Belenggu

386 18 0
                                    

Donghyuck baru menginjak 17, dan ia tidak mengerti mengapa hal sesederhana cinta begitu rumit pada otak orang dewasa.

Ia hanya bocah sekolah menengah atas tahun kedua, yang hanya tahu rumitnya menyeimbangkan lembar kerja akutansi. Yang hanya tahu rumitnya pendekatan sosiologi, dan yang hanya tahu rumitnya memahami alur perang dunia. Itu yang Donghyuck ketahui mengenai apa yang rumit baginya. Bukan sesuatu bernama cinta.

Apa yang salah dengan mencintai?

Itu adalah bawaan alamiah manusia sejak Tuhan memberi kehidupan, menyukai sesuatu dengan tanpa tetapi, dengan tanpa berharap imbalan, dan apa yang salah dengan Donghyuck mencintai Mark? Lelaki yang menurut Donghyuck punya senyum indah dan tutur kata yang begitu lembut.

Donghyuck tidak berharap Mark membalas perasaanya, atau yang buruk dari itu menjadi kekasihnya. Ia hanya menyukai, dan orang berpikir bahwa itu terlihat tidak pada tempatnya, namun Donghyuck tersesat dalam kalimat itu. Seseorang tidak memberi reaksi rasional, setidaknya yang bisa buat Donghyuck berpikir bahwa mencintai adalah sesuatu yang salah. Donghyuck masih mencari jalan pulang ketika kompasnya hilang, setiap hari, setiap Mark memasang raut marah padanya.

Semilir dingin temani Donghyuck yang tengah termangu disisi danau, duduk dengan memeluk kedua lutut, berpikir mungkin ketenangan bisa memberinya sebuah jawaban dari yang seharusnya tidak di perlukan lagi. Pandangannya lurus menatap telaga, lara dirasakan Donghyuck yang masih tersesat dalam pemikiran orang dewasa. Mark beritahu dirinya kembali bahwa lelaki semestinya menyukai perempuan, dan Donghyuck sungguh tidak mengerti itu.

Donghyuck pernah hampir menyerah memahami, tapi ia baru 17, dan tidak seharusnya bocah sepertinya menyelam pada kebingungan.

Ibu Donghyuck pernah berkata, tiada salah dalam mencinta, tetapi pada siapa kamu mencintai.

Kemudian Donghyuck berpikir bahwa ibunya salah, mencintai tidak mengenal mana benar mana salah. Itu hanyalah sebuah rasa ingin melindungi dan menyayangi. Seharusnya orang-orang bisa memahami itu. Donghyuck baru 17, dan ia terbelenggu dalam rumitnya rumus orang dewasa.

Mark adalah teman dekat Johnny, yang merupakan kakak lelaki Donghyuck. Ketika Johnny membawa Donghyuck ikut bersamanya menetap di unit apartemen yang berbeda dengan orang tua mereka, sebab bila Donghyuck tinggal bersama orang tuanya ia akan selalu di tinggalkan sendirian karena pekerjaan, pula ibunya tidak menyukai itu. Maka setiap Johnny berpergian pada malam hari, ia akan membawa Donghyuck kemanapun, termasuk ketika hang out bersama teman-temannya, dan begitulah Mark serta Donghyuck bertemu.

Donghyuck jatuh pertama kalinya pada Mark, dan itu euforia yang sulit hilang. Donghyuck merasakan bagaimana dadanya terasa penuh dengan letusan bunga warna-warni, bagaimana binar mata penuh bintangnya menatap Mark tanpa henti, dan bagaimana Donghyuck melempar sabit indah itu secara alami. Johnny mengetahui bahwa adik kecilnya menyukai Mark, ia tidak mempermasalahkan itu atau memang orang dewasa tidak menganggap hal itu dengan pikiran serius, pikir Donghyuck.

Satu kali Donghyuck menyatakan perasaannya pada Mark, namun ia tidak seperti menuntut balasan. Donghyuck hanya ingin memberitahu bahwa Mark patut di cintai.

Tapi pemikiran orang dewasa tidak sesederhana yang Donghyuck punya. Mereka makhluk rumit, atau mungkin hanya Mark saja. Donghyuck tidak mempermasalahkan bagaimana Mark menanggapi perasaanya, Mark bisa mengabaikan Donghyuck bila dirinya tidak menyukai itu. Namun pria itu rumit, jalan pikirnya berbelit, mencerca Donghyuck dengan kata-kata buruk, memberitahu kenyataan pahit lalu mengguruinya. Terkadang itu buat Donghyuck sakit, dan berakhir berpaling muka.

Donghyuck lebih sering menghindari perdebatan ketika Mark memulai, ia akan mendengarkan lelaki itu lalu berjalan pergi. Dan dari semua itu ada sesuatu, sesuatu yang buat Donghyuck memaksa otaknya berpikir keras sampai berujung ia tidak bisa tidur pada malam hari, Donhyuck baru menyadari bahwa tidak satupun ucapan yang keluar dari mulut Mark adalah untuk memintanya berhenti menyukai dirinya. Mark lebih sering mengguruinya, berkata bahwa lelaki seharusnya menyukai perempuan, bahwa pria dan wanita seharusnya bersama. Donghyuck tidak memahaminya, bila Mark merasa terbebani dengan perasaan Donghyuck, seharusnya ia meminta Donghyuck untuk berhenti dan menjauhinya, tapi Mark tidak meminta itu, mereka tetap bertemu, kadang juga masih mengobrol.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Shot - MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang