P4 -Kecelakaan

11 3 0
                                    


Holla!! I'm back:)

Jangan lupa untuk vote and comment ya guys hehehe!

Happy Reading

----------

Masih ditempat yang sama, dirumah Gio. "Waktu itu, gue pernah ngobrol sama Misel dan nanya kenapa dia pindah dari Bandung ke Jakarta." Ucap Gio.

"Terus-terus?" Ucap Devan dengan penasaran.

"Dia pindah karena kakaknya. " Ucap Gio.

"Hah? Maksudnya?" Ucap Liam dengan penasaran.

"Ya, dia bilang kakaknya trauma. Dulu kakaknya ngalamin cinta segitiga, ada perempuan yang suka sama kakaknya disaat dia masih pacaran. Perempuan yang suka sama dia itu ngebunuh pacar kakaknya Misel." Ucap Gio.

"Gue curiga sama Araaf." Ucap Abyan.

"Sama, gue juga jadi curiga sama dia." Ucap Liam.

"Oke. Jadi hal yang benar-benar kita harus cari tau itu, siapa sosok perempuan yang jadi korban dan pelaku. Harus hati-hati jangan sampai Araaf tau rencana yang kita buat ini." Ucap Abyan.

"Tumben ngomong banyak." Ucap Devan bercanda.

"Yaudah, gue balik duluan ya." Ucap Liam pergi dari rumah Gio.

"Gio. Gue nginep dirumah lo ya!" Ucap Devan sambil memohon.

"Ya, tapi jangan gangguin Al lagi ya! Nanti gue diomelin Bunda karena lo." Ucap Gio pada Devan.

"Kok gue?" Ucap Devan sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Nyokap-Bokap lo kapan balik?" Tanya Abyan.

"Minggu depan. " Jawab Gio.

********

06.00 , Minggu pagi yang cerah. Hari yang tepat untuk berolahraga. Ketukan pintu terdengar dari dalam dan membangunkan gadis cantik itu. "Sel, jogging yuk, Misel! " Ucap seseorang dari luar kamar Misel sambil mengetuk pintu. "Misel masih ngantuk." Ucap gadis itu.

"Ayo dong sel, bangun. Jogging biar sehat." Ucap Kakaknya, Marsel.

"Iya iya, jangan jauh-jauh tapi." Ucap Misel.

"Iya."

*******

Diruang tamu yang tenang terdapat seorang Ibu yang sedang sakit, mukanya pucat dan memakai syal di leher. "Mih, Araaf keluar sebentar ya." Ucap Araaf yang baru turun dari lantai 2.

"Jangan lama-lama ya." Ucap Mamih Araaf, Dinda.

"Siap. Nanti kalau ada apa-apa, mamih telfon Araaf aja ok." Ucap Araaf.

"Ya, Hati-hati."

"Assalamu'alaikum." Ucap Araaf meninggalkan Dinda.

"Waalaikumsalam." Jawab Dinda.

********

Pemakaman umum, tujuan seseorang yang memakai mobil hitam tersebut. Masuk kedalam lingkungan itu. Tiba di suatu makam yang bertuliskan 'Shafira Zahran Utama binti Bayu Utama' , ia menangis. Mengepalkan kedua tangan nya, menyesal karena lalai dalam melindunginya. "Kak, maafin Araaf. Araaf ga bisa jagain kakak, Araaf bodoh, Araaf lalai. Maafin Araaf kak. Aku janji akan jagain mamih." Ucap Araaf sedih dihadapan makam kakaknya.

"Pih, maafin Araaf juga. Belum bisa jagain kakak. Araaf janji sama papih, Araaf akan balas dendam untuk kematian kalian berdua." Ucap Araaf melihat makam yang bertuliskan 'Bayu Utama bin Zufron' ,ayah dari Almarhumah Shafira dan Araaf.

*******

Disebuah taman yang ramai. "Kak, udah ya. Pulang aja, please." Ucap Misel memohon.

"Gini nih, anak jaman now." Ucap Marsel

"Kenapa sama anak jaman now?"

"Gampang capek." Ucap Marsel yang langsung membuat Misel memukul kecil kearahnya.

"Aku gak termasuk oke, aku kuat kok." Ucap Misel.

"Kita buktiin. Siapa yang sampai di penjual ice cream disana, dia yang lebih kuat." Ucap Marsel.

"Yang menang beliin ice cream ya,jangan ada penolakan." Ucap Misel.

"Si aneh mulai bertingkah lagi." Ucap Marsel sambil mengacak rambut Misel.

"Kakak, rambut aku jadi berantakan jadinya. Ah nyebelin." Ucap Misel yang langsung lari menuju penjual ice cream tanpa mengetahui perjanjian yang ia buat.

Marsel masih berada ditempatnya, ia memandang Misel dengan tawa nya. "Misel." Teriak Marsel.

"Duluan ya kak." Ucap Misel berhenti di pertengahan jalannya.

"Misel awas! " Ucap Marsel yang melihat mobil melaju kearah Misel.

"Ahhhh. " Teriak Misel.

"Misel!" Ucap Marsel.

Hampir saja, jika tidak ada yang menolong Misel saat kejadian tadi mungkin sekarang ia sudah berada di rumah sakit. "Lo gapapa?" Ucap seseorang yang menolong Misel.

"Hampir aja, thanks ya."

"Ya." Ucap Gio.

Gio berdiri dan berjalan menuju mobil yang hampir menabrak Misel. "Woy, keluar lo!"

Pemilik mobil itu keluar dan menampilkan seorang laki-laki yang ia kenal. "Araaf?" Cicit Gio.

"Gue gak sengaja." Ucap Araaf seraya keluar dari mobil.

"Minta maaf sama Misel sekarang!" Ucap Gio.

Araaf berjalan menuju tempat yang diduduki Misel. "Sel, sorry gue gak sengaja."

"Ya, lain kali hati-hati."

Marsel datang dengan wajah nya yang marah. Kini tangan nya sudah berada dikerah jaket Araaf, dan melayangkan satu pukulan di pipi kanan Araaf. "Kakak!" Teriak Misel.

"Biarin aja! Dia mau nabrak kamu sel!" Ucap Marsel.

"Dia juga udah minta maaf sama aku, dia gak sengaja!"

"Gapapa sel, mungkin gue emang pantes dapat pukulan kayak gini." Ucap Araaf sambil memegangi pipi nya yang luka saat dipukul.

Tak disangka, Maudy dan Dara melihat kejadian tersebut dari jauh dan mendekati lokasi mereka.
"Kenapa sel?" Ucap Dara.

"Raaf,kok pipi lo luka?" Tanya Maudy.

"Kok diam semua? Gak ada yang jawab? Gio! Coba jelasin apa yang terjadi!" Ucap Maudy.

"Gue gak tau Araaf sengaja atau enggak, dia hampir nabrak Misel. Tapi untungnya gue langsung narik Misel. Kalau gak, gue gak tau gimana."

"Astaghfirullah, Lo gapapa kan sel? Ada yang sakit? Kalau ada ayo kita ke rumah sakit." Ucap Dara.

"Gapapa, gue baik-baik aja kok. "

"Gue anter pulang ya." Ucap Gio.

"Gue jalan aja, rumah gue juga gak jauh kok dari sini." Jawab Misel.

"Yakin?"

"Ya, yakin io."

"Gue pulang duluan ya guys." Ucap Misel pada kedua temannya, Maudy dan Dara.

"Hati-hati ya, bye." Ucap Dara.

"Bye." Ucap Misel sambil pergi meninggalkan mereka.

"Thanks ya. " Ucap Marsel kepada Gio.

"Ya, Nama lo?" Tanya Gio.

"Marsel."

"Kak Marsel." Ucap Gio.

"Boleh, nama lo?"

"Giorgino, panggil aja Gio."

----------
Next?

Follow IG ku ya guys : @adzraauliay

GIORGINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang