Basket (Revisi)

6 1 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat.
Tak terasa penghujung semester 2 sudah mendekat. Setelah dari perpustakaan Zefa melangkahkan kaki di koridor menuju lapangan basket.
Saat zefa berjalan didepan ruangan klub catur, seseorang yang dikenalnya memanggil.

" zefa..! Mau kemana kamu? "

" ehh kak bagas.. Hai kak!
Biasa nunggu temanku latihan basket. Kak bagas selesai extra ya? "

" iya nih "

" Oo.. "

" Oo aja nih, ga ada niatan masuk lagi ke klub? Sayang banget kamu keluar padahal banyak pertandingan lho!"

" hehe bulan lalu banyak bentrok sama kerjaan part time kak, dan juga aku ga terlalu mahir mengatur jadwal belajar " jawab zefa dengan cengiran diwajah kecilnya.

" Ahh... sayang sekali, klub agak sepi tanpa kamu "

" klub catur bukannya hawanya selalu sepi ya kak " zefa berkata dengan muka polosnya. Benar-benar membuat gemas lawan bicaranya. Lelaki rupawan berbulu mata indah itu tersenyum mengacak rambut zefa.

'aku merindukan gadis ini' ujar bagas dalam hati. Cowok ini tahu alasan zefa keluar dari klub bukan hanya semata-mata tentang belajar dan kerja part timenya.

Dua bulan lalu

Perhatian bagas ke zefa mulai membuat gadis itu tidak nyaman. Mulai dari menjemputnya di depan kelas usai pelajaran berlangsung.
Hanya mengajari trik-trik catur kepadanya.
Terlalu sering latihan tanding dengannya,Membelikan makanan dan minuman, menemaninya saat menunggu daren.

Seniornya itu benar-benar banyak memberi perhatian kepadanya. Awalnya zefa mengangap biasa saja. Ia berfikir wajar saja ketua klub perhatian kepada anggotanya. Tetapi kenapa hanya dia saja?
Desas desus juga mulai menyebar. Lontaran negatifpun juga mulai terdengar disekitarnya.

Banyak yang berbisik padanya dia cewek carper, Tukang mainin cowo,Belagu, ngantung perasaan dan lain-lain.

' lihat tuh anak kelas 1 deket-deket sama bagas tapi jalannya sama anak cowok ipa kelas 1'

' kegatelan banget sih, masih kelas satu belagu. Padahal ya yang namanya daren itu kayaknya suka sama diana bisa-bisanya ngincer cowok orang '

' kata secil tuh cewe juga dekatin wakil osis juga tuh, sok cantik banget sih'

' beneran dia pacaran sama bagas? Wahh gila, perasaan gue sering liat dia jalan sama cowok kelas 1 deh'

' eh gue malah pernah liat dia dekat sama cowok bartender cafe dekat sini deh'

Tentu saja kata-kata itu sering terlontar diantara kakak kelas yg tidak begitu mengenal zefa. Sedangkan teman sekelas zefa atau seangkatan semua tahu sifat zefa itu meskipun agak jutek dia itu humble dan menganggap antara cowok dan cewek itu semua temannya.

Perasaan zefa mulai jengkel ke bagas, seniornya itu seperti menikmati gosib jika dia dekat dengannya.
Zefa sunguh tidak menyukai itu, seharusnya seniornya itu memberi penyangkalan. Bukanya tersenyum diam saat teman-teman bagas bertanya pada cowok itu.
Zefa sangat tidak suka jadi pusat perhatian.
Apalagi digosibkan berpacaran. Perasaan geli selalu muncul dalam dirinya.
Hingga ia memutuskan menjauh dari kakak kelasnya itu.

*
Zefa menyingkirkan tangan bagas dari kepalanya.

" maaf kak! aku mau kelapangan dulu " dengan tatapan cangung zefa mengalihkan perhatian bagas darinya.

" oh oke aku juga mau pulang, Dahh.. Fa"

" oke kak hati-hati"

Setelah ketua club catur itu melewatinya. Zefa kembali berjalan menuju pingiran lapangan basket. Duduk di bangku sambil menunggu daren.

I'm Not a Philophobia ( dalam Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang