1. hidup ini kejam

0 1 0
                                    

jam 08.00
malam ini adalah malam dimana Evan harus mengambil keputusan terberat pada dirinya, yaitu ia harus membunuh wanita yang ia cintai atau kehilangan semua uangnya. kini mereka berdua telah berada di atap gedung tak berpenghuni. Adista yang tidak mengetahui apa apa hanya terdiam memandang evan dengan wajah bingung. Tatapan Evan sangat mencerminkan perasaan hatinya saat itu.

°ting
suara notifikasi pesan dari hp milik Evan memecah kesunyian. lalu dia membaca pesan tersebut.

Mr.X
: CEPAT BUNUH WANITA ITU!
SEKARANG!!

"ck, sialan" gumam evan

lalu Evan kembali menatap mata Adista dan perlahan Evan menggenggam kedua tangan Adista
"dis maafin saya ya" Evan memeluk Adista sembari berbisik pelan.

"kamu gak punya salah sama aku van"

Adista tak mengerti apa yang dimaksud evan, dia bingung karena sikap evan yang aneh. Namun gadis itu tak mau menanyakannya.

setelah beberapa menit kemudian dari belakang Adista muncul seorang pria ber jas hitam, yang tak lain adalah Mr. x

"wow pertunjukan yang sangat romantis, saya sangat menikmatinya" ucap mr.x dengan diiringi tepuk tangan

dengan sigap evan menarik tubuh Adista ke belakang tubuhnya.

"ada apa ini? dia siapa evan?" Adista kaget dan takut. Tangan manis Adista memegang erat kaos evan.

Evan tak menjawab pertanyaan Adista

"cepatlah evan, kamu yang membunuhnya atau saya? gimana?" mr.x tersenyum sambil mengeluarkan pistol dibalik jas nya itu.

perlahan Adista berbisik pelan kedapa evan
"Evan, kamu mau bunuh aku?" tetesan air mata mulai membasahi pipi Adista.

lagi lagi Evan hanya terdiam dan tak membalas pertanyaan Adista.

"dia kasih kamu berapa buat bunuh aku? JAWAB EVAN!" untuk kesekian kalinya Adista bertanya dengan sedikit bentakan.

"saya gak ada pilihan lain Adista. maaf kan saya"

"maaf"

Evan menggenggam erat tangan Adista dan menangis.

Adista melepaskan genggaman tangan Evan dengan paksa.

setelah tau kebenaran ini rasa marah dan patah hati telah berkecamuk didalam hati Adista.

bagaimana bisa orang yang telah dia cintai berniat membunuh dirinya hanya untuk seonggok uang.

tiba tiba Mr. x melepaskan peluru didalam senjata itu kearah Adista.

dengan cepat Evan menghalangi tubuh Adista.

*DORRR

🍂

3bulan sebelum kejadian

terlihat seorang anak laki laki sedang tertidur disebuah rumah gubuk diperkampungan yang kumuh dan tak terawat. Sebenarnya anak laki laki itu hanya memaksakan tidur agar rasa laparnya itu bisa tertahan.

disisi lain kakak dari anak laki laki itu sedang berlari tergesa gesa sembari membawa sekantong makanan dengan luka memar diwajahnya.

pria itu terus berlari demi menghindari kejaran polisi yang semakin dekat. Karna takut tertangkap oleh polisi, dia rela bersembunyi disebelah tempat pembuangan sampah.

beberapa menit kemudian pria itu terlepas dari kejaran polisi tersebut. pria itu bergegas pergi secepat mungkin dari tempat itu. setelah selang 5 menit ia sampai disebuah gubuk kecil yang ditempati anak laki laki itu. Perlahan pria itu melepaskan sepatunya yang sudah sedikit rusak dan membangunkan anak laki laki yang sedang tertidur dengan berbisik pelan.

"dek, bangun... ini kakak bawa makanan" ujar pria itu sembari mengusap pelan rambut anak itu.

lalu anak itu terbangun.
"kakak darimana?" balas dirinya.

"dek ini makanan buat kamu. pasti kamu belum makan kan?" disodorkan nya sekantung makanan.

ya pria yang dipenuhi luka lebam itu adalah evan dan anak yang memanggil ia kakak adalah raka, adik evan.

rasa senang anak itu sangat terukir diwajahnya. Setelah menahan lapar Berjam jam akhirnya raka dapat makan juga. Namun saat ia membuka bungkus nasi tersebut, ia terdiam sejenak dan menatap kearah evan. Dia terkejut karna melihat wajah kakaknya dipenuhi luka lebam.

"kak...." ucapnya

"iya dek? ada apa? kamu gak suka?" sahut Evan

"muka kakak kenapa?..." tanya raka

seketika Evan membeku, seperti ia tak ingin menjawab pertanyaan adiknya.

"kak?...." sekali lagi bertanya dengan suara pelan.

"oh ini, tadi abis jatoh. Tenang aja dek kakak gapapa kok, kan kakaknya raka kuat" Evan membalasnya dengan senyuman palsu untuk menutupi yang sebenarnya.

"hahaha iya, kakak kan kuat" Raka membalas senyuman kakaknya. Padahal ia sudah tau apa yang dilakukan oleh kakak tersayangnya.

Raka kembali membuka bungkusan nasi miliknya.

"kak ayo kita makan bareng bareng" sahut raka

"enggak dek kakak udah kenyang" karna Evan tak mau makanan milik adiknya menjadi berkurang, dia sengaja menolaknya. Bagi Evan menahan lapar demi seseorang yang tersayang itu adalah hal biasa daripada dia melihat adiknya yang menderita, lebih baik dirinya.

lalu Evan pergi keluar untuk sekedar  menikmati angin malam saja. Dia menyalakan korek untuk membakar sepuntung rokok yang ia miliki. Setelah satu hembusan asap rokok, Evan termenung memikirkan nasibnya yang sudah hancur.

 Setelah satu hembusan asap rokok, Evan termenung memikirkan nasibnya yang sudah hancur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*By pinterest

"TOLONGGG, AMPUNN" dari kejauhan  terdengar suara perempuan berteriak meminta tolong diiringi suara tertawa perempuan lain. Karna Evan penasaran dia segera menghampiri suara itu.

ternyata perempuan itu sedang mengalami perundingan disertai penganiayaan. Awalnya Evan hanya penasaran saja, tapi karna dia merasa iba kepada perempuan itu Evan pun langsung meleraikan aksi bullying dan menarik tangan perempuan itu.

"siapa sih lo ganggu aja" cetus salah satu anak buah pelaku bullying.

"kalian anak sekolah tapi kelakuan seperti gak disekolahin" omel evan

tiba tiba salah satu pelaku bullying itu ingin menarik lengan perempuan yang ia bully.

dengan sigap Evan memeluk perempuan itu.

"PERGI GAK KALIAN!!" bentakan Evan membuat mereka takut dan pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAVIOR DEVIL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang