~ 2 ~

1.6K 131 20
                                    

Selamat membaca

"Nanda. Kalo lo gak bisa ngomong, gue bisa mewakili lo untuk bicara ama Arsa." ancam Timeo.

"Tapi beneran kan Tim gue bisa dapat kontrak sebagai model utama di fashion kali ini?" tanya Nanda.

"Iya. Dan tidak hanya di Paris tapi juga di Italia." ucap Timeo meyakinkan.

"Oke gue tanda tangan kontraknya." ucap Nanda. Kemudian menandatanganinya tanpa melihat isi kontraknya lebih detail.

Nanda memang memiliki ambisi yang besar. Jika peran utama selama ini tidak bisa menjadi miliknya maka lebih baik ia menikah dan menjadi seorang nyonya dari konglomerat. Itulah tujuannya mendekati Arsa adalah untuk hidup dengan nyaman.

Namun kini ada tawaran menggiurkan yang selama ini sudah ia nantikan. Jika ia menikah, belum tentu ia bisa mendapatkan kesempatan emas yang akan semakin melambungkan namanya menjadi salah satu model dengan bayaran mahal.

"Sekarang saatnya lo kasih tau calon suami lo itu."

Nanda kemudian menekan tombol diponselnya dan terdengar nada suara terhubung.

"Halo sayang, udah sampai mana nih?" suara Arsa terdengar rendah menjawab telepon dari Nanda.

"Arsa. Aku akhirnya berhasil mendapatkan kontrak menjadi model utama di Paris. Cita citaku terwujud Sa untuk tampil di Fashion world bulan depan di Paris dan Italia."

"Wow. Selamat ya sayang. Kamu keren banget. Kamu udah di Jerman? Aku jemput ya. Malam ini kita rayakan." ucap Arsa.

"Arsa."

"Ya sayang ada apa?" Arsa bertanya setelah mendengar suara lirih Nanda dan sempat ada jeda ditengah pembicaraan mereka.

"Setelah itu aku ada tour Fashion di Amerika. Maaf sepertinya aku belum bisa pulang dan maaf pernikahan kita sepertinya harus ditunda."

Arsa terkesiap mendengarnya. Dengan susah payah ia menelan ludah dan mencoba untuk mencerna semua ini.

"Apa ga bisa dibicarakan lagi sayang tentang pernikahan kita?"

"Maaf Sa. Dikontrak disebutkan tidak boleh menikah pada 2 tahun pertama."

"Kontraknya berapa tahun Nan?"

"3 tahun Sa."

"Jadi kamu selama 3 tahun akan di Amerika?"

"Iya Sa. Maafkan aku ya. Aku akan usahakan pulang jika ada break."

"Hem. Ya sayang jika itu sudah keputusanmu aku bisa apa selain mendukungmu."

"Makasih Arsa. Kamu memang terbaik. Aku janji ini yang terakhir aku memenuhi keinginanku. Love you."

"Love you too dear."

Nanda menatap layar handphonenya. Ia merasa bersalah pada Arsa yang selalu mengalah pada keputusannya.

"Nanda." bisik Timeo sambil mengecup bahu Nanda.

"Timeo. Lo mau ngapain?"

"Gue mau minta balasan atas jasa gue buat buka jalan lo menjadi primadona."

Timeo memeluk Nanda dari belakang dan terus mengecup leher jenjangnya.

"Lo udah gila Tim! Kita kan udah ga ada hubungan secara fisik lagi. Kita rekan kerja."

"Gue janji ini yang terakhir Nan. Mau ya. Gue kangen kehangatan lo."

Nanda terdiam, ia menikmati sentuhan Timeo di setiap inci tubuhnya. Sentuhan intim yang tidak pernah ia dapatkan dari Arsa.

Behind Betrayal (21+) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang