok," kata Bila tersenyum manis.
"Lo masih pacaran sama Azriel?" tanya Aulia. Mereka berempat kompak berjalan menuju kelas masing-masing. Aulia satu kelas dengan Rega.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happened? (TAMAT)
Teen Fiction**** Bagaimana rasanya dijauhi oleh semua murid secara tiba-tiba? Nabila hanya merasa bingung sekaligus ingin tau alasan mereka melakukan itu. Jika hanya beberapa orang, ia memaklumi, mungkin orang itu tengah mempunyai masalah. Namun, ini semua muri...