Ke esokan hari nya m/n sekolah seperti biasa, hanya saja ia bertingkah seolah tak terjadi apa apa selama di sekolah sampai sekolah berakhir pun tidak ada satu orang pun yang curiga kalau ia memiliki luka di bahu nya, ya bagus lah jika ketahuan maka masalah akan menjadi semakin besar.
M/n berjalan pulang tapi kemudian dia berhenti melangkah ketika melihat Bumjae yang bersandar di dinding.
"kau mau pulang m/n?" tanya Bumjae pada pria dengan mata Hazel itu
"iya, Bumjae sendiri?" tanya balik m/n pada otak Brun Knuckles itu.
"iya aku mau pulang juga tadi bersama Vasko tapi, dia tiba tiba pergi sendiri meninggalkan ku..... Mau pulang bareng? Walaupun kita berbeda arah?" tanya Bumjae yang mungkin sedikit gugup.
"tentu... Lagi pula tidak ada salah nya kan" ucap m/n pada Bumaje lalu kemudian mereka berduapun berjalan bersama.
ditengah perjalan Bumjae mengajak m/n untuk naik ke taman bukit dan m/n yang di ajak mau mau aja toh juga m/n jarang bisa berkomunikasi sama Bumjae.
karena jalan nya menanjak tinggi, m/n sedikit terlihat kewalahan menaiki anak tangga yang mempunyai akses ketempat yang Bumjae mau tersebut.
"kau kelelahan m/n, apa lagi seperti nya kau sedang terluka.... Ayo naik ke punggung ku" Bumjae berjongkok membelakangi m/n.
"aku tidak apa apa Bumjae dan juga tau dari mana aku terluka?" tanya m/n
"sudah m/n naik saja, tentu saja aku kan detektif remaja Bumjae..... Kebohongan sekecil apapun pasti akan terlihat" ucap Bumjae membanggakan diri nya.
"aku tidak enak Bumjae"
"sudah lah m/n ayo naik lah, aku memaksa"
M/n tertawa kecil lalu ia menaiki tubuh Bumjae, dan saat sudah naik Bumjae langsung kembali melanjutkan langkah kaki nya.
"kau ringan m/n, apa kau makan dengan benar akhir akhir ini?" tanya Bumjae memecah keheningan.
"iya mungkin, aku tidak tau juga" jawab m/n sambil meletakan kepalanya di bahu Bumjae.
Bumjae menggendong m/n sampai ke bukit tersebut disitu Bumjae mendudukkan m/n ke atas rerumputan yang ada di sana, lalu bumjae duduk disebelah m/n.
"ini tidak biasanya kau mau berbicara pada ku seperti ini Bumjae, katakan ada apa?"
"ehehe ketahuan nya" Bumjae tersenyum pada m/n lalu mulai duduk di samping pria dengan mata Hazel itu.
"m/n, aku mau menceritakan masa lalu ku dengan vasko dan terbentuk Nya burn knuckles mau kah kau mendengarkan cerita ini?" tanya Bumjae sambil melihat ke arah m/n.
"wah kau serius ingin menceritakan nya pada ku? Aku ingin mendengar ya ceritakan saja" ucap m/n yang kini antusias pada cerita Bumjae
Bumjae pun menceritakan nya dari masalalunya dengan vasko, sifat vasko, terbentuk Nya Burn Knuckles,dan lain lain,dan Bumjae juga mengatakan bahwa dia ingin membagi cerita masa lalu nya dan vasko Tersebut ke m/n gara gara Bumjae yakin m/n orang terbaik untuk membagikan cerita.
Bumjae menceritakan apa yang Vasko alami saat smp dan kenapa dia memiliki tato di tubuh nya. m/n yang mengetahui semuanya dari cerita Bumjae itu pun tersenyum, karena ia tak menyangka kalau Vasko yang ceria seperti itu ternyata memiliki masalalu yang pahit.
"m/n, aku juga tahu tentang mata kanan milik mu itu..... Aku tidak mengerti kenapa kau mau menyembunyikan nya dari kami?" tanya Bumjae yang melihat ke arah m/n yang memasang wajah terkejut milik nya.
"aku.... Hanya belum siap, lagi pula mata kanan ku cukup agak mengganggu" jawab m/n
"aku mengerti, aku tahu kau tidak sanggup untuk memberitau kan yang sebenarnya terjadi pada dirimu..... Aku akan tutup mulut soal mata kanan mu m/n aku bersumpah atas nama kakek ku" Ucap Bumjae sambil tersenyum pada m/n
"terimakasih Bumjae"
waktu telah menunjukkan sore hari Bumjae pun mengajak m/n untuk pulang, setelah turun dari bukit tersebut m/n dan Bumjae terpisah karena arah rumah mereka yang berbeda tapi sebelum itu Bumjae berterimakasih ke m/n karena mau mendengarkan ceritanya.
saat mereka berdua berpisah, Bumjae tersenyum lembut kala bayangan m/n mulai menghilang dari pandangan nya.
M/n kini sudah ada di dalam rumah milik nya ia sudah membersihkan diri nya dan juga sudah berpakaian.
(Note : pakaian m/n saat ini)
M/n memasak makanan untuk malam ini, entah lah apa yang tengah ia masak ini sekarang.... Seperti nya ia hanya memasak nasi goreng biasa.
Kala makanan itu sudah jadi, m/n kemudian duduk di lantai dan memakan makanan milik nya itu dengan lahap nya.... Di tengah tengah saat m/n tengah makan itu m/n tersentak kaget ketika merasakan sensasi dingin di dadanya, pria bermata Hazel itu kemudian melirik ke arah leher nya dan mendapati kalung di sana.
"astaga aku sempat kaget, tapi jika benar ini pemberian kak Jihoon..... Tunggu aku baru sadar, dari mana dia tahu rumah ku?!"
Tok Tok Tok!!
Suara pintu kembali mengejutkan dirinya, m/n kemudian memasukan kembali kalung itu ke dalam pakaian nya dan berjalan menuju pintu yang tengah di ketuk keras oleh seorang.
"Janghyun hei ada apa dengan diri mu?!" m/n berucap panik ketika melihat Janghyun yang seperti habis di kejar setan.
"m/n ...hosh.... Hosh.... Yena... Yena demam, lalu... Hosh... Dia memanggil nama 'pipi~' aku... Hosh.. Hosh.... Tahu itu nama yang Yena berikan pada mu... Hosh.... Hosh"
"Janghyun ayo tarik nafas mu dulu, Tenangkan dirimu..... Jadi Yena demam dan memanggil nama ku begitu?"
"iya..... Apa kau keberatan jika kau ikut aku ke Hostel untuk menjaga Yena?" Janghyun beratanya pada M/n, m/n bisa merasakan aura 'ayah' yang keluar dari Janghuyun.
"tentu, aku akan mengambil kunci rumah.... Kebetulan juga sekolah besok libur satu hari jadi bisa.... Tunggu sebentar ya"
"terimakasih m/n terimakasih"
Setelah mengunci rumah m/n dan juga Janghuyun langsung kembali ke tempat para keluarga Hostel B berkumpul disana, kini malam panjang pun menanti m/n di Hostel.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Black One Eyed (Lookism x M. Reader) HIATUS
FanfictionHanya menceritakan m/n yang bersekolah di SMA Jaewon dan menjalin hubungan dengan teman teman nya. ayo ikuti keseruan nya... Up setiap hari Kamis 🔔 no1-male 07 Oktober 2022 🔔 no1-Gimyung 10 November 2022 🔔 no1-lookism 10 November 2022 🔔 no1-Go...