Jeno menghela nafasnya, menatap satu satunya sahabatnya yang terbaring kaku di rumah sakit
" Sampai kapan kau tidur seperti itu...." Cicitnya pelan sambil tersenyum sendu.
Sudah hampir 2 bulan sejak Mark koma, belum ada tanda tanda pria itu akan bangun. Seharusnya kini ia dan Mark berada di Kanada, membangun perusahaan yang mereka impikan. Namun semua rencana itu batal karena tepat sehari sebelum mereka berangkat ke Kanada, Mark mengalami kecelakaan.
Kini Jeno tidak tau harus melakukan apa, selama ini Mark seperti kompas bagi hidupnya dan kini kompasnya tidak bisa menuntunnya. Jeno masih setia setiap hari menunggu temannya itu bangun, berdoa pada tuhannya agar Mark bangun, tapi sepertinya doanya belum dijawab.
Tok tok tok
Jeno tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara ketukan pelan.
" Ah... Jaem-" Jeno menghentikan kalimatnya ketika melihat seseorang yang datang bersama Jaemin.
.
.
" Kau tak apa?" Tanya Jeno pada Jaemin yang menatap Haechan sedang menangis tersedu di samping ranjang Mark sambil menggenggam tangannya.
" Tidak.... " Jawab Jaemin pelan
" Hati ku sakit.... sangat.... tapi aku tidak punya pilihan lain.... bagaimana pun, Mark tetap menjadi dunianya" Jaemin sedikit mengadahkan kepalanya menahan air mata yang mulai mengalir
Tepat hari dimana Mark mengalami kecelakaan, Jaemin mencari Haechan. Jaemin sempat berdebat panjang dengan hatinya.
Jika Jaemin tidak memberi tau Haechan, bukankah ini kesempatan baginya untuk mendapatkan Haechan?
Jika Jaemin mencari Haechan, bagaimana dengan perasaannya ?
Ya, Jaemin dibuat pusing dengan dua pertanyaan yang menghantui kepalanya itu.
Namun besarnya cintanya pada Haechan membuatnya tetap memberi tau Haechan dan mencari Haechan.
Kebahagian Jaemin adalah kebahagiaan Haechan
Dan kebahagiaan Haechan adalah Mark
Karena itu, Jaemin akhirnya mencari Haechan, walaupun ia tau ia akan merasakan sakit hati lagi dan mungkin berkali lipat. semua itu ia tanggung demi kebahagiaan orang yang sangat ia cintai.
" Kau harus bangun sialan....." Jaemin menggenggam tangannya kuat menatap Haechan dari jauh, saat ini Jaemin benar benar ingin membunuh Mark rasanya.
.
.
" Ini" Jaemin memberikan sebuah coolpack pada Haechan, kini mereka berdua berada di taman rumah sakit
" Untuk?" Tanya Haechan heran namun tetap mengambil pemberian Jaemin
" Kau akan pulang dengan mata seperti itu? Paman Ten pasti akan membunuhku"
" Ah...benar juga" Mata Haechan benar benar sembab
Jaemin menatap langit biru, ia tidak menyangka bisa melihat Haechan lagi walaupun dengan cara yang sedikit menyakitkan.
" Maaf.. aku tidak menepati janji ku"
" Hmm?"
" Aku tidak menjaganya.... dan aku mencarimu.... kau akan membunuhku sekarang?"
Haechan menatap Jaemin kemudian tertawa puas,
" Aigo....kau mencemaskan itu? sudah lah aku bahkan lupa dengan ancaman itu" Senyum Haechan sambil mengelus kepala Jaemin
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Blind Love || Markhyuck
Fiksi PenggemarMark mengira kisahnya dengan cinta pertamanya berjalan dengan mulus. Hingga saat itu ... Satu kebenaran yang membuat dirinya Menyesal....